Menyadari

288 35 6
                                    

Uhuyyyyy, balik lagi nih author.
Excited banget deh aku,mau bikin kalian greget sih 😜
Happy New Year 🎇🎆
Maap ya, telat ngucapin 😗🎆
Jangan lupa votement
Happy reading





Ken masih kekeuh untuk menanyakan keberadaan Rora ke Aksa. Ia belum tenang jika belum mengetahui keberadaan dan keadaan Rora. Sudah kesekian kalinya, ia di tolak mentah mentah oleh Aksa. Aksa selalu menghindar jika bertemu dengan Ken. Ken, dia masih meragukan dugaanya kali ini. Ia tidak ingin terlalu percaya diri. Ken ingin memastikan langsung apakah dugaannya benar.

“please sa. Gue capek kalo lo diemin gini. Gue Cuma nanya Rora kemana? Dan kenapa jadi lo yang marah sama gue. emang gue ada salah sama lo? Kalo ada ngomong jangan kaya bocah, ngambekan ngga jelas” kata Ken dengan nada frustasi. Ia menyugar rambutnya dan menjatuhkan dirinya di bangku.

“kalian sebenernya kenapa? Kalo ada masalah di selesaiin. Kalian udah gede, bukan ABG Kemarin sore. Udah ngga pantes ngambek ngambek kan kaya gini” sambar Bryan yang menatap ke dua sahabatnya. Ia tidak habis fikir dengan jalan pikiran mereka.

Aksa mendengus sinis.

“ lo sama gue udah kenal berapa lama? Udah deket sama Rora berapa hari, gue tanya? Ngga Cuma sehari 2 hari kan? lo udah deket lama sama gue dan Rora. Dan lo, gue ngga habis pikir. Otak lo taruh mana? Ngga bisa mikir, selama ini lo deket sama adek gue yang notabene cewek dan lo kasih perhatian lebih ke dia. Harusnya lo mikir, kalo lo ngelakuin itu semua ke seorang cewek bakal ada akibatnya. Dan dengan tiba tiba dan bangganya lo upload foto pas lo tunangan, itupun kita sahabat lo ngga tau. Lo bisa bayangin sendiri lah, gimana perasaan cewek yang lo kasih harapan palsu. Kalo aja, awalnya lo bilang udah ada tunangan. Ngga mungkin Rora jatuh terlalu dalam sama perasaannya. Dan sekarang akibatnya, ngga Cuma sakit hati yang di dapat.” Jelas Aksa panjang, ia hanya melirik sesekali ke arah Ken yang mendengar ucapan Aksa. Ken masih shock dengan apa yang di katakan Aksa.

“jadi maksud lo Rora..” ucap Ken lirih menatap sendu ke arah Aksa.

“iya, kurang jelas gimana lagi. Dia suka sama lo. Cowok pertama yang di suka dan malah buat luka. Salut gue sama lo. Gue berterima kasih sama lo, karena udah nyakitin adik gue. dan gue bersyukur setelah ini Rora ngga bakalan mudah jatuh cinta sama cowok kaya lo. Terima kasih telah memberi Rora pelajaran hidup yang berarti. Gue minta sama lo, ngga usah cari dan hubungin Rora lagi”

Aksa pergi meninggalkan kedua sahabatnya di kelas. Ia akan terus terpancing emosi jika berdekatan dengan Ken. Lebih baik ia menenangkan pikiran sebelum semuanya kacau.

“ lo harus bisa ambil hikmah dari masalah lo ini. Gue tau, lo ngga sengaja atau ya emang lo nganggep Rora kaya adik lo. Makanya lo perhatian sama dia dan akhirnya dia malah salah mengartikan perhatian lo. Mending lo ikutin saran Aksa “ kata Bryan menepuk pundak Ken.

“gue? harus jauhin Rora. Ngga mungkin, gue belum minta maaf sama dia bry.”

“ya, lo mau minta maaf gimana? Orang Rora aja ngga ada, dia pergi kemana , lo juga ngga tau”

Ken membenarkan ucapan Bryan, ia juga bingung jika harus meminta maaf. Semua sosmednya di blockir Rora. Satu satunya orang yang bisa ia mintai tolong malah menolaknya juga.

---------------

Aksa berjalan gontai di sepanjang koridor kampus. Ia masih kesal dengan tingkah Ken yang sok tidak tau tentang perasaan Rora. Ingin rasanya ia memukul Ken menyalurkan rasa marahnya. Namun ia urungkan ketika mengingat ucapan Agatha.

Siblings (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang