#54

595 68 4
                                    











Kini Lim dan Rosie tengah berada di kamar, keduanya saling diam. Rosie yang masih marah dengan Lim karena sudah mengundang Irene, dan Lim yang nampak acuh sambil menonton TV.

Rosie melirik kearah suaminya yang asik sendiri, bahkan lelaki itu tak membujuknya.

" Isshhh! hon!!" Lim menoleh kearah Rosie.

" Apa??"

" Menyebalkan!!" Rosie cubit perut Lim hingga lelaki itu mengerang kesakitan.

" Aduh hon, kamu ngapain sih??" Tanya Lim menatap Rosie heran.

" Kamu istrinya lagi marah ga dibujuk! malah sibuk sendiri!" Lim menghela nafasnya lelaki itu menarik lengan Rosie agar mendekat kearahnya.

" Iyaa maaf ya, lagian ka Irene kan jago masak, masa iya aku ngundang tetangga sebelah??" Rosie menatap Lim tajam.

" Ga gaboleh! enak aja, ntar kamu di godain lagi." Lim tersenyum.

" Nah itu tau, udah jan marah lagi." Rosie mengangguk lalu menyandarkan tubuhnya ke tubuh Lim.

" Hon, besok jalan jalan yuk, aku pingin ke pantai." Lim terdiam, lelaki itu melirik jam yang ada di dinding.

Masih ada waktu 6 jam lagi sebelum dia pergi.

Lim menghela nafasnya, memilih memeluk Rosie dari belakang untuk mengalihkan pembicaraan istrinya.

" Hon, kenapa??" Rosie bertanya heran saat Lim memeluknya erat.

" Gapapa, aku mau nempel sama kamu terus, hari ini jangan kemana mana ya." Rosie tertawa, lantas di berbalik menghadap kearah Lim.

" Iyaaa, manja banget." Ujar Rosie sambil menangkup kedua pipi Lim.

" Gapapa kan sama istri sendiri." Ujar Lim, Rosie hanya tertawa, terkadang menurutnya Lim bisa menjelma menjadi bayi besar yang manja.

" Lim."

" Hmm??" Lim menatap lembut wajah Rosie.

" Makasih ya." Ujar Rosie dengan senyum manis di wajahnya.

Lim tersenyum tipis, lantas dia usap pelan pipi istrinya ini.

" Ngapain??"

" Makasih, makasih mau maafin aku, padahal aku berkali kali nyakitin kamu." Jelas Rosie lirih, Lim terdiam menatap Rosie yang kini menunduk.

Jujur dalam hatinya dia sudah memaafkan Rosie, tapi entah kenapa ada pikirannya berkata lain. Pikirannya menyuruhnya untuk pergi meninggalkan Rosie tapi hatinya berkata untuk menetap.

Terkadang Lim merasa bersalah pada Rosie, sikap manisnya setelah kejadian itu terjadi terkadang bukan tulus dari hatinya, pikirannya menyuruh untuk berpura pura.

" Sudah jangan di bahas, kok jadi melow gini??" Lim tertawa lantas memeluk Rosie erat.

" Gini aja, kita jalan keliling komplek sambil nyapa tetangga gimana??" Bujuk Lim lagi, namun Rosie hanya menunduk.

Lim menghela nafasnya, dia beranjak dari duduknya, lantas dengan gerakan cepat menggendong Rosie, membuat istrinya memekik kaget.

" LIMARIOOO!!! kalo aku jatuh gimana?!!" Kesal Rosie, Lim hanya tertawa lantas dia kecup bibir Rosie.

" Lah kamu nunduk gitu, tak kira kesurupan." Ujar Lim, Rosie mencubit pipi Lim, membuat lelaki itu sedikit mengerang.

" Iya iya maaf, yaudah ayo kita keluar."

" Iyaaa bawel."






¤¤¤¤¤







" Pa!! papa yakin ga batalin ini??!!"

DESTINY 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang