Forty Seven

174 12 2
                                    

Hari kedua keluarga Pritam masih sibuk mencari Via.

"Dimana sih tuh anak. Hobi banget ngilang-ngilang kaya gini. Coba aja kemarin gue nggak pergi. Pasti udah tau tuh anak pergi ke mana. Mana pergi nggak ada yang tau sama sekali lagi. Punya pacar juga nggak ada pengertiannya. Bukannya ikut nyari malah enak-enakan selingkuh. Eh tunggu. Selingkuh? Apa iya Via pergi gara-gara diselingkuhi Candra? Ah masa iya sih. Tanyain langsung aja kali ya." Kata Sean bermonolog di mobilnya itu. Ya, Sean sedang mencari Via sekarang.

Akhirnya Sean memutuskan untuk menelfon Candra secara langsung.

Tuuut... Tuuut...
'Halo bang ada apa?'

"Lo ada masalah nggak sama Via?"

'Eum.... emang kenapa?'

"Jawab aja."

'S-sebenarnya kita berdua udah putus bang.' Jawab Candra agak takut.

"Oh pantesan lo ogah-ogahan nyari Via. Udah ngerasa nggak bertanggung jawab ternyata." Sindir Sean yang mulai marah.

'Bukan gitu bang, tapi gue lagi ada urusan yang penting.'

"Iya gue tau. Ngurusin selingkuhan lo itu kan? Penting banget emang ya kalo ngurusin selingkuhan."

'Maksud lo apa bang!'

"Maksud gue apa? Harusnya gue yang tanya gitu sama lo! Harusnya lo sadar diri Ndra! Via itu sayang banget sama lo! Dan lo dengan bangsatnya nyelingkuhi dia? Bahkan sekarang dia ilang gara-gara lo! Harusnya untuk pengorbanan terakhir seenggaknya lo bantu nyari. Bukan malah enak-enakan sama selingkuhan lo itu!" Sungguh Sean sudah marah sekarang.

'Sory bang gue nggak bisa.'
Tut.

"Aaaargh..... Brengsek lo Ndra! Anjing lo! Bajingan! Bisa-bisanya lo nyakitin adek gue." Teriak Sean frustasi sambil memukul stir mobilnya. Karena tak fokus, Sean tidak menyadari jika dari arah berlawanan terdapat Truk tangki Pertamina yang melaju sangat kencang. Hingga kecelakaan itu pun tidak dapat terhindarkan.

BRAAK!!

Dengan tertatih Sean segera keluar dari mobil. Darah yang bercucuran tidak ia hiraukan. Segeralah ia menjauh dari mobil dan beberapa saat kemudian.

DUAR!!!!

Kedua mobil tersebut meledak dan hangus terbakar. Melihat itu warga setempat shok. Sean bersyukur dapat keluar dari mobil terlebih dahulu. Karena terlalu banyak darah yang keluar dan ditambah benturan keras tadi, Sean akhirnya pingsan. Tak berselang lama ambulans pun datang dan langsung mengefakuasi para korban termasuk Sean. Dari tabrakan itu bukan hanya melibatkan mobil Sean dan truk tangki itu saja. Karena ada beberapa pengendara motor yang sempat tertabrak.

Di lain tempat, Citra tak henti-hentinya berdoa. Karena sedari tadi perasaannya tidak mengenakan.

"Kamu kenapa sih? Kok dari tadi komat kamit mulu?" Tanya Henry yang terheran-heran dengan perilaku tak biasa istrinya itu.

"Perasaanku nggak enak mas. Aku takut terjadi hal-hal yang buruk sama putra putri kita."

"Kamu tenang aja ya. Aku yakin Via pasti ketemu. Dan Sean, apa yang kamu khawatirin dari dia? Kan dia juga lagi nyari Via. Pasti mereka baik-baik aja. Kamu tenang aja ya." Kata Henry yang mencoba menenangkan istrinya itu.

Tak berselang lama, ada pesan masuk di hp kantor Henry. Ya, Henry memiliki dua hp untuk kepentingan yang berbeda. Yang satu adalah hp pribadi, dimana hanya ada nomor tertentu saja. Sementara yang satu adalah hp kantor. Hp itu yang sering Henry gunakan untuk menelfon rekan bisnis ataupun keperluan kantor lainnya. Karena berfikir jika pesan itu penting, Henry segera menepikan mobilnya dan membuka pesan itu.

Deg!

Sungguh, Henry sangat terkejut melihat foto-foto yang dikirimkan oleh nomor tidak dikenal itu. Ini semua menyangkut putrinya. Di mana terdapat foto bercak darah di kasur milik Via. Bagaimana ia dapat menyimpulkan kasur itu milik putrinya? Tentu karena foto tersebut diambil dari jarak yang agak jauh sehingga terpampang jelas bahwa itu adalah kamar milik putrinya.

Foto kedua menunjukkan sebuah tespack yang berada di laci nakas milik Via. Dan taspack itu menunjukan dua garis biru yang berarti hasil dari tespack itu adalah positif.

Foto ke tiga adalah foto Via dan Desta saat berada di ruang perpustakaan. Ingatkah kalian dengan foto yang membuat Candra salah paham? Foto itu adalah foto yang sama dengan yang ini.

Tentu kalian tau siapa pelakunya bukan? Ya, paparazi itu yang melakukannya. Tentang tespack itu juga dia yang melakukannya. Ingat saat dia masuk ke kediaman Pritam tanpa seorangpun ketahui? Dan barang yang ia letakan itu adalah tespack palsu itu.

"Anak ini!" Geram Henry yang sudah sangat marah terhadap Via.

"Ada apa?" Tanya Citra.

"Ah bukan apa-apa kok. Aku hanya memikirkan kondisi anak-anak." Bohong Henry. Dia tidak mau istrinya tambah stres karena memikirkan ini. Tiba-tiba hp itu berbunyi menandakan ada panggilan di sana. Dengan segera Henry mengangkat telfon itu.

"Halo, ada yang bisa saya bantu?"

'Permisi pak, apakah benar ini dengan bapak Henry Pritam?'

"Iya benar mbak, ada apa ya?"

'Begini pak, putra anda yang bernama Sean Angelo Pritam mengalami kecelakaan dan kini pasien berada di Rumah Sakit xxx.'

Deg!

"B-baiklah terimakasih atas informasinya mbak."

'Sama-sama pak.'
Tut.

"Ada apa? Kenapa mukamu begitu tegang hmm?" Tanya Citra panik.

"S-sean."

"Sean? Sean kenapa mas? Ada apa dengan Sean?"

"Dia.... kecelakaan."

Deg!

"Bagaimana bisa!? Hiks... bagaimana bisa kecelakaan mas... kamu pasti bercanda kan?" Tanya Citra tak percaya yang sama sekali tidak Henry tanggapi. Dengan cepat Henry menancap gas nya menuju Rumah Sakit yang sempat diberitahukan.

Dengan air mata bercucuran kedua orang tua itu berlari menuju UGD. Saat berada di depan UGD, Citra mengintip sekilas di kaca pintu. Seketika tubuhnya melemas saat melihat tubuh Sean yang terbaring di atas brankar. Dengan sigap Henry memapah istrinya agar duduk.

"Kamu jangan nangis terus, Sean pasti kuat kok. Dia anak kita yang paling kuat. Jadi kamu tenang aja. Dia nggak bakal kenapa-napa. Percaya sama aku." Bujuk Henry.

Bukannya tenang, Citra justru menangis meraung-raung. Dengan segera Henry mendekap tubuh istrinya itu. Membiarkan istrinya menangis ditumpuannya. Dengan pelan ia mengelus rambut Citra sambil mengecupi puncak kepalanya. Bagaimanapun Henry tau apa yang Citra rasakan. Karena dia juga merasakannya.

"Kita kabari Via pah. Siapa tau setelah mendengar ini Via bakal balik." Usul Citra yang malah membuat Henry naik pitam.

"Jangan! Dia yang udah bikin Sean jadi kayak gini. Aku nggak sudi melihat wajahnya."

"Apa yang kamu katakan mas. Ini hanya kecelakaan, bukan keinginan kita. Jangan menyalahkan putri kita mas."

"Kamu tidak tau apa-apa Citra! Anak kamu itu telah menjadi jalang sekarang. Dan dia juga sudah membuat anakku kecelakaan."

PLAK!

"Sadar mas! Dia juga anakmu. Apa kamu bilang? Jalang? Bagaimana bisa kau memanggil anakmu sendiri sebagai jalang?!"

"Aku akan tunjukan setelah jalang itu kembali." Desis Henry yang langsung berlalu dari sana.

VIANDRA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang