Who?

229 31 10
                                    

Jangan lupa votement sayang sayangku 😘
Happy reading 😊



4 tahun kemudian

Waktu berjalan sangat cepat, tak terasa sudah hampir 5 tahun Aksa dan Agatha menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih. Mengalami suka dan duka bersama sama. Bekerja dari nol sampai sukses, ralat hanya Agatha yang dari nol. Sedangkan Aksa, ia sudah mewarisi perusahaan ayahnnya.

Saatnya mereka melangkah ke jenjang yang lebih serius, ya. jenjang pernikahan. Impian sejuta umat manusia, ibadah seumur hidup dan satu kali dalam hidup. Mereka menyiapkan tahap awal prosesi, yaitu tunangan sekaligus lamaran. Banyak sekali perbedaan pendapat keduanya.
“ih, aku mau nya tuh yang ini. bagusan ini tau” kata Agatha menunjukkan cincin dengan berlian berkilau.

“astaga sayang. Masa iya aku pake yang kaya gitu, itu berliannya gede banget.” Elak Aksa, ia masih enggan mencoba cincin yang di pegang Agatha.

“coba dulu lah, siapa tau suka. Sini cepet jarinya.” Ucap Agatha sambil memaksa menarik jari Aksa.  Aksa pasrah dengan tindakan sang kekasih. Ia melihat malas ketika Agatha berbahagia dengan terpasangkannya cincin tersebut.

“tuh kan bagus. Fiks ini”

“yang lain deh. Jangan gede gede berliannya. Iya atau ngga sama sekali.”

🐣🐣🐣🐣🐣🐣🐣

Keneth masih asyik berkutat dengan laptop kesayangannya, jari jarinya menari nari di atas keyboard. Sesekali ia meneliti hasil karyanya, waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 siang. Ia bahkan belum mengistirahatkan tubuhnya.

Merenggangkan otot dan bersandar di kursi kebesarannya. Tangannya terulur di meja untuk mengambil ponsel hitam miliknya. Membalas satu persatu pesan yang masuk.

ke ruang Aksa kali ya, ngajak makan siang bareng’ batin Ken sambil mengetikkan pesan ke Aksa kemudian berjalan menuju lift untuk pergi keruangan sahabatnya.

Hei saudara saudara. Jangan kau pikir Ken sudah move on ya, dia masih enggan membuka hatinya. Masih stuck dengan hati yang sama, dengan wanita yang sama dan dengan nama yang sama. Entahlah, teman temannya sudah banyak mengenalkannya ke wanita wanita cantik. Tapi, selalu saja Ken tidak tertarik. Jangan kau pikir Ken Homo ya. enak aja, mamas ganteng kaya Ken masa iya homo. Wkwkwk

Ting

Suara lift berdenting, pintu lift pun terbuka. Ia melangkahkan kakinya menuju ruang Aksa yang tidak jauh dari lift. Ia melihat seorang wanita yang keluar dari ruang Aksa, Ken memperhatikan hal tersebut.

Seperti familiar, namun entah. Dimana ia pernah bertemu dengan sang wanita. Apa lagi ia hanya melihat belakangnya, karena posisinya berjalan di belakang wanita tersebut. Namun, ketika sang wanita menoleh kesamping, Ken seperti mengenalinya.

Deg







Rora’ pekik Ken dalam hati. Satu nama yang terlintas di benaknya.

Ia berhenti melangkah, menatap lurus kedepan ke arah sang wanita. Otaknya seketika blank, ia tidak bisa memikirkan sesuatu. Hanya mampu melamun sambil menatap kedepan.

Seketika ia menyadari sesuatu, itu Rora. Rora yang ia cari selama ini, Rora yang selalu mengisi hati dan pikirannya.

“ RORA “ Pekik Ken melangkahkan kakinya menuju kedepan.

Langkahnya tak mampu mengimbangi jalannya Rora, ia sudah masuk ke dalam lift yang di ujung. Ia meneriaki nama Rora, tapi yang disebut pasti tidak akan dengar.

Siblings (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang