***
Haechan dan jaemin hanya diam sambil memandangi wajah pucat milik Renjun
Rahangnya seakan mengecil, pipi gembulnya pun hilang, ia juga tak banyak bergerak dan berbicara
"Aku fikir kalian..." Gumam Renjun sambil menunduk
Haechan terkekeh kecil lalu menggeleng
"Kita juga mikir gitu"
Renjun sedikit mengangguk mengerti, setelah ini ia akan mengomel panjang lebar kepada papa dan abangnya karna merahasiakan kabar kedua sahabatnya
"Ini?" Gumam jaemin sambil menyentuh kaki Renjun
Renjun menggeleng lemah
"Dokter bilang kecelakaannya fatal, tapi masih bisa sembuh pake terapi" jelas Renjun
"Udah setahun aku terapi, tapi gaada hasil" gumam Renjun sendu
Haechan tersenyum miris lalu mengelus bahu Renjun
"Setidaknya kamu masih hidup"
Renjun terkekeh kecil lalu melipat tangannya di depan dada
"Pake lo gue haechan!" Tegasnya membuat ketiganya terkekeh
"Ish!" Dengus Haechan sebal
"Selama ini kamu kemana?" Tanya Jaemin
"Gatau, gue bangun bangun udah di german"
"Seru tuh, besok bangun ke Belanda ga?" Ujar Haechan sambil menarik turunkan alisnya
"Ga lucu bangsat"
"Masih lancar aja bahasa Indonesianya" ujar Haechan
"Lo masih lancar aja nyebelin nya"
"Udah udah! Setahun ga ketemu bukan makin baik malah makin ribut" omel Jaemin membuat keduanya hanya diam
"Aku kangen tau" ujar jaemin gemas
Renjun tersenyum kikuk lalu menggaruk tengkuknya
"Iya, sama" ujar Renjun lalu merentangkan tangannya
Jaemin tak ambil pusing, ia juga malas memancing perdebatan seperti haechan
Makanya ia langsung memeluk Renjun erat
Renjun tak kalah erat memeluk jaemin, ini yang ia butuhkan selama ini
Rindunya terasa terbayar begitu cepat, ia memejamkan matanya saat tak terasa air matanya mengalir
"Ssssttt" gumam Haechan sambil mengelus punggung Renjun
"Aku gatau gimana kalo kalian benar benar pergi" gumam Renjun
Jaemin menggeleng pelan sambil mengelus punggung Renjun seperti yang Haechan lakukan
"Aku gamau sendirian lagi" lirihnya
"Iya, kita gabakalan ninggalin kamu" ujar Jaemin
"Eh kenapa kenapa?" Tanya Haechan panik saat melihat Renjun sedikit kesulitan bernafas
Jaemin pun langsung melepaskan pelukannya dan menatap Renjun panik
"Tuh kan! Makanya jangan nangis, jadi bengek"
PLAK
***
Haechan mendengus sebal sambil mengelus lengannya, pukulan Renjun tadi masih terasa begitu pedas dan menyisakan bekas kemerahan
"Galak!" Ujar Haechan
"Bodo amat!" Sinis Renjun
"Berantem mulu! Heran!" Omel winwin
KAMU SEDANG MEMBACA
best brother [END]
FanfictionTerkadang kita membutuhkan mereka yang bernasib sama untuk menguatkan