need rest

9.1K 1.2K 32
                                    

***

Tepat 30 menit yang lalu dokter Donghae mengizinkan ketiganya masuk ke dalam ruang rawat Jeno dan sejak saat itu lah mereka langsung masuk tanpa bantahan

Keempatnya sama diamnya, bahkan makanan jeno yang seharusnya ia santap kini sudah berubah dingin karna terlalu lama di diamkan

Jaemin, haechan dan Renjun hanya menghela nafasnya melihat Jeno yang sedari tadi hanya diam

"Jen" panggil jaemin sambil mengelus punggung sang sahabat

Jeno tak menjawab, bahkan matanya tak mengedip sama sekali

Renjun mengalihkan pandangannya kearah langit langit sambil mengipas ngipas matanya yang terasa panas

"Makan dulu Jen" ujar Haechan sambil menyodorkan se sendok nasi kearah Jeno namun laki laki itu tak kunjung menjawab

Jeno menolehkan kepalanya kearah haechan perlahan membuat Haechan jadi deg degan sendiri

"Gue mau mati" lirih Jeno dengan suara yang benar benar kecil membuat haechan mematung di tempatnya

Tiba tiba tubuh Jeno limbung begitu saja membuat haechan spontan langsung menangkapnya

Jaemin langsung bangkit dari duduknya lalu mengambil alih tubuh Jeno sedangkan Renjun langsung mengambil piring dan sendok yang haechan pegang

"Awas awas" ujar jaemin mengusir Haechan yang masih duduk di kasur Jeno

Jaemin lalu membaringkan Jeno perlahan di kasurnya

Mata laki laki itu terpejam membuat wajahnya terlihat damai walau pucatnya tak berwarna

Entah bagaimana air mata Renjun pun lolos begitu saja namun buru buru ia hapus

Temannya

Sahabatnya

Orang yang sudah ia anggap seperti saudara kandungnya sendiri

Orang yang dulu memiliki senyum tercerah diantara mereka

Orang yang selalu tersenyum maklum terhadap semuanya

Kini bagai raga tak bernyawa

Tak ada lagi senyumnya

Tak ada lagi tawanya

Tak ada lagi binar dimatanya

Tak ada rangkulan hangat untuk mereka

Tak ada lagi suara berat namun menyejukkan yang selalu membuat orang disekitarnya merasa damai

Jeno yang sekarang bukan lah Jeno yang dulu

Mereka bersumpah

Mereka benar benar merindukan Jeno

Walau raganya masih disini

Tapi jiwanya entah kemana

***

Hampir seharian Jeno habiskan untuk memejamkan matanya dan sekarang ia bahkan sudah bosan hanya sekedar memejamkan matanya

Matanya terus terbuka tapi seluruh badannya diam

Ia hanya menatap langit langit dalam diam

Rasanya Jeno bergerak pun malas, bukan hanya nyeri yang ia rasakan di seluruh tubuhnya, ia bahkan jijik jika mengingat kenapa ia masih bisa hidup

Tak terasa air matanya pun mengalir dan isakan itu lolos dari bibir Jeno begitu saja

Tangannya terulur memeluk tubuhnya, ia menunduk dalam dan menangis pilu

best brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang