Fifty One

193 12 0
                                    

Pagi ini, Via sama sekali tidak ada kegiatan. Alhasil dirinya menyibukkan diri dengan merawat tanaman di halaman rumahnya. Saat sedang menyirami pohon mawar, tiba-tiba datang seekor merpati mendekatinya. Via yang melihat itu langsung menangkapnya. Di kaki merpati tersebut terikat sebuah gulungan kertas. Dibuka lah ikatan tersebut lalu dibaca lah isi dari kertas itu.

Setelah dibaca, ternyata surat itu memang untuk Via. Kertas itu berisi file yang sudah didokumentasikan oleh orang kepercayaan Via mengenai pelaku dari semua masalah yang Via alami.

Sungguh terkejut Via saat membaca nama yang tertera. Hatinya sesak, sungguh dia tak menyangka.

"Lagi ngapain Vi?" Suara itu membuat Via tersentak kaget. Dengan segera ia sembunyikan kertas itu.

"Ah lo Mel, bikin gue jantungan aja deh. Ngapain lo di sini?"

"Yaelah malah balik nanya. Gue sih di sini abis jogging. Lah lo ngapain bawa-bawa burung ke sini? Lagian itu burung siapa? Jangan bilang lo nyuri di tetangga sebelah." Tuduh Melvanda.

"Enak aja lo! Gue juga nggak tau ini merpati dari mana. Tiba-tiba nemplok di gue ya udah gue tangkep sekalian. Lagian lo kepo banget jadi orang."

"Idih baperan. Gue cuman nggak mau ya di kroyok warga gara-gara masalah nyolong burung. Nggak elit banget tau nggak."

"Bodo Mel bodo. Kumaha sia weh aing mah."

"Yaudah sih gue mau ke dalam dulu. Bye."

Via dengan segera menerbangkan merpati itu. Setelahnya, Via kembali ke dalam kamarnya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar Via. Dengan malas Via membuka pintu tersebut dan langsung terpampanglah sang pengetuk pintu yakni Blazz.

"Ada apa bang?"

"Malah tanya. Lo lupa kalo sekarang jadwal ceck up lo. Berhubung di sini nggak ada Rumah Sakit jadi gue bakal periksa lo di sini aja. Nggak papa kan?"

"Ah elah kek sama siapa aja lo mah. Ya nggak papa lah. Lagian gue lagi mager, kan jadi nggak usah capek-capek pergi."

Blazz pun meletakkan peralatannya di nakas dan mulai memeriksa kondisi Via.

"Kondisi lo udah lebih baik, gue harap lo jangan banyak beban sama pikiran dulu. Gue nggak mau kondisi lo down lagi kaya terakhir kali. Ini obatnya udah gue racik dan harus lo minum. Kalo lo nggak mau minum, berarti sama aja lo nggak ngehargai usaha gue buat ngeracikin obat itu."

"Iya bawel. Gue minum kok. Oh iya bang gue udah nemuin pelakunya. Dan gue bakal mulai rencananya besok."

"Jangan gegabah Via. Gimana pun juga abang yakin kalau pelaku itu udah siap sedia buat lawan balik kamu. Jadi abang saranin tunggu waktu yang tepat kalo perlu buat dia lengah. Setelah itu baru kamu lancarin semua siasat kamu itu Vi." Saran Blazz.

"Good, makasih sarannya bang. Kalo gitu, Via bakal tunggu mereka lengah terlebih dahulu."

"Yaudah itu bakal jadi urusan kamu. Abang cuma bisa bantu dan dukung kamu dari belakang. Tapi sekarang yang penting adalah kondisi kamu. Sekarang kamu istirahat dulu biar energi kamu nggak banyak kekuras."

"Siap bang. Kalo gitu, abang keluar gih. Via mau istirahat."

"Ngusir?"

"Enggak kok, Via cuma kasih tau aja hehehe."

"Sama aja bege! Yaudah bye Vi." Blazz pun pergi meninggalkan Via.

Di lain tempat, tepatnya di SMA TELADAN BANGSA, para siswa kebanyakan sedang mengisi perut mereka di kantin. Tak berbeda dengan Candra dan kawan-kawan.

VIANDRA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang