Forty Six

176 15 0
                                    

Dokter itu membanting pintu saking paniknya. Dia tentu takut jika sampai terjadi hal yang tidak diinginkan terjadi pada Via. Dengan cepat dia memeriksa keadaan Via. Dan hasilnya sungguh mengejutkan, kondisi Via semakin down jika dibandingkan dengan terakhir kali pemeriksaan.

Via memang menjalani perawatan selama ini. Namun tidak ada seorangpun yang tau bahwa dia sedang sakit. Hanya dia dan dokter itu saja yang tau. Panggil saja dokter Blazz. Dia blasteran Indo-Belanda namun dia sudah menetap di Indonesia semenjak lulus kuliah. Umurnya duapuluh satu tahun. Kedua orang tuanya tinggal di Belanda sedangkan dirinya tinggal di Indonesia bersama adiknya.

Setengah jam kemudian Via sadar. Dengan segera dokter Blazz memberinya minum agar Via tidak mengalami dehidrasi.

"Bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanya dokter Blazz.

"Bukankah kau lebih tau tentang hal itu?" Sinis Via pada dokter Blazz.

"Kau tidak bisa diajak basa basi sekali Vi."

"Bodo amat."

"Vi kamu selama ini ngapain aja si? Kok kondisi kamu jadi down gini?"

"Nggak tau lah bang Via banyak pikiran akhir-akhir ini." Kata Via sambil memijat pelipisnya. Memang Via memanggil dokter Blazz dengan panggilan abang karena Via mengaggap dokter Blazz sudah seperti abangnya sendiri. Begitupun sebaliknya.

"Mending kamu di sini dulu, kamu tenangin diri kamu, jangan dipikirin dulu masalah kamu itu. Abang khawatir kamu bakal tambah down Vi."

"Yaudah deh bang."

"Yaudah kamu di sini dulu abang mau periksa pasien yang lain. Kamu nggak usah kabur-kaburan!" Tegur dokter Blazz.

"Okey."

Di lain tempat, tepatnya di kediaman Pritam, para anggota keluarga sedang ketar ketir mencari Via. Mereka sangat khawatir dengan gadis satu itu. Bagaimana tidak, mereka sudah mencari di rumah tidak ada sama sekali. Bertanya pada temannya juga tidak ada yang tau. Candra pun seolah tidak peduli dengan kabar hilangnya Via. Mencari di sekolah tidak ada. Dan yang terlebih mereka juga tidak bisa menghubungi Via karena hp nya berada di kamarnya.

Untung saja tissue yang tadi Via gunakan sudah dibuang oleh asisten dokter Blazz tadi sehingga tidak akan menimbulkan kecurigaan sama sekali. Namun satu yang masih bisa memancing kecurigaan mereka adalah setitik bercak darah di kasur tadi masih ada. Namun beruntunglah karena sampai sekarang belum ada yang melihat.

Sean sungguh sangat kesal dengan Candra. Bagaimana bisa seorang pacar akan membiarkan pacarnya hilang tanpa berniat mencarinya sama sekali? Bahkan saat Sean menyuruhnya untuk mencari, yang Candra katakan adalah

'Biarin aja lah bang, toh udah biasa dia ilang gini. Nyusahin aja tau nggak. Entar udah kita cari tau-tau nya dia lagi enak-enakan main kan percuma.'

Begitulah yang dikatakan Candra. Tentu hal tersebut membuat Sean marah. Bagaimanapun juga dia adalah pacarnya. Bagaimana bisa sesantai itu!!

Di lain tempat juga, seseorang tersenyum puas saat mendengar kabar bahwa Via menghilang. Rencana kedua akan dilakukan oleh orang tersebut.

"Begonya Via adalah hilang di saat yang tepat buat gue hahahaha. Makin gampang gue jalanin rencana." Kata orang tersebut yang sedang bersembunyi sambil mengintai rumah Via.

Di saat semua keluarga Via pergi untuk mencari Via, orang itu masuk ke dalam kediaman Pritam dan menyelinap ke kamar Via. Dia meletakan sebuah benda di dalam kamar itu. Dia juga mengobrak abrik kamar dan nakas, dia juga melihat bercak darah milik Via yang masih tersisa di kasur. Jujur orang itu kaget. Tapi tak lama kemudian dia tersenyum licik. Tak lama kemudian orang tersebut pergi tanpa ada seorang pun yang tau.

VIANDRA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang