"Haha! Pukul saja sesuka lo dan sepuas lo! Gue gak akan nyerah untuk Ryan!" Ujar Cia dengan yakin.
"Okey! Saatnya kita mulai drama dari Cia dan Ryan." Fahri mengambil ponsel dari saku celananya.
"Fahri! Cepat foto anak begajulan ini kirim ke Ryan!" perintah Rachel sambil menyeringai.
"Siap, Bossku!"
"Kumohon! Jangan!" Cia menunduk menghindari kamera ponsel Fahri.
Cekrek! Cekrek! Cekrek!
"Hahaha!"
Namun, di sisi lain Ryan begitu mengkhawatirkan Cia dan terus memikirkannya.
"Cia, kamu kemana, sih? Kok aku jadi khawatir gini, ya?" Ryan mondar-mandir di dalam kamar dengan cemas.
Tidak lama setelah itu, Ryan menelpon Cia. Namun, nomornya tidak aktif. Ryan tidak menyerah dan menelpon Vania, sahabat terdekat Cia.
"Halo, Van!"
"Iya, kenapa?"
"Cia udah pulang belom?"
"Lah? Dia belom ngabarin gue"
"Gue takut dia kenapa-kenapa. Masalahnya sekarang sudah mulai sore, masa makan sampai berjam-jam sih"
"Lo tenang dulu, Yan. Nanti kalo Cia chat gue kabarin lo segera"
"Oke, makasi, Van"
Tut ... Tut ... Tut
Ryan menutup telepon selulernya dan mencoba menenangkan dirinya. Namun, pikirannya terus dihantui oleh kekerasan yang selalu terjadi antara Rachel dan Cia. Di mana Cia selalu tersiksa dan di bully.
Beberapa saat kemudian, ponsel Ryan berbunyi. Pesan masuk datang dari nomor yang tidak dikenal. Saat melihat isi pesan itu, Ryan begitu kaget karena pengirim pesan itu mengirimkan foto Cia yang sedang disekap di gudang yang kotor dengan wajah Cia yang sudah babak belur.
+0877-2378-3482
KALO LO MASIH MAU LIHAT CIA HIDUP, DATANG KE BEKASI SEKARANG TANPA MEMBAWA POLISI! GUE TUNGGU LO DI SINI!
Ryan langsung mengambil jaketnya dan menghubungi Vania bahwa Cia disekap oleh seseorang yang tak dikenal. Ryan lagsung men-share lock tempat Cia berada. Vania begitu panik dan langsung pergi menghubungi polisi dan kedua orang tua Cia.
"Cia, tunggu aku di sana!" Ryan mengendarai motornya dan langsung menuju ke Bekasi dengan kecepatan tinggi dengan diliputi rasa khawatir.
Sesampainya di tempat yang di share lock oleh seseorang itu, Ryan langsung membuka pintu gudang dan melihat Cia sedang duduk terikat, dengan wajah yang begitu memprihatinkan. Sedangkan kedua manik Ryan terarah ke Rachel dan Fahri.
"Oh, jadi semua ini rekayasa kalian berdua? Yang ngechat gue siapa?!" bentak Ryan dengan suara meninggi.
"Gue, kenapa?" tantang Fahri sambil maju menghampiri Ryan.
"Oh jadi lu!"
BUGH! BUGH!
Ryan langsung menghajar Fahri. Namun, Fahri hanya tersenyum sombong dan langsung menarik Ryan dari belakang untuk mencegah Ryan menghajar dirinya.
"Haha! Sekarang lo gak bisa apa-apa Ryan!" tutur Fahri dengan sombongnya.
"Ryan ... Ryan ... Kamu itu gak bisa jauh dari aku," goda Rachel menghampiri Ryan.

KAMU SEDANG MEMBACA
RYAN [END]
Teen FictionSetelah sampai, Cia didudukkan dikursi lalu diikat dengan tali. Mulutnya ditutup oleh lakban. Ya! Cia disandera oleh Fahri dan Rachel. Ternyata mereka sudah merencanakan ini semua dengan mulus tanpa menimbulkan rasa curiga. Beberapa lama kemudian, C...