Modus?!

462 40 2
                                    

Jangan lupa votement yaa
Masih nunggu 10vote sm 5 comment dongs:(







Suasana riuh di pagi hari mewarnai  kediaman kevin dan icha. Bagaimana tida, Rora akan pergi Outbond ke puncak belum menyiapkan barang yang akan di bawanya.

Ketika di tanya ia lupa dan ketiduran semalaman. Jadilah seperti ini keadaan pagi, semua turun tangan membantu menyiapkan keperluan Rora.

“sumpah ya ra, kamu ngrepotin banget. Harusnya tuh kakak masih enak2 an tidur, ketemu bidadari surga kakak. Eh malah suruh packing gini.” Gerutu Aksa tiada henti ketika dia di bangunnkan tadi.

“ngga ikhlas banget sih bantuinnya. Ntar ketemu bidadari terus di bawa ketempatnya,tau rasa kau kak.” Sahut Rora melipat baju nya.

“Ra, bunda sama ayah udah nyiapin bekel kamu di bawah ya.”ucap icha di ambang pintu.

“makasii bunda tersayangkuu, suka deh jadinya.” Kata Rora terkekeh.

“nanti minta di anterin kak Aksa ya, ayah udah berangkat. Ada meeting pagi katanya.” Ujar icha membenahi pakaian yang tergeletak di karpet.

“haduhh, bun. Aksa masih pengen tidur, tadi malam begadang sampe malem tau. Ya bun, bunda cantik deh. Masa iya biarin anak gantengnya ini ngantuk di jalan, kalo terjadi sesua..”

“ngga bakal. Doa kamu jelek banget sih sa. Bunda doain kamu sama Rora selamat sampe tujuan. “ sahut Icha memotong ucapan Aksa sedangkan Rora tertawa melihat interaksi kakak dan bundanya tersebut.

“ini lagi, outbond Cuma sehari bawaannya udah kek mau nginep berhari2 gini. Kurang kerjaan banget sih ra” ujar Aksa melirik sang adik yang berhenti tertawa.

“namanya juga cewek kak, kaya ngga tau aja sih.”

Setelah keributan di pagi hari ini, akhirnya Rora berangkat di antar sang kakak. Walaupun Aksa selalu menggerutu tidak jelas, namun di abaikan oleh Rora. Ketika sampai di sekolah Rora sudah terlihat ramai teman2 Rora yang berada di sekolah. Membawa ransel sama seperti Rora. Bus juga sudah datang, sepertinya hanya tingal menunggu murid2 yang belum datang.

“makasii kakak kuu, hati2 di jalan yaa. Minum kopi dulu mampir mini market.” Ucap Rora mengulurkan helm nya kepada Aksa.

“eittsss, jangan pake buka helm. Bisa heboh kalo buka helm” cegah Rora ketika sang kakak ingin membuka helmnya. Aksa mengernyitkan keningnya, bingung.

“tau sendiri, cewek2 sini kalo liat kak Aksa matanya kaya mau keluar gitu. Udah deh ngga usah tebar pesona, masih pada bocah. Sana pergi. Makasii kak Aksa” ucapan Rora membuat Aksa melotot seketika, bisa2 nyaia di usir adiknya setelah mangantarkannya.

“untung adek gue, kalo engga udah akuu cekek kali.” Batin Aksa sebal. Ia pun melajukan motornya untuk kembali kerumah.

Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang, ingin menikmati  suasana di pagi hari. Biasanya ketika berangkat ke kampus, ia tidak bisa menikmati seperti ini. Hanya mengejar waktu agar cepat sampai kampusnya.

Matanya tak bisa di ajak bekerja sama, ia membelokkan motor kesayangannya menuju mini market yang sudah buka. Bergegas berjalan ke arah masuk dan tujuannya saat ini adalah mesin pendingin minuman. Ia mengambil sebotol kopi instan, berjalan menyusuri rak cemilan dan ingin membeli sesuatu.

Saat ia melihat2 cemilan yang banyak di depannya, mata Aksa tertuju mengarah seorang perempuan yang tengah mengambil beberapa mi instan dan bumbu masakan instan juga.

“Agatha?” pekik Aksa heboh. Agatha yang merasa namanya terpanggil menoleh kesisi kanannya, dan didapati seorang Aksa yang tersenyum lebar. Agatha mengernyitkan keningnya.

Siblings (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang