Keesokan harinya, Lim nampak bersiap, sedangkan Rosie masih tertidur lelap, Lim tersenyum lantas mengusap pelan kepala Rosie.
Dia sengaja tidak membangunkan istrinya itu, karena dia ingin menemui Wendy, dan kata Wendy, Lim tidak boleh membawa Rosie.
Entah kenapa, Lim juga belum tau alasannya.
" Eeuungghh." Rosie melenguh karena terganggu dengan pergerakan tangan Lim yang sejak tadi bermain dengan pipinya.
" Hon, jangan ganggu ih." Lim terkekeh lantas mencium pipi Rosie.
"Aku pergi dulu ya." Lim pun beranjak dari duduknya, namun tangannya di tahan oleh Rosie.
" Kemana??" Tanya Rosie, Lim tersenyum lantas mengusap pelan kepala Rosie.
"Mau ketemu sama bang Seulgi, titip sarapan?? atau kamu masak??"
"Aku masak aja, jangan beli di luar! ketemunya jangan lama lama!" Lim tertawa, lalu memeluk erat istrinya itu.
"Iya bawel."
///////
Disinilah Lim, di sebuah kafe untuk menemui Wendy. Mata elangnya menyusuri setiap sudut kafe untuk mencari keberadaan Wendy.
" Lim, sini." Lim tersenyum, lantas mendekat kearah Wendy yang melambai kearahnya.
" Udah lama kak??" Wendy menggeleng.
"Engga, mau kopi??" Lim menggeleng, sejak Rosie menjadi istrinya dia memang tidak diperbolehkan minum kopi.
" Oh iya kak, mau ngomong apa??" Tanya Lim heran.
"Gue mau ngomong penting disini Lim, tapi lu janji ga bahas ini ke Rosie dan hubungan lu sama dia baik baik aja! lu harus janji sama gua." Ujar Wendy serius.
" Maksud lu kak?? Rosie kenapa??" Tanya Lim bingung.
Wendy menghela nafasnya.
"Sorry gua harus bilang kek gini, ini juga demi kebaikan lu sama Rosie, yang seharusnya ga ditutupin selama 1 tahun ini. Gua tau lu bakal sakit hati setrlah denger ini. Tapi inget, Rosie sayang sama lu dan ini cuma kesalah pahaman aja!" Jelas Wendy, Lim masih menatap Wendy heran, dia bingung dengan apa yang Wendy ucap.
"Iya kak gua janji." Ujar Lim
Wendy pun mulai menceritakan kepada Lim kejadian satu tahun lalu saat hari dimana kejadian buruk menimpa Rosie dan Chanyeol.
Wendy ceritakan kejadian itu, hingga Lim yang pulang dari Papua.
Lim nampak terdiam, Wendy bisa lihat tangannya yang mengepal erat, raut wajah Lim nampak biasa saja jika dilihat. Tapi tidak tau pikirannya saat ini.
"Wow, gua bingung mau bicara apa sekarang." Ujar Lim dengan kekehannya.
" Jadi yang selama ini gua kira adiknya Rosie, anak dia sama suami lu??" Wendy mengangguk.
" Makasih kak udah ceritain ke gua, gua janji ga bakal bahas ini ke Rosie." Lim mengambil jaketnya lantas beranjak dari duduknya.
"Bukannya gue mau ngacauin rumah tangga kalian Lim, tapi gue kasian lihat suami gue yang juga ikut tertekan." Wendy bergumam, menatap sendu kepergian Lim.
Lim menaiki motornya dengan kecepatan penuh, membelah keramaian kota di pagi hari.
Hatinya hancur, perasaanya hancur, kekecewaan sangat mendalam di perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY 2 (END)
Fanfictionkelanjutan dari DESTINY " mungkin emang takdir kita kaya gini" -lim " Maafin gue lim!!" -rosie