***
Jeno menatap bangsal anak anak dengan tatapan nanarnya
Dulu tempat ini menjadi tempat yang begitu menyenangkan baginya
Rasanya ia bisa mencharge energinya disini
Namun kakinya terasa terpaku saat kembali melihat seorang anak bernama chenle sedang di berikan CPR
Anak yang belakangan ini cukup dekat dengannya setelah kepergian Jisung
Anak yang menghiasi bangsal anak anak dengan tawanya yang begitu nyaring
Namun kali ini Jeno hanya bisa diam saat melihat garis EKG yang bergerak lurus
Tak lama tangis pun pecah membuat semua yang ada disana ikut merasakan sendu yang sama
"Jeno" panggil jaemin
Jeno menolehkan kepalanya pelan, nafasnya tercekat saat tahu jaemin ada disana
Ia buru buru mendorong jaemin menjauh dari sana karna tak ingin anak itu melihat kejadian tersebut
"Gue udah liat semuanya" ujar jaemin lirih membuat Jeno menghentikan usahanya
Jeno hanya diam
Ini pertama kalinya ia melakukan interaksi lagi dengan sahabatnya setelah ia tidak sadarkan diri kemaren
Rasanya aneh dan canggung, Jeno tidak suka, makanya ia hanya menunduk
"Makasih" ujar Jaemin
Jeno mengernyitkan dahinya lalu menatap jaemin bingung
"Makasih masih perduli sama gue" ujar jaemin dengan senyum terbaiknya
Jeno hanya diam
Tidak tahu harus bersyukur karna masih bertahan dan menyaksikan senyum terbaik yang pernah ia lihat
Atau menyesal karna terlalu memaksakan diri untuk tetap bertahan
Ia memilih membuang pandangannya saat rasanya fikirannya mulai berkelit tidak jelas
Namun matanya menangkan Renjun tengah berlari bersama papanya dan papi Haechan bersama para suster yang mendorong brankar
"Haechan" gumam Jeno tanpa sadar membuat Jaemin ikut menoleh
Mata jaemin membulat sempurna saat melihat Haechan tengah di dorong menuju UGD
Tenaga Renjun sudah hampir habis, ia tidak sanggup lagi berlari hingga akhirnya memilih berhenti di belokan sebelum ICU
Kakinya melemas membuatnya terduduk di lantai begitu saja
Air matanya yang mengalir deras sedari tadi belum bisa ia tangani sendiri
Dia benar benar ketakutan
"Renjun" panggil jaemin langsung berlari kearah Renjun
Renjun menatap Jaemin dengan mata sembabnya lalu segera memeluk laki laki itu
"Haechan... Haechan jaem Haechan" gumamnya lirih di dalam dekapan Jaemin
Jaemin tak tahu harus bagaimana, ia masih shock sama seperti Jeno yang masih terdiam di tempatnya
"Gue gabisa nolongin dia... Dia... Gue, gue gatau" racau Renjun
Dia benar benar kalut melihat haechan seperti ini
Jaemin dan Jeno pun tahu bagaimana usaha Renjun melindungi Haechan, dan
Jaemin hanya diam sambil menarik Renjun semakin dalam kedekapannya
KAMU SEDANG MEMBACA
best brother [END]
FanfictionTerkadang kita membutuhkan mereka yang bernasib sama untuk menguatkan