Eight

556 44 0
                                    

Kini Via telah menghabiskan 1 box es krim matcha. Sisanya ia kembalikan ke dalam kulkas.

Sore harinya, tepatnya pukul 15.00 WIB seorang laki-laki sedang bersantai di balkon kamarnya dengan ditemani moca ice dan handphone nya yang menampilkan wajah cantik seseorang yang tadi pagi ia temui di taman.

Dia adalah Candra yang sedang melihat-lihat akun instagram milik Via. Tanpa orang lain tau, dirinya tersenyum kecil.

"Lucu." Komentarnya saat melihat foto yang menampilkan Via sedang fokus memakan ice cream matcha tanpa menyadari bahwa dirinya sedang dipotret dengan wajah yang blepotan karena ice creamnya.

"Abang lagi ngapain? Kok senyum-senyum gitu sih bang?" Tanya Liana.

"Ini abang lagi liat foto temen abang lucu mom jadi pengen ketawa."

"Oh temen ya bang, cewe cowo nih..." Goda Liana.

"Apaan sih momy nggak jelas."

"Lah orang nanya kok dikatain nggak jelas sih bang."

"Iya deh mom, temen cewe."

"Cewe? Tumben kamu ngurusin cewe bang, siapa sih jadi kepo deh momy. Kenalin kek bang kali-kali bawa ke sini."

"Angel mom, anaknya om Henry."

"Oh...What!!!Angel yang bar bar tapi cantik itu kan? Yang dulu suka bolos sama kamu?"

"Ih bukan mom, ini tuh anaknya om Henry temennya dady itu loh."

"Owh yang itu, ngomong-ngomong mereka tinggal dimana sekarang? Kok dady nggak bilang ke momy kalo mereka udah pindah ke sini?"

"Ya mana Candra tau mom, kan Candra juga baru tau beberapa hari lalu. Oh ya momi jangan panggil dia Angel lagi mom, soalnya dia itu sekarang dipanggilnya Via."

"Oh gitu. Eh momy lupa mau ngomong kalo nanti momy sama dady mau pergi ke party klien nya dady. Kan nggak enak kalo nggak dateng. Jadi momy nitip Dilan sama kamu. Makanannya kamu beli aja ya, tapi jangan yang instan. Beli sate atau apa lah ya yang penting sehat buat adikmu."

"Iya momy nggak usah khawatir. Pasti Candra jagain Dilan kok mom."

"Yaudah momy mau berangkat ya jaga rumah, adiknya jangan ditinggal sendiri. Byee boy."

"Iya momy nggak usah bawel itu udah dipanggil dady."

Sepeninggalan momy nya, Candra pergi ke tempat bermainnya Dilan. Menurut Candra itu bukanlah tempat bermain melainkan perpustakaannya Dilan. Karena Dilan lebih suka membaca, menggambar, dan berimajinasi dari pada harus bermain mainan yang katanya nggak nyeruin. Ya itulah Dilan.

"Hai dek, abang boleh gabung?"

"Wa'alaikussalam."

"Oh iya assalamu'alaikum adek. Lupa kan jadinya. Hehehe lagi ngapain nih?"

"Keliatannya lagi ngapain bang?"

"Lagi ngegambar, ralat kayaknya lagi ngelukis. Ini siapa aja Lan?"

"Ini dady, momy, abang, sama Dilan." Jelas Dilan sambil menunjukkan gambar dua orang dewasa, seorang remaja, dan seorang anak kecil.

"Terus itu yang di meja gambar kamu sama siapa?" Tanya Candra menunjukkan sebuah gambar anak kecil yang sedang tersenyum dengan wanita cantik disebelahnya.

"Itu Dilan sama kakak cantik bang. Bagus nggak? Dilan mau kasih itu kalau kakak cantik ke sini. Boleh kan bang?"

"Boleh dong boy, kenapa nggak boleh coba."

"Makasih abangku... oh iya bang, momy sama dady lagi pergi ya? Nanti Dilan tidur sama siapa bang? Dilan takut tidur sendi hachiiiimmm Hachiiiimm."

"Lan kamu sakit? Kita ke kamar yuk, aduh kok bisa sakit sih? Kenapa nggak bilang ke abang sih Lan? Abang panggilin dokter dulu ya, kamu tiduran dulu di sini." Kata Candra saat sudah membaringkan tubuh kecil Dilan.

"Gimana dok keadaannya? Dilan kenapa?" Tanya Candra kepada seorang dokter yang memeriksa Dilan.

"Dilan nggak papa Ndra, dia cuman demam biasa kok. Ini obat yang harus dimakan. Oh iya jangan kemana-mana dulu Dilannya, jangan sampe kena udara luar sebelum bener-bener pulih takutnya kenapa-napa. Kalo gitu saya pamit dulu assalamu'alaikum."

"Baik dok, terimakasih, wa'alaikumssalam."

"Aduh terus gue gimana dong, mau ninggalin nggak tega, mau delivery nggak boleh, argghhhh.... bingung."

"Bang...." Rintih Dilan.

"Eh Lan kamu nggak usah bangun dulu kamu mau apa? Biar abang yang ambilin."

"Bang.... maafin Dilan ya bang, Dilan cuma bisa ngerepotin abang doang."

"Hus kamu itu ngomong apa Lan, nggak baik ngomong gitu abang nggak suka. Lagian abang nggak ngerasa direpotin sama sekali, malahan abang seneng bisa ngerawat kamu."

"Iya maafin Dilan, makasih ya bang udah mau ngerawat Dilan."

"Iya Lan. Kamu mau makan apa buat ntar malem?"

"Dilan cuma mau sama kakak cantik bang."

"Ditanya apa jawabnya apa. Yaudah nanti abang telpon. Mending kamu minum obat dulu terus tidur nanti kalo kakak cantiknya udah ada abang bangunin lagi."

"Iya bang makasih."

Setelah menunggu Dilan tidur, Candra bimbang apa harus dia menelpon Via?

'Udah lah bilang aja Dilan yang mau, toh emang bener kan?' Batin Candra.

Setelah menunggu beberapa menit agar telpon nya tersambung, akhirnya Via menjawab telponnya.

"Assalamu'alaikum Vi, lagi ngapain nih?"

"Wa'alaikumssalam kak, Via nggak lagi ngapa-ngapain. Ada apa tumben nelpon."

"Nggak boleh emang gue nelpon lo?"

"Ya boleh sih, cuman tumben aja gitu."

"Jadi Dilan sekarang lagi demam, terus dia minta lo buat ke sini, katanya mau ketemu kangen dia."

"Oh.... yaudah gue otw. Bye kak"

"Byeee." Sambungan terputus.

VIANDRA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang