Ch. 29 - Harus Bagaimana?

564 76 1
                                    

Aku menuruni tangga dan memeriksa lorong lantai enam. Aku memasuki setiap kantor mencari guru. Semua kantor dan toilet di lantai enam kosong. Aku kembali menuruni tangga untuk ke lantai lima dan empat kemudian memeriksa seisi lantai. Semuanya juga sama. Ketika aku menuruni lantai empat, aku bertemu dengan tiga orang warga sekolah. Dua adalah penjaga perpus dan satu lagi kakak kelas tiga peri air memakai kacamata bulat.

"Kak Shreya? Ngapain disini?".

"Oh, Kau! Kebetulan sekali!". Kak Shreya menarik tanganku dan membawa ku. Kami berlari dengan dua penjaga perpus mengikuti kami dibelakang. Aku bertanya-tanya kemana kak Shreya akan membawa ku tapi kak Shreya tidak mengatakan apapun.

DEG!

Apa itu!?

Aku menoleh kebelakang, tapi tidak ada yang aneh. Dua penjaga perpus tetap mengikuti kami dibelakang tapi aku merasakan aura yang berbeda yang bukan berasal dari mereka.

Apa yang baru kurasakan tadi?

Kak Shreya membawa ku kembali ke atap. Kami berempat sudah tiba di atap, lalu apa?

"Emm.. kak Shreya, kenapa kita kesini?...".

Matilah!

Apa!?

Kak Shreya menyerang ku dengan sihir api. Spontan aku langsung menghindar dari serangan nya. Seragam biru muda nya menyala terang dan membuat ku heran. Kak Shreya kan peri air, kenapa malah menggunakan elemen api?

Apa kau masih tidak ingat aku?

Ada suara muncul di kepalaku. Rasanya aku pernah mendengar suara ini. Aku pernah mengalami hal ini tapi... kapan? Dan dimana?

Aku terlalu banyak berpikir sampai tidak sadar ada dua serangan sihir hitam dari kanan dan kiri. Barier anginku langsung aktif karena alam bawah sadarku. Terima kasih pada reinkarnasi ku sebelumnya. Mereka menolong ku.

Masih tidak ingat?

"Siapa sih yang berbicara!?".

Aku melihat kesekeliling. Hanya ada aku, kak Shreya dan dua penjaga perpus. Tiba-tiba mereka menyerangku dengan bola api dan sihir hitam, aku tidak sempat menghindar kecuali mengaktifkan barier anginku. Pemandangan disekitar nampak kabur sesaat kemudian kembali normal. Didepanku sudah bukan kak Shreya yang lugu dan berkacamata, melainkan wanita berambut biru tua dengan mata oranye yang sangat nyentrik. Dia masih berseragam akademi tapi wajahnya seperti sudah usia 20an. Senyum liciknya membuat ku merinding tapi juga menyadarkan ku pada dua hal.

Shreya adalah penyusup yang menyamar dan orang yang sama dengan yang menyerang ku di bumi waktu itu.

Kita bertemu lagi! Kau tidak merindukanku?

Fake Shreya berbicara dengan ku lewat pikiran. Dia memaksa masuk kedalam pikiranku dan membuat ku sakit kepala. Aku tidak punya waktu untuk berurusan dengan mereka semua. Aku harus menemui guru untuk meminta bantuan.

Jangan buru-buru. Fake Shreya membaca dan mengomentari isi pikiran ku. Mereka sedang sibuk menyelesaikan pemeriksaan di hari terakhir penyelidikan. Dan jangan sebut aku Fake.

Jadi kalo bukan Fake, aku harus menyebut dia apa?

"Shreya, apa ini semua rencana mu? Kekacauan Daette, kebobolan portal...".

"Ya, aku hanya memanfaatkan kekacauan diatas kekacauan yang kau buat di kelas alkemia. Itu saja". Shreya memotong kalimat ku yang belum selesai dan dilanjutkan dengan serangan tali api kearahku. Aku sontak menghindar tapi kotak kayu yang terbuang di atap jadi mulai terbakar. Aku menyerang tiga pengkhianat didepan ku dengan gelombang angin tapi mereka tidak bergeming sama sekali malahan Shreya membelokkan sihir angin ku dengan sihir hitam dan membuat api diatap semakin membesar.

Kimberly AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang