epilog

213 16 0
                                    

Pernikahan Cia dan Ryan memasuki usia 2 tahun. Cia telah dikaruniai buah hati yang sedang bermain di dalam perut Cia. Kandungan Cia menginjak 8 bulan.

"Baby-nya nendang-nendang, ya Cia?" tanya Ryan sambil mengelus perut Cia yang mulai membesar.

"Iya, Sayang." Cia duduk di sofa dengan nafas yang tidak teratur.

"Ga sabar mau lihat kamu, Nak," tutur Ryan sambil mendekatkan telinganya di perut Cia.

Saat mereka sedang bersama, tiba-tiba ponsel Ryan berbunyi.

KRING!KRING!

"Halo?"

"Halo, Bro! Gue Fahri"

"Oh, Fahri. Ada apa?"

"Gue mau undang lo sama Cia ke acara pernikahan gue dengan Vania"

"Ahaha siap, siap! Mantep banget dah!"

"Haha! Jangan lupa dateng, ya."

"Iya, pasti gue sama isteri gue dateng. Selamat, ya bro!"

"Thank you, bro!"

Tut ... Tut ... Tut ...

"Kenapa, Sayang?" tanya Cia penasaran.

"Itu si Fahri dan Vania mengundang kita untuk datang ke acara pernikahan mereka, Sayang." Ryan duduk di samping Cia sambil merangkulnya.

"Wahh! Akhirnya mereka nyusul juga," kekeh Cia pada Ryan.

"Iya."

Sebulan kemudian ...

"Selamat, ya Vania, Fahri. Akhirnya kalian nyusul juga hahhaa," ujar Cia sambil menyalami Vania dan Fahri.

"Iya, nih. Makasih, ya, Ryan dan Cia. Wah semoga dede bayi dan calon ibunya sehat, ya, amin," harap Vania pada Cia.

"Selamat, Bro!" ucap Ryan pada Fahri.

"Makasi, bro!" sahut Fahri.

Namun, saat tengah tertawa ria, tiba-tiba Cia kesakitan. Perutnya terasa keram dan mules.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Ryan panik.

"Cia, kamu kenapa? Jangan-jangan mau lahiran lagi," tebak Vania pada Ryan.

"Ahhhh! Sakit, Yan!" desah Cia kesakitan.

"Gue cabut duluan, ya mau antar Cia me rumah sakit." Ryan memapah Cia ke mobil dan langsung menuju rumah sakit.

Ternyata benar, Cia akhirnya lahiran dengan normal dan selamat. Cia dan Ryan mempunyai bayi kembar perempuan.

"Selamat, ya Ibu, bayinya kembar," jelas Dokter pada Ryan dan Cia.

"Terima kasih, Tuhan!" ujar Ryan dan Cia bersamaan.

"Terima kasih, Sayang. Kamu wanita yang kuat!" puji Ryan pada Cia yang tengah berbaring dengan infusan di tangannya.

Mereka akhirnya hidup bahagia bersama dan membesarkan kedua anak mereka.

Dari kisah ini kita bisa belajar bahwa cinta sejati memanglah ada. Hanya saja, semua belum terjadi dan pasti terjadi nanti.

Ingatlah kata-kata ini "Sendiri bukan berarti tidak ada yang peduli, namun aku butuh waktu untuk memperbaiki diri."

Janganlah kalian merasa hidup ini tidak adil, semua cowok hanya memandang fisik, bahkan merasa percintaan kalian selalu kandas di tengah jalan. Karena hakikatnya semua manusia memiliki pasangan, namun belum waktunya untuk menerima itu semua.

Kejarlah semua cita-cita, bahagiakanlah kedua orang tua. Jangan pacaran hingga melupakan orang tua dan membuat mereka terluka.

Selama masih di dunia, hiduplah dengan apa adanya dan kasihilah sesama manusia.

TAMAT.

TERIMA KASIH UNTUK KALIAN YANG SUDAH MEMBACA CERITA RYAN.

MOHON MAAF BILA BANYAK KESALAHAN KATA DAN SEE YOU AGAIN^^

Jangan lupa komen dan votenya yaa🥰🌹

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RYAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang