bab 46. (Volleyball)

374 67 15
                                    

Pertahananmu dibalik topeng berhasil memanipulasi semua orang.
________

Leo melangkah masuk ke kantornya gontai dan menghempaskan dirinya di atas kursi kerja yang nyaman, ia mengistirahatkan kepala dan pundaknya yang pegal karena rapat yang baru ia selesaikan. Dilempar jas yang baru saja ia lepas lalu tangannya juga bergerak melonggarkan dasinya yang sedari mencekik sedikit lehernya, dua kancing atasnya ia buka dan setelah itu Leo langsung menarik napasnya menghirup oksigen dengan puas setelah merasa sesak saat rapat berlangsung. kini laki-laki itu tinggal menunggu waktu istirahat yang hanya beberapa menit lagi.

Seandainya saja Ayahnya masih hidup, ah tidak, seandainya kedua orangtuanya masih berada di dunia ini, ia tidak perlu bersusah payah mengurusi pekerjaannya, bahkan ia berpikir jika gelar sarjananya akan percuma nanti. Ia mengambil jurusan Ilmu Hukum, karena ia sangat tertarik untuk menjadi seorang Hakim. Tapi, jika cita-citanya tercapai, siapa yang mengurus perusahaan Ayahnya? Ia berharap akan ada kandidat yang berminat dan memenuhi syarat untuk menggantikan posisinya. Yang berminat pasti banyak, tetapi sulit untuk mencari yang benar-benar berkualitas.

Singkatnya, Leo sangat ingin menjadi Hakim.

Dan terkadang ia juga membayangkan jika kelak nanti ia akan bertemu seorang Wanita yang sepantaran dengannya, lalu Wanita itu berjabat sebagai Jaksa setelah itu mereka saling mencintai lalu menikah dan hidup bahagia. Ayolah, hanya karena ingin memiliki pacar seorang Jaksa, ia sampai harus menjadi Hakim. Tentu saja bukan itu alasan dia menjadi Hakim.

Tapi mengingat tentang itu, sebenarnya akhir-akhir ini ia menjadi sedikit gelisah. Leo sangat merindukan seseorang, seseorang yang dulunya sempat menjadi akrab walau hanya beberapa minggu. Ya orang itu Anita. Leo sendiri tahu perasaan seperti apa yang ia miliki pada gadis itu. Mengingat Anita sudah milik orang lain membuat dirinya semakin sadar akan posisinya sekarang. Lagi-lagi cintanya bertepuk sebelah tangan, dan mungkin Anita juga hanya menganggapnya teman biasa.

"Apa bagusnya Arka? Tampan? Aku juga bisa dibilang tampan dan bahkan aku ini seorang CEO pengusaha muda yang sukses, tampak jelas jika aku lebih baik daripada dia. Atau karena mahir bermain Piano? Kalau memang karena itu, aku juga akan belajar agar bisa bermain Piano dengan baik. Ah! Menyebalkan sekali, kenapa aku harus menyukai orang yang sudah memiliki pacar. Merepotkan!" Leo terus bergerutu sambil berputar-putar di kursi kerjanya.

Tok..tok..tok..

"Masuk!"

Seseorang itu membuka pintu dan masuk ke dalam lalu ditutupnya kembali pintu itu dengan pelan. Tampak seorang gadis yang berstatus sebagai Sekretaris CEO membawa beberapa dokumen di tangannya.

"Permisi, Pak. Ada beberapa perusahaan yang mengajukan meminta bekerja sama dengan perusahaan kita." Ucapnya seraya menyimpan semua dokumennya di meja kerja milik Leo.

Leo mengangguk pelan. "Besok akan aku putuskan."

Gadis itu mengangguk dan sedikit membungkuk. "Kalau begitu saya permisi."

"Tunggu, Sinta."

"Ada apa, Pak?"

"Aku hanya ingin minta pendapatmu." Leo mengeluarkan ponsel dari sakunya, ia mulai mengotak-atik ponselnya lalu menunjukkan poto Arka pada Sinta. "Menurutmu dia bagaimana?"

Sinta sempat terkejut dan membelalakkan matanya. Apa ini? Kenapa dia menunjukkan poto laki-laki? Apakah atasannya ini seorang Gay?

"Sinta?" Panggilnya karena ia tidak kunjung mendapat jawaban.

"I-iya,, menurutku dia tampan."

"Jika dibandingkan denganku?"

"Eh? U-uhmm..."

𝑴𝒚 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝑰𝒔 𝑨 𝑷𝒊𝒂𝒏𝒊𝒔𝒕 | 𝘃𝘀𝗼𝗼 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang