Thirthy Nine

193 16 0
                                    

Saat sedang makan, tiba-tiba datanglah Candra dan kawan-kawan.

"Via! Kamu ngapain ke sini? Kan kamu harus istirahat." Tegur Candra.

"Males di rumah terus."

"Itu anak siapa Vi?" Tanya Aska.

"Mereka anak yatim piatu. Kebetulan bi Siti itu kan nggak bisa punya anak. Dan beliau sangat ingin mempunyai anak. Jadi gue bakal bawa mereka ke bi Siti." Jelas Via. Mereka pun mengangguk-angguk salut terhadap Via.

"Oh iya Vi, gue denger-denger lo tadi bantu mereka jualan tissue?" Tanya Erix.

"Tau dari mana?"

"Tadi gue denger trio lampir gosip." Jawabnya diangguki Via.

"Iya gue bantuin mereka tadi."

"Salut sih gue sama lo. Ternyata masih ada orang kayak lo di dunia ini. Kirain dah musnah." Salut Alvin.

"Pacar siapa dulu dong!" Kata Candra bangga.

"Yaudahlah gue mau pulang. Bye!"

"Kamu pulang naik apa Vi?"

"Taksi."

"Aku anter aja ya." Tawar Candra.

"Emang kamu free?"

"Aku selalu free untukmu." Kata Candra membuat mereka semua jijik.

"Yaudah yuk cepetan, takutnya hujan."

"Kan pakai mobil."

"Bodo amat."

Mereka pun pulang ke rumah Via dengan diantar Candra.

"Makasih Ndra udah mau nganter kita. Mau masuk dulu?"

"Iya sama-sama. Kayaknya enggak deh takutnya kejebak hujan."

"Yaudah hati-hati di jalan."

"Iya, masuk gih."

"Bye." Kata Via yang langsung mengajak 2R masuk.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumssalam, eh non Via bawa siapa itu?" Tanya bi Siti.

"Bicaranya nanti aja ya bi, Via mau bersih-bersih dulu. Oh iya bibi tolong antar mereka untuk bersih-bersih. Bajunya ambil aja di lemari gudang, di sana ada baju aku sama baju bang Sean waktu kecil." Kata Via.

"Baik non."

Selesainya bersih-bersih, mereka pun berkumpul di ruang keluarga untuk membicarakan Rafa dan Refa. Sedangkan kedua anak itu sudah disuruh tidur di kamar tamu.

"Jadi mereka itu siapa non?"

"Gini bi, jadi mereka itu anak yatim piatu. Via nggak tega ngeliat mereka harus banting tulang buat hidup, bahkan mereka harus merelakan masa depan mereka demi berjuang hidup. Mereka hidup cuma berdua. Via tau dari dulu bibi pengen banget punya anak. Kalo bibi bersedia, Via bakal urus semua keperluannya. Bibi tinggal terima beres aja."

"Emangnya mereka nggak ada kerabat atau saudaranya gitu non?"

"Nggak ada bi, mereka hidup cuma berdua."

"Yaudah kalau gitu mah bibi dengan senang hati akan merawat dan membesarkan mereka berdua."

"Alhamdulillah kalau bibi mau menerima mereka. Kalau gitu besok Via bakal urus surat-suratnya."

"Masya Allah makasih banyak non Via. Bibi nggak nyangka kalau masih ada orang sebaik non Via. Bibi jadi terharu non." Kata bi Siti yang sudah meneteskan air matanya.

Mereka pun mengobrol banyak di ruang keluarga itu. Via dan keluarganya memang tidak pernah membanding-bandingkan dan membatasi anatara majikan dan para pekerjanya. Mereka yang bekerja di keluarga Pritam sudah dianggap menjadi bagian dari keluarga tersebut.

Mereka berdua sangat asik mengobrol hingga tak sadar bahwa 2R sudah bangun dari tidur mereka.

"Hai kak Via." Sapa mereka berdua.

"Hai sayang, sini gabung sama kita." Ajak Via yang langsung dituruti keduanya.

"Kakak lagi ngobrol apa sama eum..."

"Panggil aja ibu sayang." Kata bi Siti yang melihat kebingungan Rafa.

"Ibu?" Tanya keduanya.

"Iya, beliau yang akan mengangkat kalian menjadi anaknya. Kalian mau kan?" Tanya Via dan diangguki mereka berdua.

"Wah jadi kita bakal punya ibu?" Tanya Refa antusias diangguki Via.

"Tapi kita harus tunggu persetujuan dari momy sama dady nya kakak dulu. Kita tunggu mereka pulang dulu ya." Kata Via.

"Di sini ada berapa orang kak?" Tanya Rafa.

"Kalian tunggu aja. Nanti malem pasti mereka kumpul semua. Nanti kakak kenalin ke kalian. Sekarang kalian mandi gih udah sore abis itu solat."

"Okey kak." Jawab mereka serempak lalu bergegas pergi ke kamar tamu.

Tak berbeda dengan 2R, Via dan bi Siti pun pergi dari ruangan itu. Bedanya, Via pergi ke kamarnya sedangkan bi Siti pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

Kini matahari sudah mulai menghilang dari pandangan. Hangatnya senja mulai berganti menjadi dinginnya malam. Via pun bersiap untuk makan malam.

"Hello everybody! I'm comeback with emph---"

"Bacot bener lo!"

"Ih abang mah rese mulu. Kan Via cuma mau nyapa kenapa malah disumpal pake roti sih." Kesal Via.

"Bodo amat."

"Eh bi, 2R di mana kok belum keluar?" Tanya Via pada bi Siti.

"Nggak tau non, mungkin mereka malu."

"2R siapa Vi?" Tanya Sean, Citra, dan Henry secara bersama.

"Ada deh, tunggu bentar! Via bakal kenalin ke kalian." Ujar Via langsung bergegas ke kamar tamu.

"Rafa Refa, ayok kita makan. Sekalian kakak kenalin kalian ke orang rumah."

Mereka pun berjalan ke arah meja makan.

"Kalian duduk di sebelah bi Siti gih." Kata Via.

"Okey jadi Via bakal ngenalin 2R ke kalian. Mereka itu Rafa dan Refa bla bla bla..." Jelas Via pada semua keluarganya.

"Oh iya Raf Ref, kenalin juga yang di sebelah kakak ini abangnya kak Via. Panggil aja bang Sean. Nah mereka yang duduk berdua itu momy sama dady nya kak Via. Panggil aja uncle sama aunty." Kata Via pada 2R.

"Baiklah karena kita sudah mengenal mari kita makan. Acara makan malam ini di khususkan untuk menyambut anggota baru kita Rafa dan Refa." Ujar Henry.

"Makasih uncle udah mau nerima kita jadi anggota kalian." Kata Rafa.

"Sama-sama sayang, yaudah yuk kita makan. Sean, pimpin doa nya." Kata Citra.

Mereka pun makan dengan candaan dan kekonyolan yang dibuat Via dan Sean. Jangan lupakan kepolosan 2R saat dijahili Sean membuat mereka gemas sendiri. Dalam hati Via sangat bersyukur mempunyai keluarga yang begitu menyayanginya itu.

Hari telah berganti. Kini Via sedang membantu 2R pindahan. Sebenarnya bi Siti itu tinggal terpisah dari keluarga Pritam. Beliau tinggal di samping mansion keluarga Pritam. Karena itu 2R meminta agar mereka tinggal di rumah ibu nya saja.

Semua surat sudah Via urus. Via pun menyekolahkan 2R. Mereka homeschooling karena mereka akan mengejar ketertinggalan mereka.

2R yang mendengar mereka akan sekolah sangat bergembira dan berulang kali mereka mengucapkan kata terimakasih kepada Via.

Tunggu! Bukankah katanya Via akan berangkat sekolah hari ini? Dia membatalkan niatnya itu. Toh sebenarnya dia disuruh untuk istirahat lebih lama. Tapi namanya juga Via nggak bakal mau dia kelamaan diem di rumah.

VIANDRA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang