Krisna menoleh dan tersenyum. Jam menunjukkan pukul 9 malam, namun Krisna malah datang selarut ini.
"Hey, Cia!" balas Krisna menyapanya.
"Ada perlu apa lo repot-repot kesini?" Cia duduk di sofa berhadapan dengan Krisna.
Krisna memberikan boneka monyet dan surat yang ada di dalam tasnya. Cia nampak kebingungan, ada apa Krisna memberikan itu semua pada Cia.
"Lho? Ke-kenapa l-lo kasih g-gue ini?" tanya Cia terbata-bata.
"Ini bukan dari gue, tapi dari seseorang yang nulis surat ini." Krisna memberikan surat kepada Cia.
"Ta-tapi?"
"Lo baca surat itu, baru lo paham semuanya. Gue hanya menjalankan amanah saja," tutur Krisna.
"O-oke, thx, ya," lanjut Cia pada Krisna.
"Kalo gitu gue pamit dulu, ya," ujar Krisna yang beranjak menuju motor yang ia parkir di garasi rumah Cia.
"Iya." Cia masuk ke dalam kamar dan dengan bergegas membuka isi surat tersebut.
Cia, gue mau kasih ini karena ingin membuktikan kalau gue tulus sama lo. Terserah lo mau bilang gue alay, lebay, ga jelas, ataupun kampungan. Tapi, hanya cara ini yang bisa gue lakukan buat lo. Maaf, gue suruh Krisna untuk.bantuin gue. Gue mau kita ketemuan setelah pulang sekolah di taman biasa, ya.
-Ryan
"Astaga, Ryan kenapa sampai segininya, sih," gumam Cia sambil tersenyum-senyum sendiri layaknya orang gila.
Cia akhirnya tidur dan bersiap-siap untuk besok kembali bersekolah. Keesokan harinya, sinar matahari pagi masuk menyinari mata Cia melalui jendela kamarnya.
Cia bangun dan mandi. Ia bersiap-siap dan memakai seragam. Penampilan Cia kali ini begitu berbeda.
Mungkin, biasanya rambut Cia dikuncir dua, bajunya berantakan, dan bahkan ia memakai kacamata yang bisa dibilang culun.
Namun, sekarang Cia berpenampilan seperti bidadari. Rambutnya yang panjang digerai, ia tidak memakai kacamata melainkan softlens, dan Cia memakai lipstik pada bibirnya yang kecil dan sexy.
'Itu si gadis jutek yang cupu itu?'
'Kok dia bisa cantik, sih?'
'Ah tetap saja dia buruk dimata gue.'
'Dia pake dukun kali, ya bisa cantik kaya gitu.'
Hm dasar netizen! Mengganggap dirinya maha benar dan selalu melihat seseorang melalui fisik saja.
"Ci-cia! Ini beneran lo?" Vania menatap Cia dari ujung rambut sampai ujung kakinya.
"Iya, gue lah. Masa juminten," gurau Cia sambil tersenyum.
"Parah! Kece! Teman gue cantik banget," puji Vania lagi.
"Biasa aja, kok. Gue tetap Cia yang dulu," sanggah Cia.
Saat mereka sedang berbincang, tiba-tiba Ryan datang dengan wajah melongo dan heran.
"Ini anak baru? Namamu siapa?" Ryan menyodorkan tangannya pada Cia.
"Ahaha apaan sih lo, Yan," kekeh Vania pada Ryan.
"Lho? Van? Dia siapa?" tanya Ryan lagi dengan muka yang begitu membuat semua yang ada di kelas tertawa.
"Bangun, Yan! Ini Cia, pacar gue yang cantik. Ya, 'kan, baby?" Fahri merangkul Cia dari belakang.
"C-cia?" tutur Ryan terbata-bata.
KAMU SEDANG MEMBACA
RYAN [END]
Подростковая литератураSetelah sampai, Cia didudukkan dikursi lalu diikat dengan tali. Mulutnya ditutup oleh lakban. Ya! Cia disandera oleh Fahri dan Rachel. Ternyata mereka sudah merencanakan ini semua dengan mulus tanpa menimbulkan rasa curiga. Beberapa lama kemudian, C...