Ch. 24 - Another Meeting

597 83 0
                                    

Happy New Year 2021!!!! 🥳🥳🥳

🍃🍃🍃

"Apa kau yakin kita harus menunggu?"

Aku mengangguk. "Aku masih belum bisa melakukan semuanya sendiri jika aku belum bertemu orang yang reinkarnasi bersamaku itu"

Saat Dylan bilang boleh bertanya atau tidak, ku pikir dia cuman mau 'bertanya'. Nyata nya, dia malah mengajak ku ke rumah kaca dan disana sudah ada kak San Ha dan Dyego yang kelihatan jelas sedang menunggu kami. Jujur aku tidak ingat kapan terakhir kali aku berkumpul dengan mereka disini. Apalagi saat kami harus membicarakan mengenai reinkarnasi ku. Rasanya menyebalkan seakan tidak ada hal lain yang bisa dibicarakan selain ini. Aku menghargai perhatian dan semua bantuan mereka, tetapi kurasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk membahas masalah itu sekarang.

"Bukannya aku tak mau membahas ini," kataku. "Tapi jika kita sering bertemu diam-diam begini, akademi bisa curiga pada kita. Aku bahkan sudah diinterogasi"

"Eh? Yang benar?" Kak San Ha kaget. Aku memang tidak bilang toh baru diinterogasi pagi tadi.

Aku mengangguk dan kak San Ha bertanya apa saja yang ditanyakan. Aku menyebutkan semua yang kukatakan secar ringkas. Yang jelas aku tidak menyebut nama mereka bertiga waktu itu.

"Apa ingatan mu tidak punya petunjuk mengenai orang yang kau cari?"

"Sayangnya ingatan ku gak sepenuhnya cukup untuk jadi petunjuk" jawabku. "Aku ingat dia adalah seseorang yang selalu ada di sisiku. Dia yang selalu mendukung apapun yang ku lakukan. Aku tahu dan bisa merasakan nya. Meski nama dan penampilan selalu berbeda tapi aku tahu dia orangnya"

"Theo?"

"Hah?"

Refleks kami bertiga menoleh kearah Dyego. Dyego malah menatap balik dengan bingung. "Aku kan cuma menebak. Salah, ya?"

Sekarang Dylan dan kak San Ha melihat padaku. Mereka menunggu respon ku.

Aku menggeleng dan menjawab, "Bagiku, Theo lebih mirip Alva ketimbang orang itu. Tapi jelas Alva lebih baik"

"Siapa Alva?" Tanya kak San Ha tidak paham.

"Ya Alvazetta. Siapa lagi?"

"....."

Mereka semua diam. Ekspresi mereka jelas kelihatan heran. Tapi apa yang aneh dengan ucapanku?

"Oi, sadarlah. Kau hidup di zaman apa"

"Hah?"

Awalnya aku tidak paham maksud Dylan. Tapi begitu ku perhatikan lagi raur wajah mereka bertiga, aku baru menyadarinya.

"Aku kelepasan. Maaf"

"Kenapa kau bisa bilang Theo mirip Alvazetta?"

"Apa yang terjadi di 2000 tahun yang lalu? Aku masih gak paham meski sudah baca sejarahnya dari beberapa sumber" kak San Ha mengeluh.

"Bagian mana yang tidak kakak paham?"

"Kenapa putri Kimberly harus lari dari istana, kenapa dia bisa melarikan diri semudah itu, apa yang membuat persahabatan mereka rusak, dann..."

"Astaga, itu semua kan ada dalam sejarah!" Dyego mengkritik. "Mungkin kau terlalu bodoh untuk paham, ya?"

"Hei,jaga mulutmu!"kak San Ha mencubit lengan Dyego.

Aku juga baru menyadari nya. Di sejarah tidak tertulis kenapa dia melarikan diri, tapi sudah jelas dulu 'aku' lari karena aku tidak senang di kerajaan ku sendiri. Tapi aku tidak ingat bagaimana caraku lari dari istana. Ada tiga-empat penjaga yang menjaga setiap pintu di kastil dan tujuh orang yang menjaga gerbang utama. Jalan apa yang ku lewati dulu hingga aku bisa lolos dari sana? Aku ingat aku dikejar rusa hutan sampai aku tidak bisa bergerak dan berjumpa dengan Theo - maksudku Alvazetta. Tapi itu sudah ketiga kalinya aku dikejar. Aku menghitungnya karena aku sangat takut dengan binatang liar (bahkan sampai sekarang, kecuali dengan Grim. Waktu SD aku pernah dikejar monyet tetangga dan aku sangat ketakutan, oh aku tak mau membahasnya lagi). Aku merasa aku bersama seseorang saat itu tapi siapa?

Kimberly AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang