#59

642 75 4
                                    










"Lu gapapa kan??"

" Gapapa ho, sialan hampir mati gua!!" Lim berucap dengan deru nafas kasar.

Jika saja Suho tidak mendorongnya dari belakang hingga mereka berdua tengkurap mungkin dia sudah terkapar tak bernyawa dengan beberapa luka tembak di tubuhnya.

" Lu di kasih nyawa malah ngumpat lagi! woi inget tuhan!!" Suho berucap, Lim hanya memberikan cengiran.

" Hehehe maafkan aku tuhan." Gumam Lim sambil menatap langit.

" Dah jan becanda woi, ini situasi ga terkendali." Ujar Suho lagi.

" Iya iya."

Mereka berdua pun segera berlari untuk menyusul tim mereka yang kini akan mengepung para pemberontak.






¤¤¤¤¤







"Lim bakal pulang tahun ini."

Ucapan Irene bagaikan sambaran petir bagi Rosie, gadis itu menaruh mangkok yang dia bawa lantas menatap kearah kakaknya.

" M maksudnya??" Irene menghela nafasnya.

" Iya, Lim bakal pulang, dia bakal pulang nemuin kamu sama anak anak." Jelas Irene lagi.

Seketika air mata Rosie menetes lantas memeluk erat Irene.

" Bener?? lo ga boong kan kak?? lo ga boongin gue kan??" Tanya Rosie sesenggukan, Irene mengelus pelan punggung Rosie.

" Engga dek gue beneran, mama sendiri cerita ke gue, tapi tepatnya kapan masih belum tau." Jelas Irene lagi.

Rosie tersenyum mengusap air matanya.

" Gapapa, hiks hiks, gapapa yang penting gue udah tau dia mau pulang, gue seneng banget!!!" Ujar Rosie dengan senyumnya.

Irene ikut tersenyum haru menatap adiknya, dia tau Rosie cukup tersiksa selama ini, menjalani kehidupan sendiri, mengurus anak anaknya sendiri, tentu cukup berat bagi Rosie, di tambah umurnya masih terbilang muda.

" Ma! mama nangis kenapa??" Rosie tatap Jeno, dia langsung memeluk erat anaknya.

" Papa bentar lagi pulang sayang, kamu mau ketemu papa kan??" Tanya Rosie, Jeno mengangguk semangat.

" Mau!! Jeno mau ketemu papa!!"










///////










Kembali ke Lim, kini dia tengah menyusuri hutan yang tak jauh dari pos keamanan, semua tim menyebar disana termasuk Lim.

Kini lelaki itu berjalan sendirian, mata elangnya mengamati daerah sekitar untuk memastikan musuh tidak ada di sekitarnya.

" Ganti, semua am-"

Belum sempat Lim melanjutkan ucapannya, tiba tiba pukulan kayu mendarat di punggungnya hingga membuat lelaki itu tersungkur ke tanah.

" Kita habisi dia??"

" Tentu, dia sendirian."

Lim mengerang, lantas dia berbalik, dilihatnya 4 orang mengelilinginya dengan kain menutupi mulut mereka.

" Tim, ada mas-"

Lim menghentikan ucapannya saat salah satu dari mereka mengambil walkie talkie miliknya lantas di buang jauh.

DESTINY 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang