***
Renjun menoleh saat seseorang menyentuh pundaknya
Ia tersenyum samar lalu menggeser sedikit posisi duduknya untuk menyuruh ketiga temannya duduk di sampingnya
"Ngapain disini? Katanya sakit" ujar Jaemin
"Siapa bilang gue sakit, masa jagoan sakit"
"Jangan di tahan terus ren" ujar Jeno lembut
"Apanya yang ditahan... Gue kan gapapa" gumam Renjun pelan
Keempatnya pun hanya diam, sama sama mengelan dengan fikiran masing masing
"Sakit ya?" Tanya jaemin pelan
Hening sejenak sebelum akhirnya Renjun tersenyum sama lalu mengangguk
"Gue pernah bilang kan, luka yang gabisa di obatin pake plester itu artinya parah?" Gumam Renjun
Ketiganya pun hanya mengangguk
Renjun meraba dadanya pelan lalu meletakkan kepalanya di bahu Jeno
"Rasanya sakit banget, sampe gabisa diobatin pake plester" lirihnya pelan
Mendengarnya membuat ketiga temannya merasakan sendu yang sama
"Kalau memang bisa, gue juga pengen kalah dari sperma sperma yang lain, mending mereka aja yang lahir, gausah gue"
"Kalau gue lahir cuman buat disalahin"
"Mending gue ga lahir aja"
Jaemin mengelus punggung Renjun lembut lalu meletakkan kepalanya di bahu Renjun sedangkan Haechan meletakkan kepalanya di bahu Jeno yang masih menganggur
"Emangnya Kalo gue mati papa bisa lebih bahagia ya?" Gumam Renjun
"Kenapa sih gue ga mati aja?"
"Kenapa kalian maksa gue buat bertahan?" Tanya Renjun lemah
"Gue capek... Please jangan paksa gue lagi" lirihnya dengan nada putus asa
***
Hai hai!
Salam dari balik layar kaca
Ini kado natal buat kita semua!!
KAMU SEDANG MEMBACA
best brother [END]
FanfictionTerkadang kita membutuhkan mereka yang bernasib sama untuk menguatkan