SEMANGAT REN!

14K 1.4K 103
                                    

***

Haechan hanya menggeleng melihat Renjun lagi lagi dihiasi dengan bye bye fever

Salahkan anak itu yang tidak betah memakai kain basah dan winwin harus membelikannya byebyefever

"Ini pasti karna pulang pulang bajunya basah" omel winwin

Renjun mendengus sebal, semuanya galak kalau dirinya sakit, kalau satu satu sih ia berani, tapi kalo semuanya galak secara tiba tiba kan ia jadi ciut

Renjun akan kalah galak pastinya.

"Papa mana sih!" Dumelnya

Biasanya kalau sudah begini, papanya adalah tempat pelariannya, laki laki itu akan berlaku lembut dan menyembunyikan wajah Renjun di dada bidang dan harum miliknya

"Kenapa? Mau cari pembelaan pasti" ledek Jaemin

"Ish! Kalo mau marah marah skip aja deh" ujar Renjun

"Ngeyel banget ini bocah, awas aja kalo bengek gue ketawain" ledek Haechan

Renjun memutar bola matanya malas, mentang mentang sekarang sahabatnya sudah sehat sehat ia di bully terus

"Bully aja terus!" Sinisnya

"Udah udah, kasihan" lerai Jeno

"Jen Jen... Kalo Lo inget dulu Renjun sering nistain Lo! Beuuh! Gaakan Lo belain dia!"

Jeno hanya terkekeh mendengar penuturan haechan sedangkan Renjun memanyunkan bibirnya panjang

"Udah ah! Gue mau tidur! Jangan ganggu! Sana sana keluar semua!"

"Eh jangan tidur dulu, belum makan siang, belum minum obat" omel Jaemin

"Aish! Iya nanti! Tidur dulu" ujar Renjun lalu menaikkan selimutnya

"Udah, ayo kita keluar dulu, biarin Renjun istirahat" ujar Jeno

Winwin terkekeh melihat adiknya yang begitu menggemaskan itu

"Yaudah, harus tidur loh tapi" ujar winwin sambil mencium puncak kepala bocah kecil itu

Renjun hanya mengangguk lalu memejamkan matanya

Haechan dan jaemin tentu tak mau menganggu lagi kalau begitu, dan akhirnya mereka memutuskan untuk keluar saja

Dan tepat saat mereka keluar ternyata mobil papa sudah terparkir di luar

"Pah? Udah selesai urusannya?" Tanya winwin saat papanya sudah memasuki rumah

"Udah, ini papa bawain donat" ujar papa

"Yeeesss!" Seru jaemin dan Haechan semangat

"Ren mana?" Tanya papa saat sudah meletakkan bungkusan donat tersebut

"Di kamar, tidur" ujar winwin

"Dari tadi nyariin om terus, minta di peluk peluk kayanya" ujar Jeno

Papa terkekeh gemas, bahkan belum lewat 4 jam mereka berpisah rasa rindu di masing masing pihak sudah menggebu gebu

"Sisain buat Renjun ya? Ntar anaknya ngambek kalo kalian abisin"

"Siap bos!"

"Papa ke kamar ren dulu" ujar papa

"Mandi dulu pah! Ih jorok gitu mau peluk peluk ren" omel winwin

"Iya iya"

Akhirnya papa memutuskan untuk mandi dan mengganti pakaiannya

Renjun itu sensitif, apalagi soal bau, ia tidak suka di peluk kalau papanya masih bau, keturunan dari winwin katanya, padahal mereka sama sama anaknya papa

Setelah selesai membersihkan diri dan memakai minyak wangi kesukaan Renjun papa pun langsung berjalan keluar kamar menuju kamar si bungsu

Namun baru saja papa membuka pintu ia dibuat kaget saat melihat Renjun berdiri dari tempat tidurnya

"Ren!?"

Renjun menggeleng mencoba menahan papanya agar tetap di tempat

Ia menggerakkan kaki kanannya pelan bergantian dengan kaki kirinya

Walau masih pelan tapi akhirnya Renjun berhasil mendekat kearah papanya

"Nggh" eluhnya sebelum badannya hampir oleng

"Eh!?" Seru papa panik langsung menangkap badan si bungsu

"Pah..."

"Udah udah, sampe sini aja" omel papa

"Ren bisa jalan pah" racaunya

Papa tersenyum bangga lalu menggendong Renjun, ia tidak bohon, badan Renjun masih panas

"Papa lihat?" Tanya Renjun

"Iya papa lihat, papa bangga banget" ujar papa sambil menciumi pipi si bungsu di setiap sisi

"Pah, ren mau jalan lagi" racau Renjun walau matanya sudah berkedip sayu

"Besok ya jagoan? Hari ini sehat dulu"

"Tapi, renjun hebat kan lah?"

"Hebat lah, bungsu jagoan papa" ujar papa sambil menyatukan hidung mereka gemas

"Besok papa lihat Renjun jalan lagi boleh?" Tanya Renjun sambil memejamkan matanya

"Boleh dong, besok papa bantuin tunjukin ke yang lain"

"Iya, tapi mau peluk" gumam Renjun lalu memeluk tubuh yang ia rindukan beberapa jam belakangan ini

"Manja" ledek papa

"Lagi sakit papaaaa" rengek Renjun

"Iya iya, ganteeeng" ujar papa gemas

"Pinter!" Sahut Renjun membuat keduanya tertawa

***

Keesokan paginh entah bagaimana Renjun sudah sembuh, katanya sih akibat pelukan papanya

Dan pagi ini adalah pagi yang paling menegangkan sekaligus mengharukan bagi seisi rumah

"Ren ren, udah ren" ujar Donghae cemas kala melihay keponakannya mencoba berdiri dari kursi roda

Papa menahan tangan sang Abang lalu menggeleng, ia benar benar yakin anaknya bisa

Mereka semua menatap Renjun cemas saat bocah itu hampir terduduk kembali

"Its okay ren, besok juga gapapa" ujar ayah jaemin

Pokoknya yang paling cemas itu kedua dokter itu deh! Yang lain mah sedang menantikan penuh harap

Haechan sudah mengangkat tangannya di udara harap harap menangkap Renjun kalau laki laki itu oleng

"Ayo" ujar papa menyemangati

Renjun tersenyum lebar lalu melangkahkan kaki kanannya membuat Donghae menggigit jarinya

"Daddy, ih!" Ujar Jeno gemas sendidi karna daddynya parno tidak jelas

"Daddy ini khawatir tau jen!" Dumel Donghae sambil mencak mencak

"Ayo ren" sahut bunda jaemin sambil tersenyum lebar

Renjun kembali melangkah pelan membuat semua orang tersenyum

Hingga akhirnya anak itu berhasil mengambil 7 langkah secara perlahan

"Bungsu papa pinter" ujar pala langsung memeluk Renjun saat anak itu sudah berdiri di hadapannya

Renjun tersenyum senang saat sang papa menciuminya tanpa henti

Tentu hati semua orang yang ada disana menghangat, mengingat seberapa jauhnya dulu jarak mereka berdua

Rasanya melihat Renjun di peluk ayahnya jauh lebih mengharukan dari pada melihat laki laki itu berjalan

"Ren hebat kan pah?"

"Hebat dong! Bungsu papa!"

"Duh, terasingkan lagi deh" ledek winwin membuat semua terkekeh gemas







***
SPECIAL CHAP FOR RENJUN ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

best brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang