Sixty One

367 19 1
                                    

Double up yeay:)
Jangan lupa votment nya guys
Happy Reading:)

-----------------------------------------

"Candra. Dengerin gue baik-baik. Ayu, cewe yang lo bela-belain itu adalah dalang dari semua penderitaan Via. Dia cupu? Bulshit! Dia emang cupu, tapi itu dulu dan dia masih menggunakan kedok itu untuk membalas dendam konyolnya ke Via." Jeda Iren.

"Lo tau dendam apa? Dia bilang dia selalu dikucilkan dan dibanding-bandingkan dengan Via waktu kecil. Entah itu di sekolah maupun di rumah, ia selalu dibandingkan dengan Via. Dan itu membuat Ayu dendam. Konyol emang. Di sini Via nggak ada salah apapun. Dia lahir dari keluarga kaya bukan dia yang milih kan? Dia terlahir dengan cantik dan pintar juga bukan kehendaknya. Lalu apa salah Via? Ayu emang bodoh. Bahkan sangat bodoh."

"Jangan hina dia!" Bela Candra yang tak terima.

"Kenapa? Apa udah sejauh itu lo mencintai dia? Hebat juga ya lo. Bahkan Via aja belum bisa move on tapi lo bahkan udah bisa mencintai wanita lain."

"Oke back to topic, kesalah kedua dia adalah pendusta. Anak yang dia kandung itu bukan anak lo. Itu anak dari dia dan mantannya. Sekilas info, Ayu, Jesika, Jennie, dan Siska itu jalang yang sebenarnya. Mereka kerja di salah satu club milik tante dari Ayu. Dan Ayu dengan mudah memanipulasi kejadian itu. Karena mantannya nggak mau tanggung jawab, akhirnya dia lampiasin ke lo yang kebetulan saat itu lagi ada di club. Dan satu, lo sama sekali nggak ngelakuin 'itu' dengan Ayu. Dia cuman mau manfaatin lo doang."

"BOHONG! SISKA NGGAK AKAN NGELAKUIN HAL BEJAT ITU!" Teriak Aska.

"Udah gue bilang kalian itu bodoh! Kalian udah ditipu dengan wajah sok polos mereka. Dan cinta membutakan kalian. Oh iya gue kasih tau ya, wanita kalian itu nggak cinta sama kalian. Mereka ngejar harta kalian, bukan cinta kalian. Yang mereka butuhin itu duit bukan cinta." Jawab Melvanda sambil terkekeh.

"Diem lo! Tau apa lo tentang kita?"

"Erix. Nama lo Erix kan? Lo tanya gue tau apa aja? Gue tau semua yang bahkan nggak kalian tau."

Candra pusing. Ia sangat frustasi. Namun ia bingung dengan dirinya sendiri.

"Lalu bagaimana dengan penyakit Via?" Tanya Sean yang sudah mulai kepo.

"Wah gue hampir lupa. Gue kasih tau dikit tentang Via. Dia itu sayang banget sama lo Se. Dia selalu mantau lo dari jauh. Dia selalu jagain lo tentu tanpa sepengetahuan lo. Waktu itu lo hampir aja di tusuk sama salah satu gangster mabuk. Bego emang tuh orang. Dan Via yang liat itu langsung lari dan malah dia yang tertusuk lengannya. Tapi apa lo sadar? Nggak sama sekali. Dia selalu nyalahin dirinya sendiri karena nggak bisa lindungi lo secara langsung. Tapi lo sendiri bahkan sibuk buat ngebenci dia? Egois banget. Lo nggak inget apapun dan malah percaya sama hasutan orang tua lo? Cih menjijikan." Kata Blazz.

"Oke kita bakal bahas tentang penyakit Via. Via mengidap dua penyakit sekaligus yaitu Koarktasio Aorta dan ITP."

"Koarktasio aorta adalah salah satu penyakit kelainan jantung karena adanya penyempitan aorta yang tidak normal, yakni saluran yang menyalurkan darah pada kepala dan tangan. Hal ini membuat aliran darah yang keluar dari jantung menuju seluruh peredaran darah tubuh menjadi terhambat. Itu yang bisa membuat Via pusing yang amat sakit bahkan bisa sampai membuatnya pingsan." Lanjut Blazz.

"Yang kedua yaitu ITP. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura atau ITP adalah penyakit yang menyebabkan tubuh mudah memar atau berdarah, karena rendahnya jumlah sel keping darah. Sel keping darah atau trombosit adalah sel darah yang berperan dalam proses penggumpalan darah untuk menghentikan perdarahan. Ketika jumlah trombosit rendah, seseorang akan mudah mengalami memar atau perdarahan." Jeda Blazz.

"Hal itu membuat Via seringkali kelelahan yang berlebih walaupun dia nggak ngelakuin hal-hal berat. Karena ITP, Via juga sering mimisan yang berlebih hingga ia kekurangan darahnya. Dan yah, darah mimisan di kamar itu ya salah satu bukti dari penyakitnya. Kalian bayangin aja gimana menderitanya Via saat sedang melawan penyakit itu."

"Dan kalian nambahin beban Via dengan pikiran dangkal kalian itu? Goblok!" Umpat Iren.

"Keluarga macam apa kalian ini? Bahkan saat putri kalian menderita penyakit serius seperti itu kalian nggak tau sama sekali? Kalian keluarga apa rekan bisnis?" Sinis Melvanda.

Mereka yang di sana sangat shok mendengar pengakuan itu. Bahkan Henry dan Citra sudah sangat menyesal atas kelakuan mereka selama ini.

"Bodoh banget ya kalian. Boro-boro tau penderitaan Via, kalian malah nambahin penderitaannya." Kompor Desta.

"Gimana mau tau, otak aja cetek banget kaya kolam renang bayi." Sindir Melvanda lalu tertawa sinis.

"Aduh bener kata Via. Lo kalo ngomong pedes amat Mel. Huft, tuhkan gue jadi kangen Via. Nanti kita mampir ya." Saran Iren.

"Terus gimana kabar kalian yang nggak dateng di pemakaman Via? Masih punya muka kalian di depan Via? Apa kalian pantes di panggil keluarga dan sahabat Via? Cih nggak banget. Gue saranin kalau mau ke sana pakai topeng biar nggak malu sama Via." Sinis Melva lagi.

"Lemes banget lambe mu Mel. Tapi bener hahaha." Ucap Desta.

"Kita udah nggak ada urusan sama kalian. Kita pamit. Besok gue kirimin kalian hadiah terakhir dari Via." Kata Blazz.

"See, bahkan saat kalian benci sama dia, dia masih nyempetin buat nyiapin hadiah? Kalau gue jadi kalian gue udah bener-bener nggak sanggup buat hidup. Kenapa? Karena dosa kalian itu terlalu banyak. Tapi otak hewan kaya kalian mana bisa nyadar kaya gitu." Sinis Melvanda untuk yang kesekian kalinya.

Mereka berempat pun pergi meninggalkan kediaman Pritam. Seketika semua orang yang di dalam langsung menangis dalam penyesalan. Nggak guna.

"Gila sih! Gue mati-matian buat nggak nonjok mereka. Kalau kita di sana lebih lama keknya gue nggak bisa nahan lagi deh." Ucap Blazz.

"Bacot." Ucap mereka bertiga.

"Kalian jadi bocil tengik banget sih! Greget deh jadi pengen gue amputasi." Gemas Blazz.

"Gendeng lo bang. Gregetnya main amputasi orang. Lo pikir kita apaan main lo amputasi aja." Ngeri Desta.

"Lo tanya lo itu apa? Lo itu kembarannya Digo." Jawab Iren.

"Digo siapa?" Bingung Desta.

"Anjingnya Tera." Jawab Iren yang langsung kabur menghindar dari Desta.

Seketika terjadilah aksi kejar-kejaran di sana.

VIANDRA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang