maaf

7.5K 1.1K 53
                                    

***

Keesokan harinya, seperti biasa Jeno dan yang lain akan membawa jaemin ke taman hanya untuk sekedar berjemur

Bedanya hari ini Haechan sudah tidak memakai baju pasien lagi

Namun sepertinya kondisi jaemin jauh lebih buruk hari ini

Bahkan ia tak banyak berbicara sanking lemasnya

Jeno yang melihat jaemin banyak berkeringat pun berinisiatif untuk menghapus keringatnya pelan

Jaemin mengerjapkan matanya pelan sambil mengeratkan genggamannya pada tangan jeno

Ia menunduk saat haechan mendorong kursi rodanya

Jeno melirik jaemin yang sudah keringat dingin

"Kita cuman mau ketaman" ujar Jeno sambil mengelus rambut Jaemin

Jaemin menggeleng pelan lalu mendongakkan kepalanya

Wajahnya yang terlihat begitu pucat membuat Jeno langsung menyuruh Haechan menghentikan kursi rodanya

"Kenapa?" Tanya Renjun sambil berlutut di depan jaemin guna menyamakan sudut pandang mereka

Jaemin tak menjawab, hanya saja tangannya yang mencengkram kuat baju pasiennya membuat ketiganya panik

"Dadanya, sakit" gumamnya dengan nafas yang tidak beraturan

Matanya terpejam erat dan dahinya berkerut

"Ba bawa ke kamar, biar gue yang panggil dokter" ujar Renjun langsung bangkit

Haechan pun membantu menegakkan badan Jaemin sedangkan Jeno masih belum melepaskan tangannya

Mereka berlari mendorong kursi roda jaemin ke ruang rawat

Sesampainya di ruang rawat Jeno langsung menggendong jaemin dan membaringkannya di tempat tidur

Jaemin menangis menahan sakitnya

"Sakit Jen" lirihnya

"Iya... Tahan sebentar ya, Sebentar lagi dokternya datang" bisik Jeno sambil mengelus rambut Jaemin

"Gue... Gue belum mau mati" lirihnya sembari memejamkan matanya

***

"Jantung jaemin semakin lemah, kondisinya juga semakin parah, kita harus segera mendapatkan donor"

Renjun mengelus punggung Haechan yang kini tengah menunduk dalam sedangkan Haechan hanya bisa meremat tangan Jeno

"Kita bisa kehilangan dia kapan saja, bagaimana pun hasilnya kita harus terima dengan lapang dada" ujar Donghae membuat bunda jaemin semakin menangis di pelukan sang suami

Ayah jaemin hanya bisa mengulangi kata kata penguat agar istrinya bisa tabah, bagaimana pun mereka sudah tau ini akan terjadi suatu hari nanti

"Makasih buat usaha kalian semua, jaemin bisa bertahan sampe sekarang juga karna kalian" ujar ayah jaemin

"Kalau begitu kita permisi dulu, sepertinya bunda jaemin juga butuh istirahat"

Donghae dan yang lainnya mengangguk pasrah lalu membiarkan mereka pergi

Jeno menatap laki laki yang belakangan ini ia panggil Daddy itu dengan tatapan sendu sedangkan yang di tatap hanya bisa pasrah

"Sorry son, Daddy udah ngelakuin semua yang Daddy bisa" ujar Donghae sambil mengelus rambut Jeno

Jeno hanya mengangguk pasrah, padahal keadaan sudah mulai membaik perlahan tapi entah kenapa semesta kembali mempermainkan mereka

"kalian pulang aja, istirahat, nanti sore balik lagi kesini" ujar Donghae sambil mengelus rambut Jeno lembut

best brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang