Thirthy Six

214 19 1
                                    

Dua hari sudah Via menjalani masa-masa koma. Dua hari pula Candra bolos sekolah. Sebenarnya Sean sudah melarang, tapi Candra bersikeras untuk menjaga Via. Teman Candra dan Via juga selalu mengunjungi Via. Tapi setelah pulang sekolah. Citra dan Henry sudah pulang kemarin. Melihat kondisi Citra yang tidak mau makan membuatnya demam sehingga Henry menyuruhnya istirahat di rumah saja.

"Vi, kenapa pules banget tidurnya? Kamu nggak kangen sama Candra? Kamu pasti seneng ya di sana nggak ada yang ganggu, nggak di omelin guru, nggak harus panjat pager sekolah. Tapi emang kamu nggak capek tidur terus? Ngomong-ngomong, kata Aska kamu dicariin sama bu Wirna loh Vi. Masa dia nangis pas denger kabar kamu. Mana nangisnya jelek banget lagi. Oh iya, Alvin sama Jesika udah jadian loh. Kamu nggak mau minta PJ emang? Kamu nggak mau ngeledekin mereka? Ayo Vi kita jailin mereka. Selain itu, Aska juga lagi pdkt an sama Jennie, Erix juga pdkt an sama Siska. Makanya cepet bangun Vi, kamu tau nggak? Mereka itu bucinnya kocak banget masa. Kemarin Jennie marah sama si Aska terus kejar-kejaran eh gara-gara nggak liat jalan mereka jatoh nabrak ring basket. Lo nggak mau ngetawain mereka Vi? Ayo bangun, aku kangen banget Vi. Masa mereka pada sibuk ngebucin kita enggak." Kata Candra sambil mengusap lembut tangan Via.

Ya setiap hari yang Candra lakukan hanya seperti ini. Duduk di samping Via, cerita sambil memegang tangan Via, bahkan tidurpun masih di samping Via.

Tiba-tiba saja mata Via mengeluarkan air matanya. Namun mata itu tak kunjung membuka. Via menangis. Via mendengar semua perkataan Candra. Ini sebuah kemajuan. Tapi kenapa dia masih belum mau membuka matanya?

"Bang, bang Sean. Sini deh, Via nangis." Ujar Candra heboh.

"Iya gue liat. Tapi dia masih belum buka mata. Itu cuma alam bawah sadarnya yang respon. Belum sepenuhnya Via bisa respon." Kata Sean yang membuat Candra kembali terduduk lesu. Berasa baru saja dirinya diterbangkan di angkasa tapi setelah itu langsung dihempaskan oleh segala fakta yang ada.

Akhirnya Candra kembali bercerita hingga dirinya lelah sendiri lalu terlelap di samping Via. Tak berbeda dengan Candra, Sean juga terlelap di sofa yang berada di ruangan itu.

Tiga jam kedua pria itu tidur, hingga tak sadar bahwa gadis yang mereka jaga sudah sadar. Ya Via sudah sadar dari dua menit yang lalu. Gadis itu tersenyum melihat kedua hero nya menjaganya. Dengan lembut Via mengusap rambut Candra agar tidak terbangun. Namun dugaannya tidak sesuai ekspektasi. Candra mulai bergerak dan terbangun.

"Vi? Ini beneran kamu bangun? Ini aku bukan mimpi kan?"

"Bukan Ndra."

"Yaampun akhirnya kamu bangun juga. Kamu itu buat aku khawatir tau nggak."

"Maaf ya Ndra."

"Iya, sekarang kamu mau minum?" Tawar Candra dan dijawabi anggukan oleh Via. Dengan cepat Candra mengambilkan minum yang berada di atas nakas.

"Udah bangun Vi?"

"Udah bang."

"Mau makan apa?"

"Ih bang Sean, yang harusnya nanya gitu itu gue." Sarkas Candra.

"Ya terserah gue lah. Kan gue kakaknya."

"Kan gue pacarnya."

"Baru pacar kan? Belom jadi suami? Bisa aja gue nggak ngrestuin kalian."

"Nggak papa yang penting udah dapet restu camer, wleee."

"Udah-udah jadi siapa yang bakal ambil makan?"

"Aku." Jawab keduanya serempak.

"Ih yang bener dong. Siapa nih?"

"Sean.Candra" Jawab mereka kembali bersama.

"Yaudah gini aja, bang Sean ambilin makannya, Candra jagain Via."

VIANDRA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang