Mall

239 31 10
                                    

Selamat pagiii readers kuu💥
Jangan lupa votementnya 😘
Yang cuma baca, boleh kali pencet bintang. Pelit amat deh:'
Happy reading 😍



  Tak terasa 1 tahun terlewati. Tidak ada yang berubah sedikitpun. Masih sama dengan 1 tahun lalu. Yang membedakan hanya sekarang Aksa yang sudah memasuki semester 6 dan di sibukkan dengan magangnya, sedangkan rora sudah menempuh UN 2 minggu lalu. Jadilah sekarang ia menjadi pengacara (Pengangguran Banyak Acara).

Bagaimana tidak, ajakan temannya untuk sekedar hang out atau ngopi cantik selalu ia iyakan. Belum lagi ia di ajak nongki juga oleh kakaknya. Jadilah ia sangat sibuk dengan teman2nya.

“agenda kemana ra?” Tanya Aksa yang sibuk menuangkan air ke gelasnya.

“biasalah kak, ngopi2 cantik sama orang cantik juga.” Celetuk Rora menaik turunkan alisnya.

“ngopi mulu kerjaannya, sono cari kampus kek atau apa gitu. Malah keluyuran mulu.” Omel Aksa tidak terima.

“yee dulu kak Aksa aja juga ngejongkrok di rumah mulu. Mending aku lah masih keluar2. Ya ngga bun?” protes Rora tidak terima. Ia meminta pembelaan dari sang bunda.

“sama aja, ngga ada yang mending. Satunya dirumah mabar terus, satunya ngopi keluar terus. Sama2 ngabisin duid kalian tuh.” Sahut Icha tegas tanpa menoleh ke arah anak2nya.

“ yallah bun, itukan uang jajan Rora juga.” Bela Rora tidak terima dengan ucapan Icha.

“iya nih bun” sahut Aksa ikut tidak terima.

“sama aja kalian tuh” sahut sang ayah yang sudah rapi dengan kemeja navynya dang menjijing tas kerjanya.

“iiihh ayah bunda gitu amat sih.” Rengek Rora dengan nada manjanya.

“mulai deh” sahut Aksa memutar bola matanya malas.

Rora hanya mencebikkan bibirnya kesal mendengar ucapan sang kakak. Selalu saja ia merusak suasana paginya. Kalau bukan kakak, udah Rora jitak kali ya.

-------

Sekolah Musik internasional,15.30 WIB
Matahari mulai terbenam di arah barat, cuaca mulai sedikit redup yang akan berganti dengan malam hari.

Aksa yang baru saja menyelesaikan les pada bocah berusia 12 tahun bergegas mengemasi tasnya untuk segera pulang. Ya, Aksa sekarang sedang magang  di sebuah sekolah music yang cukup terkenal di jakarta. Jam magangnya pun fleksibel, karena ia hanya membantu mengajar saat ada jam saja. Sudah sekitar 1 bulan ia magang di sekolah ini, itu artinya tinggal 2 bulan lagi ia magang.

“mas rangga gue cabut dulu ya” pamit Aksa kepada staf sekolah yang masih berkutat dengan komputer di depannya.

“iya tiati lo sa” sahut rangga senior Aksa sambil mendongakkan kepalanya.

Aksa bergegas turun dari gedung berlantai 3 itu. Ia menuju tempat khusus parkir staf dan karyawan pengajar di sekolah ini. Memakai helm dan menstater motornya untuk bisa membelah ibu kota ini. Macet, satu kata yang bisa mendefiniskan keadaan sore ini.

Siblings (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang