***Renjun memasuki ruang rawat Haechan dengan wajah yang ia buat sedatar mungkin
Ia baru menerima kabar kalau jaemin tumbang dan ia tidak mau haechan tau
Haechan melirik Renjun dari anak matanya karna fokusnya yang sebenarnya ada di ponselnya
"Istirahat can" ujar Renjun dingin
Haechan hanya berdehem pelan namun tak melaksanakannya
Renjun menghela nafasnya lalu duduk di kursi yang tersedia disana
"Ga capek apa?"
"Bentar lagi" ujar Haechan malas
Renjun menyandarkan badannya sambil memijat tengkuknya pelan
"Lo batu banget sih"
"Gue bilang kan sebentar lagi, gausah bawel" ujar Haechan tak kalah sengit
Renjun lelah, ia lelah menasehati haechan, tapi siapapun tau, kelemahan Renjun adalah Haechan, ia benar benar tak bisa meninggalkan Haechan bahkan berhenti memikirkan nasib sahabatnya itu
Renjun mengelus dadanya berusaha sabar, sesak disana mulai terasa perlahan lahan
"Pake inhalernya, gue gabisa gendong Lo kalo tumbang" ujar Haechan tanpa mengalihkan pandangannya
Renjun menurut, ia segera memakai inhalernya namun ternyata sesaknya masih tersisa
Bukan asma, Renjun jugabtak tahu ini apa, namun sesak ia membuat matanya semakin panas hingga mengeluarkan air mata
"Chaan" lirih Renjun
Haechan tak menjawab, ia tahu Renjun menangis, tapi sekali saja ia menolehkan kepalanya kearah Renjun maka tangisnya juga akan ikut pecah
"Lo ga capek?" Tanya Renjun lemah
"Kok gue capek ya?"
Haechan mematikan ponselnya lalu meletakkannya asal diatas meja
"Istirahat sana kalo capek, gue juga mau tidur" ujar Haechan sambil mengambil posisi berbaring membelakangi Renjun
Renjun berganti meremat celananya, ia sedih, tapi Haechan tak perduli
"Gausah nangis, gue jadi gabisa tidur" ujar Haechan
Renjun menghapus air matanya, namun lucunya air mata itu kembali turun walau ia sudah memaksa untuk berhenti
"GABISA!" Pekik Renjun frustasi
Haechan mencebik sebal lalu memilih untuk duduk
"Cengeng" ledek Haechan
Renjun menatap Haechan tidak suka, namun tak membuat Haechan gentar, karna menurutnya Renjun terlalu lucu dengan wajah marah dan air mata itu
Renjun kembali mengusap air matanya yang entah kenapa semakin deras saat melihat haechan
"Gue pengen nyerah" lirih Renjun dengan air matanya yang terus mengalir
"Mau papa bilang dia bakalan berubah, mau jaemin bilang bakalan bertahan, mau semuanya maksa gue buat bertahan kenapa gue malah tambah capek" celotehnya sambil menundukkan kepalanya
"Kenapa gaada kisi kisi sih buat hari esok, kan gue jadi tau gimana nyiapin hati buat besok"
"Gue jadi harus tau tidur jam berapa kalau tau besok harinya berat"
"Gue juga bisa tau gue harus bangun jam berapa, gue juga tau harus makan seberapa banyak buat kuatin badan, gue"
Haechan menghela nafasnya lalu menatap Renjun
KAMU SEDANG MEMBACA
best brother [END]
FanfictionTerkadang kita membutuhkan mereka yang bernasib sama untuk menguatkan