berpelukan

9.6K 1.5K 166
                                    

***

"Ngapain sih?" Tanya Renjun tapi tetap ikut mengendap ngendap seperti Haechan

"Sstt, nanti ketahuan" ujar Haechan sambil menggenggam tangan Renjun

Renjun ikut mengendap ngendap bersama Haechan lalu menyembulkan kepalanya di balik dinding

"Lihat" ujar Renjun sambil menunjuk seorang anak yang duduk di ujung tangga teras rumahnya sambil memakan beberapa Bonbon

"Dia calon teman baru kita" ujar Haechan

"Buat apa?"

"Apanya yang buat apa?" Tanya Haechan

"Memangnya aku aja ga cukup?" Tanya Renjun sinis

Haechan menegakkan badannya lalu menatap Renjun jengah, ia lalu memeluk Renjun erat

"Cukup kook" ujarnya lembut lalu melepas pelukannya

"Kalo gitu ngapain ajak dia?"

"Kasihan ren, dia main sendiri terus" ujar Haechan

Renjun kembali menatap anak itu namun urung saat melihat seorang laki laki paruh baya keluar

Anak itu tampak ketakutan dan langsung menyembunyikan permennya

Tangannya di tarik paksa untuk berdiri menghadap laki laki itu

PLAK

Suara nyaring dari tamparan itu membuat Renjun langsung menarik haechan mundur

"Jahat banget papinya" ujar Haechan kesal dan langsung berjalan mendekat

"Jangan Chan" ujar Renjun sambil terus menahan Haechan

Akhirnya mereka hanya bisa menyaksikan bagaimana anak itu di pukul habis habisan di teras rumahnya sendiri

Mata Haechan memanas saat melihat anak itu terbaring tak berdaya di lantai sedangkan ayahnya pergi memasuki mobil

"Aku nangis" adu Haechan

"Jangan nangis" ujar Renjun segera menghapus air mata Haechan

"Aku bawa plester, ayo kita obatin" ujar Renjun segera menarik Haechan saat dirasa kondisi sudah aman

Haechan yang pertama membantu anak itu duduk

"Ka kalian siapa?" Tanyanya

Renjun tak menjawab, ia hanya melepaskan botol minum yang bertengger di lehernya lalu membukanya

"Minum dulu" ujar Renjun

"Aku Haechan, dia Renjun, kita calon teman kamu, nama kamu Jeno kan?" ujar Haechan yang hanya diangguki oleh Jeno

"Sakit?" Tanya Renjun

Jeno mengangguk jujur, ia tidak berbohong, rasanya punggungnya seperti akan patah

"Aku nolongin kamu karna Haechan yang minta, bukan karna aku mau" ujar Renjun sengit

"Renjun!" Kesal Haechan

"Kenapa? Kan emang bener! Ini kalo plesternya di pakein semua ke dia terus nanti kamu pake apa"

"Kan kata Abang sama temen harus berbagi!"

"Dia teman kamu! Bukan teman aku!"

"Yaudah sini aku minta plesternya" ujar Haechan

"Kenapa?"

"Pokoknya kita teman! Titik!"

***

Renjun menatap Jeno kesal, ternyata mereka satu sekolah di sekolah dasar

"Jangan dekat dekat" ujar Renjun membuat Jeno kembali memundurkan langkahnya

"Jeno, Renjun cuman bawa dua roti, kita bagi dua aja ya" ujar Haechan

"Kenapa harus di bagiin" tanya Renjun sengit

"Kita kan teman!"

"Kamu doang yang anggep kaya gitu"

Haechan menatap Renjun kesal

"Kamu cemburu ya sama Jeno?" Tanya Haechan

"Engga!" Ujar Renjun kesal

Haechan meraih tangan Renjun lalu menatap Renjun sungguh sungguh

"Jangan cemburu, kita tetap temenan kok, aku janji!" Ujar Haechan sungguh sungguh

Renjun mendengus sebal lalu menyerahkan rotinya kepada Jeno

"Jangan makan punya Haechan! Nanti dia ga kenyang!" Sinisnya membuat Jeno tersenyum

"Makasih Renjun" ujar Jeno tulus

"HAECHAN!" Panggil salah satu anak lainnya

Ketiganya menoleh

"Katanya kamu penakut ya!?" Tanya anak itu nyolot

"Engga! Siapa yang bilang!"

"Buktinya kamu takut sama suara! Hahahahaha Cemen! Masa sama suara aja takut!" Ledek anak lainnya

"Engga kok! Aku ga takut, ini kamu ngomong pake suara aku gatakut" ledek Haechan dengan wajah tengilnya

"Kalian ngapain sih! Jangan gangguin kita!" Ujar Renjun kesal

"Kita bawa petasan pop pop loh" seru mereka sambil menunjukkan petasan mini yang jika dilempar akan mengeluarkan bunyi

Haechan menatap mereka kaget

"Kalian ga boleh gangguin dia, kita kan temen" ujar Jeno polos

"Hahaha Haechan anak lemah" ujar mereka sambil melempari petasan tersebut kearah Haechan

Haechan menutup telinganya takut, ia beringsut kearah punggung Renjun

"Heh! Jangan nakal dong!" Seru Renjun

"Ngghhh" erang Haechan ketakutan

"Kalian gaboleh gangguin haech" ujar Jeno sambil mendorong salah satu dari mereka diikuti oleh Renjun

Dan akhirnya terjadilah aksi dorong mendorong membuat beberapa dari mereka terjatuh

Renjun yang kesal langsung melepas sepatunya dan melemparkannya ke kepala mereka

Jeno yang melihat jurus jitu itu pun ikut menirunya

"Kalo nakal aku pukul ya!" Seru Jeno marah

"Dasar preman! Aku laporin kalian ke guru!" Ujar anak anak itu lalu kabur

"Kamu gapapa?"

Renjun dan Jeno menoleh kearah anak yang kini sudah berjongkok di depan Haechan

Haechan mulai menangis, ia benar benar takut

"Heh! Jangan gangguin haechan!" Ujar Jeno kesal

Ia sudah kelelahan tapi kenapa mereka tidak ada habis habisnya

"Aku ga gangguin Haechan" ujar anak itu

"Chaan" panggil Renjun sambil berlutut di depan Haechan

Haechan langsung memeluk Renjun dan menangis sejadi jadinya

Ia barusan benar benar takut, mereka tidak akan mengerti bagaimana takutnya Haechan sebenarnya

Melihat mereka berpelukan anak asing itu pun merangkak mendekat

"Aku juga mau peluk" ujarnya lalu ikut berpelukan

Jeno yang berfikir bahwa itu satu satunya cara menenangkan Haechan pun hanya bisa ikut memeluk sang temannya itu

best brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang