***
"Lain kali, kalo mau mati, ajak gue, kita ke rel kereta api bareng bareng" ujar Renjun sambil mengupas mangga untuk Haechan
Haechan hanya diam, lucu sih, tapi ia sedang tidak mood bercanda
Jeno yang duduk di samping ranjang Haechan pun hanya bisa menatap Haechan sambil menggoyang goyangkan kakinya yang menggantung di udara
"Nih" ujar Renjun sambil memberikan potongan mangga tersebut kepada Jeno
Jeno pun menerimanya lalu menyantapnya tanpa memutuskan pandangannya dari Haechan
"Makan" ujar Renjun sambil menyodorkan garpu yang sudah ia tusuk mangga
"Engga"
"Heh! Ini makanan enak! Sehat lagi!" Ujar Renjun
Haechan mencebik sebal lalu menatap Renjun nyalang
"Lo nyari ribut ya!?" Seru Haechan emosi
Sedari tadi kepalanya mau pecah mendengar ocehan Renjun
Sejak kejadian semalam tak sedetik pun mereka biarkan Haechan sendirian
Bahkan waktu Haechan tidur Renjun tetap ada disisinya menemaninya sedangkan jaemin harus berada di kamar Jeno karna takut anak itu melakukan hal yang sama
"Tinggal makan doang, udah gue kupas, udah gue potong, kurang enak apa lagi idup Lo?" Ujar Renjun gemas
"Berisik" ketus Haechan lalu membalikkan badannya memunggungi ketiga sahabatnya itu
Renjun pun menghela nafasnya lalu memberikan mangga tersebut kepada Jeno
"Makan, biar cepat sehat" ujar Renjun pada akhirnya
Jeno pun hanya menurut lalu melirik kearah jaemin
"Mau?" Tanya Jeno
Jaemin hanya menggeleng, selera makannya hilang, kepalanya pusing dan badannya lemas karna belakangan ini ia kurang tidur
"Makan jaem, jangan sampe ikutan sakit juga"
"Lagi ga pengen" ujar jaemin pelan
Ia sedang berusaha meredakan nyeri yang begitu menyiksa di bagian dadanya
"Jen, balik ke kamar yuk" ajak Jaemin pada akhirnya
Ia tidak ingin memperkeruh suasana di ruang rawat Haechan
Jeno pun mengangguk lalu turun dari atas ranjang Haechan
"Aku balik dulu ya" ujar Jeno walau tak ditanggapi oleh Haechan sama sekali
Jeno pun berjalan lebih dulu sedangkan jaemin masih berdiri perlahan lahan menyusul Jeno
Renjun yang tak menyadari ada yang aneh dari Jaemin pun hanya bersikap biasa saja
Sedangkan di luar Jeno sudah mematung saat tak sengaja bertemu ayah jaemin dan dokter Donghae
Karna Jeno yang berhenti akhirnya jaemin pun akhirnya ikut berhenti di belakangnya
"Kenapa?" Tanya Jaemin pelan
Ia menautkan alisnya saat tiba tiba dokter Donghae memeluk jeno dengan begitu erat
Jaemin menatap ayahnya bingung meminta penjelasan namun yang ia dapat hanyalah sinyal untuk diam
"Jeno... Ini Daddy" lirih Donghae sambil memeluk Jeno kuat
Jeno menatap ayah jaemin dengan tatapan yang sulit di mengerti
Ayah jaemin hanya mengangguk sebagai sinyal agar Jeno membalas pelukan Donghae
KAMU SEDANG MEMBACA
best brother [END]
FanfictionTerkadang kita membutuhkan mereka yang bernasib sama untuk menguatkan