#14

533 60 1
                                    







" Rosie!!! Rosie dengerin gue!! Itu dulu!! Iya gue ngaku gue suka sama Lim tapi itu dulu" Irene berusaha ngejelasin, tapi Rosie cuma diem, adiknya itu ngehela nafas

" Gapapa kak, gue ngerti kok" ujar Rosie tersenyum manis kearah irene

" Maafin gue ya, gue udah ngelupain perasaan Kaka sama Lim" ujar Irene sesenggukan

" Iya kak gapapa, toh sekarang Lim udah sama gue, udah gak usah sedih, biarin ka seulgi tenangin diri dulu" ujar Rosie meluk Irene, Kaka nya cuma ngangguk gitu aja

" Makasih ya de, yaudah gue balik ke kamar" Rosie ngangguk, terus Irene balik ke kamarnya, setelah Irene pergi Rosie ngehela nafas, dia ambil ponselnya





///////





" Lapor kapten!! Ada penyerangan sekelompok pemberontak di pos 1 perbatasan!!"

" Kerahkan semua pasukan!!" Kai berucap tegas

" Siap kapten!!"

Kini tim yang dipimpin kau bergerak kearah pos 1 perbatasan dengan menggunakan truk yang mengangkut mereka semua, tidak lupa pakaian lengkap yang mereka gunakan

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan mereka sampai, bisa dilihat keadaan pos 1 yang sudah kacau

" Berpencar!!" Ujar kai

" Siap laksanakan!!!"

Disisi lain Rosie coba telpon Lim tapi cowoknya gak angkat, perasaanya bercampur aduk, entah apa, tapi dia ngerasain hal buruk bakal kejadian, Rosie ngehela nafas, coba ngehapus pikiran buruknya itu




///////




" Lapor!! Belum ada tand-" belum sempat eunwoo melapor, sebuah peluru melesat mengenai kaca pos hingga pecah

" Siaga!!" Ujar Lim tegas

Mereka segera memposisikan diri, Suho, lelaki itu melihat ada 5 orang bersenjata dari arah berlawanan, lelaki itu segera memberi isyarat kepada kai

" Tembak" bisik kai lirih

Hingga terjadilah gencatan senjata antara mereka

" AWAASSS!!" Kai teriak ketika salah satu peluru hampir mengenai Taeyong

" Shit!!" Kini berganti teriakan dari lim, lelaki itu terkena peluru dari musuh tepat di lengannya

" Bro, kita mundur aja!!" Ujar eunwoo menghampiri Lim

" Gak, jangan, lu urus mereka gua masih bisa bertahan" ujar Lim sambil megangin lengan kirinya

Beberapa jam kemudian, kelompok pemberontak itu berhasil di ringkus oleh kai dkk, walau Lim terluka, dia masih bisa bertahan hingga semua beres

Kini Lim telah di bawa ke camp perbatasan untuk di tangani, dan kebetulan yang menangani dahyun

" Tahan, aku coba keluarkan pelurunya" dahyun berucap dengan tatapan seriusnya

Sedangkan Lim, dia udah megangin kenceng tangan Suho buat ngurangin rasa sakit

" Sialan lu Lim!! Tangan lu lebih kekar dari gua woi!! Patah nih entar kalo lu ngegengam erat banget!!!" Suho udah teriak teriak gak jelas karena nahan sakit

" Bacot lu ho!! Tahan njrit!! Sakit nih!!" Ujar Lee tak kalah ngegas



Sedangkan disisi lain, Rosie nampak melamun di balkon rumahnya, menatap banyak bintang di langit malam, menurutnya begitu indah

Memori masa lalu tentang bagaimana Lim yang selalu mencari perhatian nya dan mengganggu nya seakan berputar kembali

Kadang dia tersenyum dengan perilakunya dulu, selalu sarkas kepada Lim, dan sekarang semua berbalik

Apa ini yang dinamakan benci jadi cinta??

Gadis itu melirik kearah ponselnya, belum ada satupun balasan dari sang kekasih, hatinya mulai khawatir, namun sebisa mungkin dia hapus pikiran negatifnya

DRETT DREETT


Suara dering ponsel menyadarkan lamunan Rosie, senyumnya mengembang saat mengetahui bahwa mama Lim yang menelpon

" Halo Rosie"

"Iya ma, ada apa??"

" Rosie, mama baru dapat kabar dari kai kakanya Lim, Lim kena tembak nak" 

Suara bergetar dari mama Dian membuat Rosie terdiam, rasa khawatir tak karuan menyerang hatinya saat ini

" Ma?!! Gimana keadaan Lim?? Baik baik aja kan?!! Dia gak papa kan?!!"

Tak sadar air mata Rosie jatuh dengan sendirinya, rasa takut akan kehilangan kini memenuhi pikirannya

" Mama juga belum tahu, kai belum kasih tau gimana kondisinya"

" Udah Rosie jangan khawatir ya, mama yakin Lim baik baik aja"

" Hiks hiks, Rosie khawatir ma, hiks hiks, apa Lim gaboleh pulang sekarang??"

" Kok nangis anak mama, mama mau ngomong sama bunda Rosie boleh??"

" Iya ma, Rosie kasih ke bunda"

Rosie berjalan dengan menangis menuju ke bundanya yang sedang berbincang dengan ayahnya

" Loh Rosie kenapa nangis??" Tanya ayah bingung

" Hiks hiks, bunda mama Dian mau bicara sama bunda" ucap Rosie sesenggukan, sambil memberi ponselnya ke bunda

" Yah tenangin Rosie dulu ya" bunda berucap lalu berjalan keluar untuk berbicara dengan mama Dian lewat telepon



" Kenapa?? Cerita sama ayah" ujar ayah Rosie, mengusap lembut kepala putri bungsu nya itu

" Hiks hiks, yah, Lim kata mama Dian dia ke tembak" ujar Rosie sesenggukan memeluk erat sang ayah

" Ketembak?!!" Irene yang kebetulan turun ikut kaget mendengar penuturan Rosie

" Duduk sini Rene" ujar sang ayah, Irene menurut lalu duduk disebelah sang ayah

" Rosie mau Lim pulang!! Gak usah ikut ikut kaya gitu, gatau bahaya masih diikutin!!" Kesal Rosie masih dengan tangisnya

" Ssstt, gak boleh gitu nak, Lim kan membela negara, jadi wajar, ayah yakin Lim baik baik aja, jangan sedih ya, kalo Rosie cinta sama Lim, harusnya kamu ngedukung" ujar ayah Rosie lembut, mengelus pelan punggung anaknya

" Udah jangan nangis, Lim gapapa kok, kata mamanya tadi yang ketembak lengannya, udah di tangani sama dokter yang disana" bunda masuk denga senyum lembutnya memandang kearah Rosie

" Beneran Bun??" Tanya Rosie menoleh kearah bunda

" Iya, udah ini, bentar lagi juga Lim hubungin kamu" wajah Rosie yang semua murung menjadi senang, dengan cepat Rosie rebut ponsel ditangan bundanya, lalu naik keatas kamar

" Rene! Kok neglamun??" Tanya ayah menatap Irene heran

" Eh gak papa kok yah" bohong jika tidak apa apa, gadis itu juga sama khawatir nya dengan Rosie

" Yaudah, tidur ya, besok ngampus kan??" Tanya bunda, Irene tersenyum lalu beranjak menuju kamarnya









.

.

.

.

.

.


Up up up

Jan lupa vote

Selamat membaca 🙌

Salam dari author ✌️

DESTINY 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang