Fifty Six

224 17 1
                                    

BUGH!

"Bawa dia!" Perintah seseorang kepada dua anak buahnya.

Dua jam tak sadarkan diri, kini Via mulai membuka matanya. Pusing di kepala langsung menyerang.

'Dimana gue? Sial gue diiket! Baju gue? Aish bahkan mereka melucuti gue? Owh penculikan ternyata.' Batin Via.

Ya, kini Via di culik dan bajunya sudah tak ada. Meninggalkan crop tanktop hitam dan hotpants hitamnya.

Cklek.

"Hai Vi. Gimana? Enak nggak jadi diri lo yang sekarang? Pasti bahagia banget kan? Atau..... lo bahkan benci buat hidup? Hahahaha Via Via. Kasian banget sih!"

"Bacot!"

"Waw, ternyata suka pemberontakan yah? Seru juga."

"Jelasin maksud lo! Gue yakin semua ini lo yang lakuin!"

"Oowh... jangan buru-buru sayang. Gimana kalau kita main-main dulu. Ah gue lupa buat manggil para pemain lainnya. Sebentar ya, gue mau manggil partner main gue!"

"Ck sialan!"

Tak lama kemudian, datanglah orang itu dengan diikuti tida orang lain dibelakangnya.

Deg!

'Apa-apaan ini? Maksud mereka apa? Sial! Penghianatan. Gue benci itu!' Via kembali membatin.

"Gimana? Pasti kaget kan? Rindu nggak sama mereka? Udah lama loh Vi nggak ketemu SAHABAT TERCINTA!"

"Gue nggak sudi sahabatan sama penghianat!"

"Cih munafik. Bahkan lo udah nganggep mereka keluarga lo kan? Tapi mereka adalah musuh lo yang sebenarnya."

"Bisa nggak sih nggak usah bertele-tele gini!?"

"Oke kalau itu mau lo! Lo yang minta buat percepatin proses kematian lo sendiri."

"Kita bakal perkenalan sebagai sosok yang baru." Lanjutnya.

"Gue, Jesika Meigerlin Jiasko, mantan sahabat VIA."

"Gue, Jennie Felicia Gans."

"Gue, Siska Melina Chers."

"Dan gue. Ayu Naura. Anak kecil yang selalu dibanding-bandingin sama LO!"

"Apa maksud lo Yu?"

"Cih, bahkan lo lupa siapa gue. Gue adalah anak kecil yang berharap punya temen. Tapi semua anak di sekolah nggak mau temenan sama gue. Karena apa? Itu karena lo Via! Semua orang selalu banding-bandingin lo sama gue. Bahkan orang tua gue sendiri. Mereka selalu bilang bahwa lo adalah anak impian dari setiap orang tua. Lo pinter, cantik, kaya, baik, dan punya banyak teman. Nggak kaya gue yang selalu dikucilkan karena jelek, bodoh, dekil, bahkan gue kerap dipanggil anak yang tidak diharapkan! Harusnya lo sadar Vi! Lo ngehancurin masa kecil gue! LO PERUSAK HIDUP GUE! MATI AJA LO!"

"Menyedihkan. Tapi itu bukan salah gue. Mereka yang ngejauhin lo. Bukan gue yang hasut. So, salah gue di mana?"

"Lo masih tanya juga? LO HIDUP! Itu salah lo. Harusnya lo itu nggak usah ada. Sejak lo dateng, semua temen dan keluarga gue ngejauh."

"Oke, gue ngerti. Terus hubungan para mantan ini sama gue apa?"

"Mereka adalah saudara gue. Cuma mereka bertiga yang mau nerima gue. Dan mereka juga yang bantuin gue selama ini."

"Owh so sweet. Jadi, lo mau ngapain sekarang? Jujur, cara lo balas dendam ini childish banget tau nggak! Sok nyulik-nyulik segala. Dikira gue bocil. Kan bisa lo bunuh gue langsung di caffe. Oh gue lupa, lo kan nggak bisa bunuh di tempat umum yah. Pembunuh amatir kayak lo mana bisa ngelakuin itu."

VIANDRA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang