belum waktunya mati

8.4K 1.2K 64
                                    

***

Jeno menatap bangsal anak anak dengan tatapan nanarnya

Dulu tempat ini menjadi tempat yang begitu menyenangkan baginya

Rasanya ia bisa mencharge energinya disini

Namun kakinya terasa terpaku saat kembali melihat seorang anak bernama chenle sedang di berikan CPR

Anak yang belakangan ini cukup dekat dengannya setelah kepergian Jisung

Anak yang menghiasi bangsal anak anak dengan tawanya yang begitu nyaring

Namun kali ini Jeno hanya bisa diam saat melihat garis EKG yang bergerak lurus

Tak lama tangis pun pecah membuat semua yang ada disana ikut merasakan sendu yang sama

"Jeno" panggil jaemin

Jeno menolehkan kepalanya pelan, nafasnya tercekat saat tahu jaemin ada disana

Ia buru buru mendorong jaemin menjauh dari sana karna tak ingin anak itu melihat kejadian tersebut

"Gue udah liat semuanya" ujar jaemin lirih membuat Jeno menghentikan usahanya

Jeno hanya diam

Ini pertama kalinya ia melakukan interaksi lagi dengan sahabatnya setelah ia tidak sadarkan diri kemaren

Rasanya aneh dan canggung, Jeno tidak suka, makanya ia hanya menunduk

"Makasih" ujar Jaemin

Jeno mengernyitkan dahinya lalu menatap jaemin bingung

"Makasih masih perduli sama gue" ujar jaemin dengan senyum terbaiknya

Jeno hanya diam

Tidak tahu harus bersyukur karna masih bertahan dan menyaksikan senyum terbaik yang pernah ia lihat

Atau menyesal karna terlalu memaksakan diri untuk tetap bertahan

Ia memilih membuang pandangannya saat rasanya fikirannya mulai berkelit tidak jelas

Namun matanya menangkan Renjun tengah berlari bersama papanya dan papi Haechan bersama para suster yang mendorong brankar

"Haechan" gumam Jeno tanpa sadar membuat Jaemin ikut menoleh

Mata jaemin membulat sempurna saat melihat Haechan tengah di dorong menuju UGD

Tenaga Renjun sudah hampir habis, ia tidak sanggup lagi berlari hingga akhirnya memilih berhenti di belokan sebelum ICU

Kakinya melemas membuatnya terduduk di lantai begitu saja

Air matanya yang mengalir deras sedari tadi belum bisa ia tangani sendiri

Dia benar benar ketakutan

"Renjun" panggil jaemin langsung berlari kearah Renjun

Renjun menatap Jaemin dengan mata sembabnya lalu segera memeluk laki laki itu

"Haechan... Haechan jaem Haechan" gumamnya lirih di dalam dekapan Jaemin

Jaemin tak tahu harus bagaimana, ia masih shock sama seperti Jeno yang masih terdiam di tempatnya

"Gue gabisa nolongin dia... Dia... Gue, gue gatau" racau Renjun

Dia benar benar kalut melihat haechan seperti ini

Jaemin dan Jeno pun tahu bagaimana usaha Renjun melindungi Haechan, dan

Jaemin hanya diam sambil menarik Renjun semakin dalam kedekapannya

best brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang