***
"Yakin mau pulang?" Tanya papi haechan cemas
Haechan hanya mengangguk pasrah, ia memasang seatbeltnya lalu duduk tenang di kursi penumpang
"Papi gapapa kok kalau kamu mau nemenin jaemin"
"Iya, ntar sore balik lagi"
Papi hanya mengangguk lalu menyalakan mobilnya
"Pi"
"Hmm?" Jawab papi yang masih fokus ke jalanan
"Papi jadi kan cerai sama mami?" Tanya Haechan tanpa ragu
Papi tak menjawab, ia hanya diam walau anaknya sudah menatapnya penuh harap
"Please..."
"Terserah kamu, papi juga bertahan cuman buat kamu, kalau emang kamu janji gabakalan ulangin hal kaya kemaren papi bakalan cerai sama mami"
"Mami jahat Pi, echan gamau papi sakit terus"
"Papi ga pernah sakit, papi sayang sama mami kamu"
"Tapi dia engga! Dia punya anak dari laki laki lain pi!" Ujar Haechan frustasi
"Itu pilihan dia Haechan"
"Pokoknya Haechan gamau tau! Kalau papi masih gamau cerai sama mami haechan bakalan-"
"Iya papi ngerti" ujar papi sambil menggenggam tangan anak semata wayangnya itu
"Apa pun asalkan echan bahagia pasti papi lakuin"
Haechan tersenyum lembut, hatinya menghangat
Seharusnya ia memang berbicara empat mata dengan papinya, bukan melakukan hal bodoh seperti kemaren
"Makasih Pi"
"Apapun buat anak papi"
Haechan mengangguk antusias lalu tersenyum senang
Namun senyumnya luntur saat melihat sebuah mobil yang terbalik di pinggir jalan
"Papi..." Gumam Haechan lemah saat mengetahui mobil siapa yang ada disana
Papi juga sama kagetnya, ia langsung menghentikan mobilnya di jalanan sepi itu
"Ren..." Gumamnya tidak percaya langsung keluar dari mobil
Haechan langsung berlari menghampiri mobil tersebut namun kakinya terasa lemah
Bruk
Badannya ambruk melihat ada dua orang di dalam mobil itu
"AAAAAKKHHH" pekik Haechan tidak percaya
Ia menutup mulutnya kaget sambil menggeleng
Air matanya keluar sangat deras tanpa bisa ia bendung
Papi langsung menghubungi pihak ambulance dan kepolisian
Tak bisa dipungkiri ia sama paniknya dengan Haechan, ia bahkan tak tahu kapan mobil itu akan meledak
Haechan merangkak perlahan lalu menyentuh kaca mobil tersebut
Badannya bergetar hebat melihat tubuh Renjun dan Jeno tergeletak di dalam mobil dengan kondisi tak karuan
Ia mencoba membuka pintu mobil tersebut namun tak membuahkan hasil
Haechan menggeleng lemah, otaknya terasa tak bekerja sekarang
"Ren... Jen..." Panggilnya lemah
Tak lama suara ambulance pun terdengar, untungnya posisi mereka masih belum terlalu jauh dari rumah sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
best brother [END]
FanfictionTerkadang kita membutuhkan mereka yang bernasib sama untuk menguatkan