One

1.7K 93 9
                                    

Sang surya telah menampakannya cahayanya menembus jendela kamar gadis yang sedang tidur itu. Jam sudah menunjukan pukul 06.00 WIB tetapi gadis itu masih setia di alam mimpinya.

"Non Via, bangun non udah siang, nanti terlambat loh non." Panggil bi Siti. Ya, gadis yang belum bangun itu adalah Via.

"Iya bi bentar, Via siap-siap dulu."

"Kalo udah selesai langsung ke bawah aja non, udah bibi bikinin sarapan."

"Iya bi."

Setelah selesai makan,Via berangkat menuju sekolahnya menggunakan mobil sportnya dengan ugal-ugalan. Sesampainya di sekolah, pintu gerbang sudah ditutup atau bisa disebut telat.

"Sial, hari ini kan yang jaga nenek lampir itu!" Kata Via sambil memikirkan bagaimana caranya dia dan mobilnya masuk tanpa diketahui oleh guru killer itu.

Tiba-tiba sebuah mobil datang dan berhenti tepat di sebelah mobil Via. Mobil itu tampak tidak asing baginya karena memang itu mobil milik Siska. Di dalamnya terdapat tiga sahabatnya itu.

"Heh Vi, lo ngapain disini?" Kata Siska yang berada di jok penumpang depan dan paling dekat dengan Via.

"Lagi ngantri sembako!!!"

"Oh, mana yang lagi bagi-bagi sembako?"

"Ih, Sis lo itu gimana sih, gue di sini ya jelas gue mau sekolah, masa iya di depan sekolah ngantri sembako!!"

"Ya kali aja, hehehe. Terus ngapain masih disini, ayo masuk!" Kata Siska yang lagi-lagi membuat Via naik pitam.

"Kalo ini dibuka, jelas gue udah masuk! Yang jadi masalah, ini gerbang ditutup dan hari ini yang jaga nenek lampir itu, gimana mau masuk coba, yang ada kalo kita masuk, itu bakal diceramahi sampai jam ke tiga, terus suruh hormat sampai jam ke lima, terus bersihin wc sampai bener-bener bersih!! Apa lo mau?" Kata Via dengan sabar menghadapi sahabatnya yang satu ini.

"Ya nggak mau lah."

"Dari pada lo ribut mulu, mending kita bolos aja gimana?" Kata Jennie.

"Lah bener tuh kata si Jennie. Tumben otak lo encer Jen." Kini yang bicara adalah Jesika.

"Yaelah kayak ngga tau gue aja lo curut!"

"Ya udah cepetan mumpung nenek lampir itu belum datang." Kata Via.

"Ya udah lets go guys!!" Kata Jesika agak teriak. Sahabatnya itu hanya geleng-geleng melihat Jesika.

Sesampainya di sebuah cafe - tempat nongkrong mereka saat bolos ataupun emang sengaja nongkrong biasa - mereka langsung memesan makanan dan minuman masing-masing.

"Eh guys gue ditantang buat balap motor nanti malam gimana nih pada mau ikut apa ngga?" Kata Via.

"Emang siapa yang nantang The King?" Kata Jesika.

"Ngga tau pasti, tapi yang gue tau dia itu laki-laki. Ya mungkin seumuran kita atau kakak kelas." Tebak Via yang sambil membayangkan.

"Mau sepantaran kek, mau kakak kelas kek, tapi emang dia sanggup lawan lo?" Kata Siska dan di sambut tawa oleh yang lainnya.

"Eh Jen lo ikut nggak?"

"Ikut lah Vi masa iya gue nggak ikut. Seorang Jennie nggak ikut balapan? Bukan Jennie namanya dong, hehehe."

"Ya udah nanti malam kumpul di sirkuit. Ingat jangan pernah tunjukin identitas kita." Kata Via dan yang lainnya hanya menatapnya dengan tatapan bingung.

"Loh kenapa Vi? Kok ngga boleh dikasih tau?" Kata Siska dan dibalas anggukan oleh yang lain kecuali Via tentunya.

"Soalnya, lawan kita kali ini anak baru, dan dia nggak mau nunjukin identitasnya pula, entah apa masalahnya. Tapi jika dia belum mau mengenalkannya pada kita, maka kita juga nggak boleh ngasih tau identitas kita." Jelas Via yang dibalas anggukan oleh sahabatnya, entah karena mengerti maupun hanya olahraga leher saja.

VIANDRA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang