Six

621 50 0
                                    

Pagi ini Via sudah bangun. Padahal ini weekend. Jadi Via itu sekarang selalu bangun pagi pada saat wekend dan bangun siang pada saat sekolah. Memang aneh, tapi itulah Via.

Kini dia sedang berada di taman yang ada di deket rumahnya. Dia selalu melakukan joging pagi setiap weekend. Saat sedang istirahat, dia melihat anak kecil berusia sekitar lima tahun sedang berlarian namun dengan tak sengaja menabrak seorang lelaki dengan tubuh berotot dan rambut yang agak panjang -semacam preman- hingga lelaki itu pun marah.

"Heh bocah kecil, kalo jalan itu liat-liat, jangan ndelenger kemana-mana!!Nyusahin orang aja."

"Hiks... hiks... maaf in Dilan om, Dilan nggak sengaja hiks..." Kata anak kecil yang bernama Dilan itu. Via yang tak dapat menahan amarahnya pun kini telah maju ke depan lelaki tersebut.

"Heh om! Sebelumnya sorry karena gue lancang sama om. Tapi emang om nggak malu apa?!! Marahin anak kecil cuma gara-gara masalah kecil kayak gitu!! Lagian anak kecil ini nggak sengaja loh om."

"Nggak usah ikut campur deh bocah! Lo itu nggak tau apa-apa!"

"Oh, nggak tau apa-apa ya? Terus tadi yang marahin anak kecil nggak berdosa itu apa? Apa hah!!! Jawab woyyy! Budeg lo? Atau bisu?"

"Lancang sekali kamu bocah."

Bugh! Bugh!! Bugh!!!

Dengan tiga kali pukulan pada bagian wajah, lelaki itu langsung menyerah dan meminta maaf kepada semuanya.

"Ampun.... iya iya iya, maaf neng, dek maaf in om ya." Kata lelaki itu kepada Via dan Dilan.

"Iya om gapapa. Tapi lain kali jangan diulangi lagi om." Kata Dilan.
"Iya deh iya, om nggak akan lakuin hal seperti itu lagi."

Setelah minta maaf, lelaki itu langsung pergi dengan tergesa-gesa dan tidak melihat jalan hingga sekali-kali terpeleset atau bahkan terjatuh.

"Hei,kamu ngga papa?"

"Nggak kok kak, makasih ya karena udah nolongin Dilan."

"Oh iya sama-sama, jadi nama kamu Dilan?"

"Iya, kalo kakak namanya siapa?"

"Panggil aja kak Via. Ngomong-ngomong kamu di sini sama siapa?"

"Tadi sama abang, tapi karena Dilan lupa nggak bawa minum, jadi abang pulang buat ambilin minum dulu. Tadinya Dilan mau nangkep kupu-kupu, tapi malah nabrak om om tadi."

"Kenapa minumnya nggak beli aja?"

"Kata momy, Dilan nggak boleh beli makanan atau minuman sembarangan."

"Emang kenapa? Bukannya air mineral itu udah biasa diminum ya?"

"Sebenarnya, Dilan emang nggak dibolehin buat beli makanan atau minuman di luar. Setiap Dilan mau apapun pasti momy yang buatin."

"Kenapa? Kok harus buatan momy?"

"Itu semua juga kata dokter."

"Dokter? Emangnya kamu sakit apa?"

"Nggak tau. Setiap Dilan tanya sama momy, Dilan nggak dikasih tau. Kata momy yang penting Dilan harus nurut dan jaga kesehatan. Itu aja jawaban dari momy."

"Oh... gitu, mending sekarang kita pergi ke sana yuk. Takut dicariin abang kamu."

"Yaudah yuk."

"Dilan! Kamu kemana aja sih? Abang cape tau nggak nyariin kamu dari tadi."

"Maaf bang, tadi Dilan main sebentar sama Kak Via."

"Via...."

"Candra...."Kata mereka bersamaan.

"Jadi kalian udah kenal?"

"Em... jadi ini abang kamu Lan?"

"Iya kak."

"Jadi kakak itu temennya bang Candra."

"Oh... gitu, pantes aja kenal."

"Ya udah ayo kita pulang!" Ajak Candra kepada Dilan.

"Yaudah deh kak, Dilan pamit pulang dulu ya kak. Kapan-kapan kalo ketemu, kakak jangan lupa main ke rumah Dilan ya Kak!"

"Oh iya, insya Allah kakak kapan-kapan main ke rumah kamu. Yasudah sana, itu ditungguin abang kamu loh."

"Yaudah see you kak."

"See you too, boy."

VIANDRA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang