Seminggu sudah berlalu, Cia hanya menunggu hasil akhir ujian. Tiba waktunya untuk free class alias kelas kosong. Setiap selesai ujian, siswa dan siswi mengikuti kegiatan classmeeting.
Ada beberapa lomba yang tersedia, seperti lomba basket, lomba futsal, lomba menari, lomba pencak silat, lomba bulutangkis, dan lomba olahraga lainnya.
"Semangat sayang!" teriak Cia menyemangati Ryan.
Ryan hanya mengedipkan sebelah matanya dan menuju lapangan dengan seragam basketnya. Begitu banyak cewek kelas lain yang menyemangati Ryan juga.
"Cia, lo ga cemburu Ryan disorakin sama banyak cewek?" tanya Vani sambil memakan keripik kaca.
"Ya, engga! Bagus dong semua dukung Ryan. Gue percaya sama Ryan," jelas Cia sambil tersenyum.
Namun, saat sedang berbincang, Ryan terjatuh dan terluka. Ryan langsung dibawa ke UKS oleh tim medis. Cia begitu terkejut melihat sang kekasih terluka dan merintih kesakitan.
"Sayang! Kamu kenapa, Yan?" tanya Cia dengan panik.
Ryan memegangi kakinya yang sedang diobati oleh tim medis. "Gapapa kok, hanya cidera sedikit."
"Aku takut kamu kenapa-kenapa," tutur Cia sambil bergelayut manja di lengan Ryan.
"Gak, Sayang." Ryan membelai rambut Cia kemudian mengecupnya.
Alhasil, tim Ryan mengalami kegagalan. Teman-temannya menghampiri Ryan dan menyalahkannya.
"Tim kita kalah! Ini semua gara-gara lo, Yan!" protes Tobi menyalahkan Ryan.
"Heh! Lo gak boleh nyalahin Ryan juga dong! Ryan 'kan sudah berusaha semampunya. Lagipula ini musibah, bro! Ryan gak mau kejadian ini terjadi!" bela Cia kemudian berdiri menghadap Tobi.
"Siapa lu? Lu cewek lemah yang gak tahu apa-apa!" ejek Tobi pada Cia.
"Cia, sudah," gumam Ryan sambil mencekal tangan Cia.
"Lo yang gak bisa apa-apa!" murka Cia pada Tobi.
PLAK!
Dengan spontan Tobi menampar Cia. Melihat kejadian itu, Ryan turun dari kasurnya dan langsung menghajar Tobi.
"Maksud lo apa anjing!"
BUGH! BUGH!
"CUKUP YAN!" Cia menegahi keduanya yang tengah berantem.
"Gue ga sengaja," tutur Tobi lagi dengan wajah yang penuh luka.
"Gue minta maaf karena gue tim kita kalah," sesal Ryan mengalah.
"Belom! Aku akan maju gantiin kamu, Sayang." Cia melangkahkan kakinya.
"Ta-tapi--"
"Ayo! Malah bengong," ucap Cia pada tim mereka.
"I-ya."
Setelah mengikuti tiga kali pertandingan, tim Ryan menang dan mendapatkan piala. Ryan begitu bangga kepada pacarnya.
"Gimana? Masih menganggap cewe itu lemah?" tanya Cia dengan bangganya.
"Iya, maaf. Yan, maafin gue," tutur Tobi sambil berjabat tangan pada Ryan.
Semua pertandingan telah usai. Semua siswa dan siswi diperbolehkan untuk pulang ke rumah, namun ada beberapa pengumuman penting. Yang pertama pembagian rapot akan diambil besok.
Setelah mendengar pengumuman, Cia dan Ryan pulang bersama. Mengukir sebuah kenangan indah karena mereka mungkin akan berpisah dan memilih jalan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
RYAN [END]
Подростковая литератураSetelah sampai, Cia didudukkan dikursi lalu diikat dengan tali. Mulutnya ditutup oleh lakban. Ya! Cia disandera oleh Fahri dan Rachel. Ternyata mereka sudah merencanakan ini semua dengan mulus tanpa menimbulkan rasa curiga. Beberapa lama kemudian, C...