Kini Rosie tengah terdiam, sambil menggendong Ryujin, tatapan matanya kosong, tatapan yang menyiratkan beribu kesedihan.
Rosie bersama keluarganya tengah menuju ke bandara untuk menjemput Lim yang sebentar lagi sampai.
Dengan iring iringan beberapa mobil patroli, keluarga Rosie dan Lim menuju bandara.
" Mama, mama kenapa nangis." Rosie menatap kearah Jeno, air matanya lolos begitu saja melihat wajah polos Jeno.
Kini pikirannya menuju permintaan Jeno yang ingin bertrmu Lim, walau lelaki kecil itu bukan anak kandung Lim, tetap saja, Jeno pasti ingin merasakan hangatnya pelukan dan kasih sayang seorang ayah.
" Jeno sama nenek dulu ya." Kristin berucap, Jeno mengangguk lantas duduk di pangkuan Kristin.
Kristin tau anaknya pasti sangat sedih mengetahui hal ini, dimana seharusnya anaknya bisa berbahagia, namun nyatanya, kini Rosie harus dihadapkan dengan kenyataan dan takdir bahwa suaminya sedang meregang nyawa.
¤¤¤¤¤
" Gimana tekanan jantungnya?? aman kan??" Rahmat bertanya pada dokter yang menangani Lim di pesawat.
" Detak jantungnya stabil, tapi darah terus keluar, kita sudah coba mencegah, ku harap tekanan jantungnya tidak melemah." Jelas sang dokter.
Taeyong dan Suho yang ada di dekat Lim menatap sendu temannya itu, cukup lama mereka kenal dengan Lim.
" Lu bakal nemuin istrinya nanti??" Tanya Suho.
" Iya gua harus sampein apa yang di mau." Jelas Taeyong, Suho menepuk pelan bahu Taeyong.
" Yakin yong, pasti Lim bisa lewatin ini."
3 Jam keluarga Rosie dan Lim menunggu di bandara, kini sudah larut malam tapi pesawat yang membawa Lim belum juga datang.
Rosie menangis di pelukan Dian, gadis itu menangis sesenggukan, semua yang melihat nya menatap iba.
" Rosie udah, lu harus percaya, Lim pasti selamat." Jelas June, Rosie kini duduk di dekat June, karena Dian yang tiba tiba pingsan dan kini tengah di tangani Seulgi.
" Iya kak, kak Lim pasti selamat kok." Ujar Yeji yang juga ikut menangis.
Rosie memilih bungkam, dia tidak yakin dengan ucapan Yeji dan June, entah kenapa perasaannya berkata lain.
" Mama!!" Kai berlari terburu buru mendatangi Dian yang masih pingsan di pangkuan Seulgi.
" Kak!! Lim dimana?!! dia idah dateng kan?? Lim gapapa kan??? kak Kai!!" Kai hanya diam kala Rosie bertanya sambil mengguncang tubuhnya.
Dia bingung harus berbicara apa, karena nyatanya keadaan Lim tidak baik baik saja.
" Sekarang kalian semua masuk ke mobil ya, Lim sebentar lagi bakal dibawa ke ambulan." Ujar Kai.
" Bang mama." Ujar Seulgi, Kai mengangguk.
"Bawa mama ke mobil Seul."
" Kita lihat keadaan Lim nanti di rumah sakit." Ujar Kai, Rosie menggeleng menatap Kai tajam.
" Enggak!! aku bakal tungguin Lim!!" Rosie berucap, lantas dia berlari untuk menyusul para rombongan yang kini telah stan by menjemput Lim.
"Rosie!!"
"Dek!!"
¤¤¤¤¤
Rosie berlari membelah beberapa kerumunan polisi dan tentara yang berjaga. Kai dari belakang ikut menemani Rosie, sesekali mencegah Rosie agar tidak mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY 2 (END)
Fanfictionkelanjutan dari DESTINY " mungkin emang takdir kita kaya gini" -lim " Maafin gue lim!!" -rosie