Seventeen

363 29 0
                                    

Bel pulang sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Tapi seorang gadis yang berada di rooftop itu tak kunjung bangun dari tidurnya. Siapa lagi kalo bukan Via. Jam pertama sehabis istirahat ia pergi izin ke toilet tapi malah nyasar ke rooftop dan berakhir tidur di sana tanpa peduli pada guru yang mengajar dan para sahabatnya.

Di lain tempat, sahabat Via sedang sibuk mencari Via yang tak kunjung pulang dari toilet sejak tadi.

"Gue udah nyari di semua kelas ngga ada, di toilet juga ngga ada." Kata Siska.

"Di ruang guru, ruang lab, gedung, sama aula juga kaga ada." Kata Jesika.

"Kantin, parkiran, masjid, perpustakaan, juga ngga ada." Timpal Jennie.

"Terus di mana dong tuh anak, mana hp nya kagak aktif lagi." Jesika was-was.

"Eh tuh ada Somplakers, coba tanyain mereka siapa tau ada yang liat." Kata Siska. Somplakers adalah sebutan bagi Candra dkk.

"Oh iya tuh, abis basket kali mereka."  Tebak Jennie.

"Maybe." Kata Jesika.

"Woy lo pada liat Via kagak? Dari istirahat dia belum balik ke kelas sampe sekarang." Tanya  Jesika.

"Lah mana kita tau, lo kira kita emaknya apa." Kata Erix.

"Heh kita nanya bener-bener, kalo ngga liat bilang aja, ngga usah nyolot juga." Sungut Jennie.

"Terakhir di mana??" Tanya Candra.

"Dia pamit ke toilet tapi nggak balik lagi ke kelas. Tasnya aja masih di kelas sampe sekarang. Kita cuma khawatir sama dia. Kalau kalian ngga liat ya udah kita mau cari dia lagi. Tapi kalo kalian ada liat kabarin kita ya." Kata Siska.

"Kalian pulang aja biar gue yang cari. Ntar gue kabarin dan nggak ada penolakan." Timpal Candra yang langsung pergi dan disusul yang lain, sementara para cewe pulang dengan terpaksa.

"WOY KUE PIA LO DI MANA!!?? MASIH IDUP KAN LO??" Teriak Alvin dan langsung di jitak oleh Aska.

"Goblok kuping gue mau pecah anjir lo kira lagi di hutan apa pake teriak segala. Mana suara lo sumbang kek kaleng rombeng lagi."

"Ya maaf, orang khilaf juga."

"Khilaf pala lo, mana ada khilaf pake ancang-ancang." Kata Aska di balas cengiran biadab Alvin.

Setelah mencari di seluruh penjuru sekolah, mereka bingung harus mencari di mana lagi.

"Woy coba kita cari ke rooftop siapa tau aja tuh anak nyangsang di pembatas jadi ngga bisa balik." Celetuk Erix asal tapi masuk akal.

"Bisa jadi tuh anak di sana, tapi ngga nyangsang juga kali Rix." Timpal Candra langsung nyelonong pergi.

Mereka terkejut saat orang yang di cari tengah meringkuk di sofa seperti bayi.

"Parah emang nih anak. Bisa-bisanya tidur di sini sampe jam segini tanpa peduli sekitar. Kalo sampe besok kaya gini gimana? Ya kalo ngga ada yang datang sih ngga papa lah kalo tiba-tiba pak Dadang ke sini terus khilaf kan berabe." Cerocos Alvin.

"Lo dari tadi ngomongin khilaf mulu perasaan Vin. Jangan-jangan lo yang khilafin anak orang lagi." Tuduh Aska.

"Enak aja kalo ngomong, udah mending kita bangunin tuh anak." Katanya sambil berjalan ke arah Via tapi di cegah Candra.

"Kenapa Ndra?"

"Kalian pulang aja biar gue tunggu dia bangun. Kasian juga tuh anak kaya ngga pernah tidur aja."

"Nggak bisa. Ntar yang ada lo khilafin dia lagi. Kan ngga lucu." Kata Alvin yang langsung ditatap tajam oleh Candra.

"Sekali lagi lo ngomong khilaf-khilaf gue jorokin lo ke bawah nih." Kata Erix sambil mengambil ancang-ancang.

VIANDRA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang