"Hon, hon bangun ih! udah siang."
" Bentar ya, ngantuk aku nya."
Rosie menghela nafas, ketika melihat calon suaminya yang sulit dibangunkan jika sudah tidur, bahkan dia bisa menganggap Lim seperti mayat hidup saat ini.
" Aku barusan ditelfon bunda di suruh nyusul buat liat tempatnya." Rosie menggoyangkan tubuh Lim, tapi lelaki itu tidak bangun bangun, malah memeluk pinggang Rosie.
"Bener bener ya, tak tendang lo kamu!"
Hening tidak ada jawaban.
"Fix tak tendang!"
*Brak
" WOI AN- anjyaaaniii." Lim yang kaget karena di tendang hingga jatuh ke lantai ingin mengumpat, namun niatnya dia urungkan karena melihat Rosie yang menatapnya tajam.
"Apa?! mau misuh?!! coba cepet!!" Lim menggaruk tenguknya.
"E e engga kok hon, cuma mau mandi ini." Lim menggaruk tenguknya, lalu beranjak mencari baju ganti yang memang Rosie sediakan jika Lim menginap.
" Hmmm" Rosie cuma dehem, lalu duduk di depan meja rias buat siap siap.
"Hon!" Rosie menoleh kearah Lim.
"Ga mau ikut??"
"Hah?? ikut apa??"
" Ya ikut mandi."
"CEPET MANDI!!!" Lim segera menutup pintu kamar mandi saat teriakan Rosie menggelegar di kamar.
*Cklek
"Asataga dek!! lo ngapain sih teriak teriak!! gue yang lewat kaget setan!!" Rosie tersenyum melihat kakanya yang masuk.
" Sesekali kak, biar jantungnya kuat." Ujar Rosie, Irene hanya mendengus kesal.
"Kak ikut ya, gue sama Lim mau keluar, disuruh bunda tadi." Irene nampak bingung.
" Ikut lo?? dih gua jadi obat nyamuk dong!" Rosie tertawa mendengar ucapan Irene.
" Engga kak, nanti June nyusul sama ayah." Irene menghela nafas kasar.
" Yaudah iya!"
"Dih kok sewot." Rosie bergumam ketika melihat Irene yang keluar kamarnya dengan keadaan kesal, mungkin?
●●●●
Kini Rosie, Lim, dan Irene tengah berada di perjalan menyusul bunda, ke alamat yang udah di kasih tau.
"Kok pada diem diem an sih?" Tanya Lim bingung, karena biasanya kakak adik itu selalu berbicara hal random jika di dalam mobil.
" Engga, cuma capek gue." Jelas Irene, bersandar di kursi belakang.
" Hon kok diem?? laper??" Tanya Lim, Rosie menoleh, dan tersenyum.
"Kok tau sih." Lim terkekeh, dan mengacak gemas rambut Rosie.
jangan tanya keadaan Irene, dia rasanya ingin mencakar wajah 2 orang yang berani berbuat ke uwuan di depannya.
" Kak, mampir ke warung soto bentar ya, ka irene juga laper kan??" Irene cuma mengangguk, toh yang penting dia makan ada Lim yang bayar.
"Kang, soto 3 ya."
"Siap mas, ditunggu ya."
Lim pun duduk dihadapan Irene dan Rosie setelah memesan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY 2 (END)
Fanfictionkelanjutan dari DESTINY " mungkin emang takdir kita kaya gini" -lim " Maafin gue lim!!" -rosie