#45

707 80 15
                                    








Disini lah Lim dan Rosie, di rumah baru mereka, ya tidak terlalu besar setidaknya cukup untuk keluarga kecilnya nanti.

Lim menatap Rosie yang sedang merapikan beberapa pakaian yang mereka bawa. Seketika dia teringat Jeno, jika Lim pikir wajah Jeno mirip dengan Rosie, tapi juga dengan seseorang ntahlah dia bingung.

Lim seperti melihat cerminan seseorang jika mengingat Jeno, adik Rosie.

" Hon, aku pingin ketemu Jeno." Rosie yang sedang membereskan pakaian menoleh kearah Lim.

"Tumben, kenapa tiba tiba??" Tanya Rosie.

" Ya kangen aja, btw wajah nya Jeno menurutmu mirip sama seseorang gak sih?" Rosie terdiam, dia menatap ragu kearah Lim yang nampak berfikir.

" Hmm? ya mirip ayah lah, kan anaknya gimana sih." Rosie tertawa gugup membalas ucapan Liam.

" Iya kayanya, yaudah kamu mau di bantu??" Rosie tersenyum lalu mengangguk.

Di dalam hati Rosie, dia benar benar merasa orang paling bersalah saat ini, bahkam jika Lim tau kebenaran itu sendiri, mungkin ini karma baginya.

" Lanjut nanti ya, aku mau berduaan dulu sama kamu." Rosie menatap Lim, dan di balas senyuman oleh Lim.

"Tumben banget, kesambet apa?" Rosie tersenyum lantas memeluk tubuh Lim.

" Gapapa, emang ga boleh??"

"Iyaa boleh."

Berbeda dengan Rosie, Lim sedang berfikir jika ada sesuatu yang tidak dia ketahui, tapi dia tak ambil pusing mungkin itu hanya fikiran buruknya saja.




Di sisi lain.

" Chan, kita ga datengi Lim?? katanya dia udah nikah sama Rosie."

Chanyeol menoleh kearah wendy dan menggeleng.

"Ga usah, biarin aja." Ujar Chanyeol dingin, wendy menghela nafas lantas memijat pelan pundah Chanyeol.

" Aku kasih tau Lim aja ya, kasian dia, dia juga berhak bahagia."

" Kamu ngeyel banget! aku bilang ga usah wen! biarkan mereka bahagia kek gitu, kamu juga! aku pingin kamu juga bahagia sama aku sama anak kita, gausah mikirin orang lain." Sentak Chanyeol, sambil menatap Wendy sendu.

"Tapi, itu artinya kamu lari dari kenyataan, kamu ga kasihan sama Lim??" Chanyeol menghela nafas lalu memeluk Wendy.

" Aku kasian, aku salah sama Lim, tapi ini udah kejadian, aku juga pingin kamu bahagia Wen, udah ga usah di bahas ya." Wendy menghela nafas, lalu membalas pelukan Chanyeol.

" Tapi dia harus tau."






■■■■







*Ting

Lim terbangun dari tidurnya ketika mendengar notif dari ponselnya. Dia tersenyum menatap Rosie yang tertidur lelap diatasnya.

Mereka mengobrol terlalu lama, dan tak sadar jika tertidur.


From Wendy:

Lim, gue besok ada di Jakarta, boleh ketemu gak?? tapi jangan sama Rosie.

To Wendy

Lu sendiri kak?? apa sama Chanyeol?? udah lama kagak liat dia gua.

From Wendy:

Engga dia sibuk, cuma gue aja. Ketemuan di kafe ya, ada yang mau gue omongin.

To Wendy

Ok kak sip.


Lim menghela nafas lantas menaruh ponselnya di nakas, dia berfikir, tumben sekali Wendy ingin bicara dengannya. Dan dia tidak boleh membawa Rosie.

Ada rasa penasaran yang hinggap di pikirannya. Tapi dia coba abaikan itu.

" Hon, bangun yuk, udah sore."

" Emmmhhh" Rosie perlahan membuka kedua matanya. Lantas menatap Lim seperti seorang bayi, dan itu membuat Lim gemas.

" Ayoo banguunn, kita cari makan di luar aja." Ujar Lim sambil mencubit kedua pipi Rosie.

"Iihh, sakit hon!!!"

" Lah ayo bangun, aku laper." Rosie menatap Lim.

" Iyadeh, tunggu aku mandi dulu."

" Ga mau man-" belum sempat Lim meneruskan ucapannya tatapan tajam melayang dari Rosie.

"Hehehe, sok mandi dulu aja." Ujar Lim lantar berpura pura sibuk dengan ponselnya.

" Ntar kalo Rosie tanya gimana." Ujar Lim sambil membaca ulang pesan dari Wendy.

" HON!! TOLONG AMBILIN ANDUK YA!"

Lim mematikan ponselnya lalu bergegas mengambilkan anduk untuk Rosie.




Di sisi lain,

" Udah gila wendy bener bener gila!" Irene mengusap kasar wajahnya.

" Aduh, gimana nih gue juga bingung." Kini Irene dan Seulgi bertemu berdua, karena Irene di beritahu Wendy soal rencananya.

" Kalo kaya gini, udah gabisa lagi kita tutupin ini." Ujar Seulgi.

"Tapi lo mau Lim sampai macem macem gara gara hal kaya gini, mereka baru menikah Seul." Seulgi menghela nafasnya.

"Terus mau gimana?? gua ga mau ikut campur masalah ini cukuo gua nutupin aja." Jelas Seulgi.

" Hah, bener, gue juga bingung."




" Mau makan apa??"

"Bentar hon aku kunci pintu dulu, jangan nguyel nguyel gitu, geli." Ujar Rosie, karena Lim memeluknya dari belakang dan mengendus lehernya.

" Kamu wangi, salahin kamunya lah." Ujar Lim semakin mengeratkan pelukannya ke Rosie.

" Manja banget! udah ayo keburu malem." Ujar Rosie menghadap kearah Lim yang masih memeluknya.

" Cium, baru kita berangkat."

Rosie tertawa lantas menangkup kedua pipi Lim.

" Ehmmm."

Mendengar suara deheman, Rosie langsung melepas pelukan Lim.

"E eh, p pak RT." Lim berucap dengan cengiran di wajahnya. Sedangkan Rosie bersembunyi di balik tubuh Lim karena malu ke pergok.

" Pak Lim, selamat sore, kebetulan keluar, saya mau ngasih ini, undangan anak saya mau nikah."

"Aaahh, iya pak, terimakasih ya, saya bakal dateng sama istri nanti." Ujar Lim dengan senyumnya.

" Yaudah kalo gitu saya permisi."

" Kan!! aku malu banget!" Ujar Rosie dengan wajah cemberutnya. Lim yang gemas langsung mencium cepat bibir Rosie.

" Udah yuk berangkat, jangan cemberut gitu."

"Dasar!!"











.

.

.

.

.

.

Selamat membaca.

Jan lupa vote gaes.

semoga kalian suka.

bau bau konflik nih :)

SALAM DARI AUTHOR :)

DESTINY 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang