***
Bunda tersenyum kecil sambil menyiapkan teh untuk kedua tamunya
"Sebentar ya, jaemin biasanya kalo tanggal tanggal kaya gini ziarah dulu" ujar bunda sambil berjalan menuju ruang tamu
"Jaemin?" Tanyanya kaget langsung menatap papinya
Papi tersenyum kecil lalu mengacak rambut putra semata wayangnya gemas
"Apa?"
"Jaemin masih hidup?" Tanya Haechan kaget
Bunda terkekeh gemas, ada ada saja fikirnya
"Ya masih lah! Enak aja kalo ngomong" ujar papi sambil mencubit hidung Haechan
Haechan mengerjapkan matanya bingung, jantungnya tiba tiba berdegup kencang
"Tapi.." gumamnya pelan sebelum akhirnya terhenti saat pintu terbuka
"Bun, jaemin pu..." Ujar jaemin terhenti
"Lang" lanjutnya pelan
***
Jaemin mengerjap pelan, matanya masih setia memandang Haechan sedangkan anak itu sedang sibuk memakan cookies buatan bunda Jaemin
"Titip Haechan ya, saya masih ada urusan dengan ayah jaemin" ujar papi langsung diangguki bunda
"Chan, papi ke rumah sakit sebentar ya" ujar papi langsung diacungi jempol oleh Haechan
Setelah papi Haechan pergi, bunda juga pamit untuk menyiram tanaman di luar
Menyisakan jaemin dan Haechan yang masih sama sama bingung, bedanya Haechan bingung sekaligus menikmati cookies
"Apa? Mau?" Tanya Haechan karna jaemin terus menatapnya
Jaemin menggeleng pelan, matanya masih terpaku di setiap gerak gerik Haechan
"Jangan lihatin gitu! Aku bukan hantu!" Ujar Haechan kesal
Jaemin mengerjap pelan lalu mengangguk, namun rasa penasarannya tak kunjung sembuh
Ia menarik jari telunjuknya pelan lalu diarahkan ke pipi Haechan
"Manusia" gumamnya
"Emang manusia lah! Apaansih!" Omel haechan
"Tapi, tapi aku fikir selama ini"
"Apa? Aku meninggal gitu?"
Jaemin mengangguk polos
"Sama, aku fikir kamu juga udah meninggal karna gagal jantung" ujar Haechan
Jaemin menggeleng lalu menyibakkan bajunya
"Aku udah dapat donor jantung"
Haechan mengerjap kaget melihat bekas operasi milik jaemin
Sedikit tersenyum miris mengingat bagaimana duku terpukulnya dirinya saat Jeno memutuskan mendaftarkan diri untuk menjadi pendonor bagi jaemin
Matanya memanas seketika air matanya ingin turun
"Jangan nangis!" Ujar jaemin langsung menurunkan bajunya
"Engga kok" gumam Haechan mencoba menahan tangisnya
"Kamu selama ini kemana? Kenapa ga hubungin aku?"
"Kamu juga ga hubungin aku" ujar Haechan tak mau kalah
"Tapi aku ga pernah pergi" ujar jaemin kesal
"Papi yang bawa aku ke Singapure, tempat orang tuanya, sekalian ngelanjutin bisnis keluarga disana. Papi bilang dia masih takut kalau ayah Jeno berkeliaran di Indonesia"
"Alasan apaan gitu? Seharusnya kasih kabar dong!"
"Aku juga gatau, aku fikir aku tinggal sendirian, kalian bertiga pergi" gumam Haechan sedih mengingat satu tahun belakangan ini terasa begitu berat
"Selama ini aku sedih tau! Aku selalu ngerasa kalian semua jahat ninggalin aku sendirian! Semuanya kerasa berat karna kalian ga bareng aku" dumel jaemin
Haechan mengangguk pelan, ia juga merasakan hal yang sama, ia bahkan ingin menangis mengingat bagaimana susahnya ia awal masuk sekolah di negri sebrang itu
Tak senyaman sekolahnya yang ada di Indonesia
"Kenapa kamu ga nyari aku?"
"Aku cari kamu! Tapi kamu pindah" ujar jaemin kesal
"Kenapa ga telfon aku"
"Emang nomor kamu masih sama?"
Haechan menggeleng lucu lalu terkekeh, mana mungkin nomornya tetap sama sedangkan dirinya sudah tidak tinggal di Indonesia lagi kemaren
"Tapi, kamu ziarah ketempat siapa barusan?"
"Chenle sama Jisung" ujar jaemin
Haechan hanya bisa ber"o"dia mengingat kedua adik kecil kesayangan mereka
"Mereka di kuburin di makam yang sama, katanya biar ga kesepian" ujar jaemin
Haechan mengangguk pelan
"Kesepian ga enak, aku ga suka" ujar Haechan sungguh sungguh
"Kamu bakalan balik lagi ke Singapure?"
Haechan menggeleng pelan lalu tersenyum
"Ayah bilang dia mau kasih kado besar, ternyata kadonya aku balik ke Indonesia sama ketemu kamu" ujar Haechan
Jaemin nampak kaget lalu menepuk keningnya
"Aku ga punya kado!" Ujar Jaemin kesal
"Kamu sih ga bilang kalau masih hidup!" Ujar jaemin membuat keduanya terkekeh
"Sini!" Ujar Haechan lalu merentangkan tangannya
"Kado kamu peluk aku aja" ujar Haechan
Jaemin tentu langsung menurut, ia langsung memeluk Haechan kencang
"Aaaaa kencang bangeeet" seru Haechan
Jaemin terkekeh lalu melepas pelukannya
"Lemah"
"Sombong banget mentang mentang sekarang udah ga sakit sakit lagi" sinis Haechan
"Ya jelas" ujar jaemin sambil menarik turunkan alisnya
***
Sengaja siang siang, lagian part yang ini ga bikin batal puasa kok 🥺🥺
Gaboleh marah marah tauuu!! Puasa!!Kalau kalian rame vomentnya aku makin semangat deh buat double up!!
KAMU SEDANG MEMBACA
best brother [END]
FanfictionTerkadang kita membutuhkan mereka yang bernasib sama untuk menguatkan