dia galak

8K 1.2K 72
                                    


***

Renjun memasuki ruang rawat Haechan dengan wajah yang ia buat sedatar mungkin

Ia baru menerima kabar kalau jaemin tumbang dan ia tidak mau haechan tau

Haechan melirik Renjun dari anak matanya karna fokusnya yang sebenarnya ada di ponselnya

"Istirahat can" ujar Renjun dingin

Haechan hanya berdehem pelan namun tak melaksanakannya

Renjun menghela nafasnya lalu duduk di kursi yang tersedia disana

"Ga capek apa?"

"Bentar lagi" ujar Haechan malas

Renjun menyandarkan badannya sambil memijat tengkuknya pelan

"Lo batu banget sih"

"Gue bilang kan sebentar lagi, gausah bawel" ujar Haechan tak kalah sengit

Renjun lelah, ia lelah menasehati haechan, tapi siapapun tau, kelemahan Renjun adalah Haechan, ia benar benar tak bisa meninggalkan Haechan bahkan berhenti memikirkan nasib sahabatnya itu

Renjun mengelus dadanya berusaha sabar, sesak disana mulai terasa perlahan lahan

"Pake inhalernya, gue gabisa gendong Lo kalo tumbang" ujar Haechan tanpa mengalihkan pandangannya

Renjun menurut, ia segera memakai inhalernya namun ternyata sesaknya masih tersisa

Bukan asma, Renjun jugabtak tahu ini apa, namun sesak ia membuat matanya semakin panas hingga mengeluarkan air mata

"Chaan" lirih Renjun

Haechan tak menjawab, ia tahu Renjun menangis, tapi sekali saja ia menolehkan kepalanya kearah Renjun maka tangisnya juga akan ikut pecah

"Lo ga capek?" Tanya Renjun lemah

"Kok gue capek ya?"

Haechan mematikan ponselnya lalu meletakkannya asal diatas meja

"Istirahat sana kalo capek, gue juga mau tidur" ujar Haechan sambil mengambil posisi berbaring membelakangi Renjun

Renjun berganti meremat celananya, ia sedih, tapi Haechan tak perduli

"Gausah nangis, gue jadi gabisa tidur" ujar Haechan

Renjun menghapus air matanya, namun lucunya air mata itu kembali turun walau ia sudah memaksa untuk berhenti

"GABISA!" Pekik Renjun frustasi

Haechan mencebik sebal lalu memilih untuk duduk

"Cengeng" ledek Haechan

Renjun menatap Haechan tidak suka, namun tak membuat Haechan gentar, karna menurutnya Renjun terlalu lucu dengan wajah marah dan air mata itu

Renjun kembali mengusap air matanya yang entah kenapa semakin deras saat melihat haechan

"Gue pengen nyerah" lirih Renjun dengan air matanya yang terus mengalir

"Mau papa bilang dia bakalan berubah, mau jaemin bilang bakalan bertahan, mau semuanya maksa gue buat bertahan kenapa gue malah tambah capek" celotehnya sambil menundukkan kepalanya

"Kenapa gaada kisi kisi sih buat hari esok, kan gue jadi tau gimana nyiapin hati buat besok"

"Gue jadi harus tau tidur jam berapa kalau tau besok harinya berat"

"Gue juga bisa tau gue harus bangun jam berapa, gue juga tau harus makan seberapa banyak buat kuatin badan, gue"

Haechan menghela nafasnya lalu menatap Renjun

best brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang