Nine

502 41 0
                                    

Seorang gadis tengah duduk sambil melamunkan sesuatu. Dirinya tengah dilanda bosan dan sekarang dia hanya duduk sambil membayangkan jika akan ada orang yang mengajaknya pergi dari kebosanan ini. Saat sedang melamun, dirinya dikagetkan oleh suara handphone nya yang berdering menunjukkan adanya panggilan masuk. Setelah dilihat, nama Candra tertulis di layar telponnya. Dia pun segera mengangkat panggilan tersebut.

"Assalamu'alaikum Vi, lagi ngapain nih?"

"Wa'alaikumssalam kak, Via nggak lagi ngapa-ngapain. Ada apa tumben nelpon."

"Nggak boleh emang gue nelpon lo?"

"Ya boleh sih, cuman tumben aja gitu."

"Jadi Dilan sekarang lagi demam, terus dia minta lo buat ke sini, katanya mau ketemu kangen dia."

"Oh.... yaudah gue otw. Bye kak"

"Byeee."

'What demi apa Candra nelpon gue?' Batin Via. Oke ini terlalu lebay.

Dirinya langsung bersiap dengan segala keperluannya dan langsung meminta izin pada orangtuanya.

"Dek mau kemana kok rapi banget?" Kata Sean yang berada di ruang tengah saat melihat Via seperti akan pergi.

"Mau ke rumah Candra, adiknya sakit katanya pengin ketemu gue."

"Oh, kebetulan tadi mom bikin banyak kue, jadi bisa kamu bawa Vi."

"Gitu ya mom, yaudah kalo gitu Via berangkat, bang anterin...."

"Yaudah kuy."

Pukul 17.15 Via dan Sean tiba di rumah Candra. Setibanya di rumah Candra, Sean langsung pergi tanpa berniat ikut ke dalam.

"Yaelah tuh anak kebiasaan pergi nggak bilang-bilang, main nyelonong aja. Abang laknat emang." Kata Via sambil berjalan menuju gerbang.

"Permisi....." Via berteriak lalu dibukalah pintu gerbang rumah itu dan menampilkan seorang satpam.

"Maaf neng siapa ya? Dan ada keperluan apa datang kemari?"

"Perkenalkan pak saya Via temennya kak Candra. Apa dia ada di rumah pak?"

"Oh den Candra nya ada di dalem non. Mari saya antar."

"Terimakasih pak."

"Panggil aja mang Udin neng."

"Oh baik mang, kalo gitu Via masuk ya mang, terimakasih."

"Iya neng sama-sama."

Ting tong....

Suara bel menggema di dalam rumah Candra. Setelah mengetahui adanya tamu, Candra berlari menuju pintu.

"Iya ada ap-- eh Via, ayo masuk. Kirain nggak jadi ke sini."

"Lama ya kak?"

"Nggak juga sih. Lo mau minum apa?"

"Nggak usah, nanti kalo haus gue haus bisa ambil kok. Dilannya mana?"

"Dia ada dikamarnya, yuk."

"Eh kak, Gue bawa kue dari mom katanya buat banyak jadi sekalian aja gitu, mau ditaruh dimana?"

"Di meja aja. Ntar paling diambil sama momy."

"Oh iya kak, Dilannya udah minum obat?"

"Udah tadi, aku panggilin dokter juga."

"Udah makan?" Pertanyaan Via membuat Candra meringis karena tidak tau apa yang harus Dilan makan.

"Belum, di rumah nggak ada makanan, tadi bonyok pergi trus katanya nyokap buru-buru jadi nggak sempet bikin makanan."

"Yaudah biar gue yang masak. Lo sama Dilan ada alergi apa gitu?"

"Nggak ada, tapi kalo Dilan alergi udang sama tomat."

"Oh oke, Dilan udah lo kompres?"

"Oh iya gue lupa."

"Yaudah lo kompresin deh itu si Dilan, jagain. Ntar kalo udah selesai gue nyusul."

"Siap laksanakan."

Setelah kepergian Candra, Via memasak beberapa makanan seperti tumis kangkung, ayam goreng, sambal, sup ayam, dan lalapan. Ia juga membuat bubur dan susu untuk Dilan dan membawanya ke kamar milik Dilan yang berada di lantai dua.

Tepat di lantai dua, Via dibuat bingung karena terdapat beberapa ruangan disana, dan ada tiga ruang yang memiliki pintu dengan warna dan ukuran yang sama. Yang membedakan hanya terdapat papan nama di dua pintu, sementara yang satu tidak ada papannya tepatnya pintu tengah. Akhirnya Via memasuki pintu dengan nama 'Dilan cute' yang Via yakini itu kamar milik Dilan.

"Belum bangun juga Ndra?"

"Belum nih, paling bentar lagi, apa gue bangunin aja?"

"Nggak usah, biarin aja ntar dia kaget lagi. Nih gue bikinin bubur buat Dilan tolong taro di meja dong."

"Sini. Wah kayaknya enak nih gue makan ya."

"Enak aja, itu buat Dilan lo kalo mau makan di meja, gue udah masak tadi."

"Baru tau gue kalo lo bisa masak."

"Yeee ngraguin kemampuan gue lo."

"Bukan ngraguin, cuma mastiin aja."

"Bodo am--"

"Kakak cantik...."

"Eh Dilan udah bangun, kamu kenapa kok bisa sakit sih boy?"

"Dilan kangen Kakak." Jawab Dilan manja.

"Manja banget kamu sama dia Lan, perasaan abangnya siapa, yang dikangenin siapa."

"Nggak guna ngangenin abang, orang ketemu tiap hari, bosenin juga lagian muka abang. Nggak kaya kak Via, dia itu mukanya ngangenin."

"Kamu kecil-kecil udah gombal aja, siapa sih yang ngajarin." Sewot Candra sambil mendengus kesal.

"Kan abang yang ngajarin Dilan, masa abang lupa."

Oh ya ampun sekarang bisa kalian bayangkan betapa malunya seorang Candra, dengan wajah merah padamnya dia ingin sekali lenyap saat itu juga.

"Udah-udah kalian mau berantem sampai kapan? Dilan makan dulu ya, mumpung buburnya masih anget."

"Kenapa kalo Dilan sakit Dilan harus makan bubur? Bubur itu nggak enak, Dilan nggak doyan. Kalo momy suapin aja Dilan biasanya langsung mual."

"Itu kan biasanya, kalo yang ini buatan kak Via jadi beda, lagian kamu emang nggak kasian kak Via udah capek-capek buatin itu terus malah nggak dimakan?"

"Tapi kak, nanti kalo Dilan muntah gimana?"

"Kamu cobain dulu, kalo suka ya abisin, kalo nggak suka bilang biar kak Via buatin makanan yang lain, setuju?"

"Oke Dilan setuju."

"Yaudah sekarang buka mulutnya aaaaaaa...." Kata Via sambil menyuapi Dilan.

Sementara Candra sudah menghilang dari tadi, entahlah dia pergi kemana. Setelah suapan pertama masuk, mata Dilan berbinar merasakan hal yang berbeda pada masakan Via.

"Kakak buat buburnya pake apa sih kak, kok enak banget. Ini sih Dilan nggak bakal buang buburnya yang ada malah nambah kali hehehe."

"Kamu mau tau kakak buatnya pake apa?"

"Iya kak mau."

"Kakak itu buatnya pake cinta, makanya buburnya enak, kata momy nya kakak, kalo kita mau ngerjain sesuatu itu harus diawali dengan niat dan harus dari hati supaya apapun yang kita lakukan akan memuaskan dan berkah, paham?" Terang Via sambil menyuapkan suapan terakhirnya kepada Dilan.

"Iya kak paham. Kak boleh Dilan ngomong sama kakak?"

"Lah ini kita kan lagi ngomong."

"Hehehe maksudnya Dilan mau ganti topik."

"Owh... boleh kok kenapa?"

Cieeeee yang nungguin....
Geer banget deh authornya,hehehe😁
Gimana sampai disini pada kepo nggak sih kelanjutannya?
Ayo votment nya guys, biar aku semangat nulisnya.....
Kalo ada typo tolong beri tau ya guys biar aku benerin lagi.

VIANDRA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang