Part 28

145 10 0
                                    

Sesampainya di rumah, betapa kagetnya Cia karena rumahnya yang rame dan banyak tamu yang memakai baju bagus.

"Ini kenapa rame-rame?" tanya Cia kebingungan.

"Udah masuk saja!" perintah Vania pada Cia.

"Happy Birthday to you ...
Happy birthday to you...
Happy birthday ...
Happy birthday ...
Happy birthday, Cia"

Cia begitu terharu karena yang menyanyikan lagu itu adalah Daffa. Cia pun menghampiri, kemudian pria itu memeluknya dan mengucapkan selamat ulang tahun untuk Cia sekaligus memberikan sebuah kado.

"Terima kasih, ya, Kak," ujar Cia pada Daffa.

"Selamat ulang tahun, Sayang," tutur Risma pada Cia sambil memeluknya.

"Mama! Aku pikir mama lupa," ujar Cia sambil menangis haru.

"Enggak, Sayang. Mama dan Papa sengaja memberikan kejutan untuk kamu," jelas Risma.

"Happy birthday anak kebanggaan Papa," lanjut Ronald sambil memeluk Cia.

"Terima kasih, Papa dan Mama," sahut Cia memeluk Risma dan Ronald dengan erat.

"Hey, selamat ulang tahun, ya cantik!" ujar Yuliana pada Cia.

"Terima kasih Tante."

"Selamat ulang tahun, Cia!" seru Santoso pada Cia.

"Terima kasih, ya Om. Andai ada Ryan di sini." Cia menunduk dan menghela napas dalam-dalam.

"Yeay! Happy birthday, Cia!" seru Fahri sambil membawa kue ulang tahun untuk Cia.

"Make a wish dulu, dong," ujar  Fahri.

Cia memejamkan matanya. 'Harapku hanya satu, semoga Ryan ada di sini bersamaku, amin.' batin Cia.

Saat Cia membuka matanya, betapa terkejutnya ia melihat seorang cowok berpakaian jas, memakai topeng, dan memakai dasi kupu-kupu yang sedang berlutut di hadapannya dengan memberikan bunga mawar merah untuk Cia.

"Kiw ... Kiw..."

"Cie ... Cie ..."

Begitu banyak sorakan dari pwra tamu undangan karena adegan romantis yang terjadi.

"Kamu siapa?" tanya Cia.

Seseorang itu membuka topengnya dan ternyata dia adalah Ryan. Cia sontak langsung memeluknya dengan erat dan suasana berubah menjadi suasana haru.

"Happy birthday, Sayang," bisik Ryan di telinga Cia.

"Terima kasih, Sayang. Ka-kamu kemana saja, Yan? Aku nyariin kamu. Bertahun-tahun aku menunggu kamu, menanti keajaiban akan datang," ujar Cia dengan suara parau dan sesegukan.

"Suut! Jangan nangis, aku ke sini ingin melamar kamu." Ryan melepas pelukan Cia dan berlutut dengan memberikan sebuah cincin untuk Cia.

"Stephanie Gracia, will you marry me?"

"TERIMA! TERIMA! TERIMA!" teriak semua para tamu undangan dengan histeris.

"Hm, yes, i will." Cia tersenyum dan jari manisnya dipasangkan cincin oleh Ryan.

Sontak suasana berubah menjadi romantis dan begitu dramatis. Ryan memeluk Cia dengan erat.

"Maafkan aku sudah membuatmu menunggu lama," sesal Ryan pada Cia.

"Iya, Sayang. Yang terpenting sekarang kamu menjadi milik aku," kekeh Cia kemudian melepas pelukannya.

"Oh, iya, aku mau jujur, selama kamu gak ada di sini, aku bersama Vania, Fahri, dan Kak Daffa. Dia dalah kakak seniorku, dia yang selalu menjagaku. Maaf kalau kamu cemburu, Sayang. Tapi, aku selalu menjaga hati untuk kamu kok," jelas Cia kemudian menunduk karena takut Ryan akan memarahinya.

RYAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang