***
Semenjak kedatangan Haechan, dunia jaemin tak sesendu setahun belakangan
Sekarang ia punya tempat mengadu betapa rindunya dirinya kepada Renjun dan Jeno
Haechan juga, dia masih menyesali saat saat terakhirnya bersama Renjun yang kurang baik dan malah memanas manasi anak itu
Seharusnya Haechan menahan Renjun malam itu agar menemaninya tidur, sekarang haechan malah rindu tidur siang bersama Renjun dan Jeno
Seharusnya waktu itu Haechan yang memilih mengejar Renjun ke parkiran dan menggendongnya, bukan malah membiarkan Jeno yang takut gelap dan tempat sepi mencari Renjun sendirian
Haechan selaku merasa bersalah dan rindu disaat bersamaan
Bahkan di setiap sudut kota, sudut komplek bahkan sudut rumah mereka tertinggal kenangan bersama keduanya
Dan kini Haechan malah menonton kartun moomin, kartun kesukaan Renjun
Walau galak galak begitu Renjun itu punya sisi softnya tersendiri, buktinya ia masih menyukai kudanil putih aneh itu, walau anak itu masih suka marah kalau Haechan bilang itu kudanil
Haechan terkekeh walau terasa sendu, matanya masih terus terpaku di televisi itu
Mengingat bagaimana seriusnya Renjun menonton kartun itu sambil memakan cookies buatan jaemin
"Ren, nonton moominnya udah belum?" Tanya Jeno
"Belum, kenapa memangnya?" Sinis Renjun yang tidak suka diganggu
"Sebentar lagi bola nya mulai, gantian dong"
"Gamau! Pake tv di kamar Jaemin aja" ujar Renjun tak mau kalah
Jeno memanyunkan bibirnya lalu mengedarkan pandangannya mencari bantuan
"Heh! Kalo mau nonton moomin kapan aja bisa! Kita mau nonton nih!" Omel haechan yang baru saja muncul
"Ish! Jangan ganggu gue!" Ujar Renjun tak mau mendengarkan
"Lagian anak laki laki itu nontonnya bola! Bukan moomin!" Ledek Haechan
"Bodo amat, gue gabisa main bola, ntar bengek" cerocos Renjun asal
"Yaudah deh, kita nonton di kamar Jaemin aja" ujar Jeno lalu bangkit
"Ish! Iya iya sini! Nonton disini aja! Gitu aja ngambek" dumel Renjun sambil mengganti siaran tersebut dengan bibir manyunnya
Jeno tersenyum senang, memang balas dendam terbaik adalah tetap menjadi orang baik
Buktinya Renjun luluh
"Haechan?"
Haechan buru buru menghapus air matanya lalu menoleh kearah Jaemin
"Loh? Kok nangis?"
Haechan menggeleng lalu terkekeh
"Engga, kartunnya sedih"
"Sedih apaan! Mereka lagi ngerayain ulang tahun gitu!?" Ujar jaemin merasa aneh
Haechan kembali terkekeh, benar juga, bisa bisanya ia menangis saat kartun itu sedang menunjukkan adegan bahagia
Jaemin tersenyum kecil lalu mengangguk mengerti setelahnya
"Kangen Renjun ya?"
"Kangen lah, masa engga" ujar Haechan to the point
Ia tidak bisa berbohong, rasa rindunya kepada Renjun dan Jeno sudah tak terbendung lagi
Namun tiba tiba haechan teringat, ia lalu menoleh kearah Jaemin dengan mata berbinar
KAMU SEDANG MEMBACA
best brother [END]
FanfictionTerkadang kita membutuhkan mereka yang bernasib sama untuk menguatkan