***
Sudah 2 bulan semenjak Jeno siuman, anak berkulit putih pucat itu kini sudah ikut keluarganya pindah ke jakarta
Renjun juga sudah menjalani beberapa terapi khusus untuk melatih motoriknya
Jeno berbeda dengan Renjun, anak itu sudah bisa berjalan, bahkan beberapa kali ia membantu Renjun mendorong kursi rodanya
Dan mereka bertiga senantiasa menyemangati Renjun kala anak itu sedang terapi
Bruk
Ketiganya sama sama bangkit saat Renjun terjatuh lagi namun laki laki itu menggeleng cepat dan menyuruh mereka duduk lagi
Kini ia dibantu oleh beberapa perawat yang ada disana
"Ssshhh sakit sakit sakit" aduhnya saat para perawat itu membantunya berdiri
"Aduh aduh sus, jangan di paksa berdiri, udah duduk aja" omel Haechan langsung menghampiri mereka dengan kalimat kalimat hebohnya
"Udah udah, terapinya sampe sini aja, aduuh" dumelnya
"Gamau, baru sebentar juga" tolak Renjun saat sudah duduk di kursi rodanya
"Engga engga, ntar punggungnya sakit! Malah ga bisa tidur, terus Demam, terus-"
"Haish! Iya iya! Baweel!" Ujar Renjun kesal
"Masih sakit? Mau diambilin bantal di mobil?" Ujar Jeno lembut
Walau masih setia tak mengingat masa lalunya, jati diri Jeno tetap tak bisa di sembunyikan, ia akan tetap menjadi si lembut yang perhatian sekaligus penakut disaat bersamaan
Tapi takutnya cuman sama Renjun -haechan
"Gausah, udah ga nghhh" kalimat Renjun terpotong karna ia tak bisa menahan sakitnya
"Ngeyel sih! Udah tau badan tinggal tulang sama kentut, masih aja keras kepala"
Renjun menghela nafasnya lelah lalu memejamkan matanya
"Ngomelnya bisa ntar ga? Kepala gue pusing anjing" umpat Renjun lemah
"Duuh, udah ya, istirahat dulu ya ren?" Ujar jaemin cemas sambil menghapus keringat di kening Renjun
Renjun hanya bisa mengangguk pasrah, sepertinya tekanan darahnya turun lagi
"Mau dipanggilin Daddy ngga?" Tanya Jeno
"Gausah, balik aja, gue mau tidur aja" ujar Renjun lemah
Padahal ia hanya terapi 30 menit, mungkin efek semalam ia bergadang menemani ketiganya menonton bola
"Yaudah, kita pulang" ujar Jeno
"Eh, tapi gue masih ada urusan" ujar Haechan bingung
"Gue juga harus check up" ujar jaemin
"Yaudah, biar Renjun sama aku aja" ujar Jeno
"Yakin?"
"Iya, kan ada bang winwin juga yang jemput"
"Yaudah, ayo kita anterin kedepan" ujar Jaemin
"Makasih ya suster" ujar keempatnya sebelum meninggalkan ruang terapi tersebut
***
"Inget ya Jen, harus tetap disini sampe bang winwin jemput, kalo mau pergi satu langkah aja harus kabarin kita"
Jeno mengangguk patuh saat di beri titah oleh Jaemin
"Kalo Renjun kenapa napa, atau kamu kenapa napa harus lapor, gaboleh engga"
KAMU SEDANG MEMBACA
best brother [END]
FanfictionTerkadang kita membutuhkan mereka yang bernasib sama untuk menguatkan