Ch. 27 - Attack

559 77 0
                                    

Maaf kalau selama publish ada kesalahan penulisan atau mungkin ada bagian yang gak nyambung. Author juga masih belajar 🤧🤧

Happy Reading!!!

🍃🍃🍃

Author's pov

"Apa maksudnya tidak ada guru yang keluar?!" Dan meneriaki ketua yang masih dalam pengobatan Echa dan Martha.

"Kalian gak heran kenapa penyusup itu masuk dari mana?" Tanya balik ketua pada Dan "Jika kau pergi ke depan gedung putih, kau akan tahu siapa pengkhianat busuk yang ada di sekolah kita. Mereka membuat ilusi disekeliling gedung putih agar guru dan karyawan yang ada didalam ruang rapat dan sedang sibuk itu tidak ada yang keluar untuk menolong kita.".

"Apa yang diinginkan para penyusup itu?" Tanya San-Ha tapi ketua tidak punya jawaban soal itu. "Karena ketua organisasi siswa sedang berperang, aku selaku ketua asrama ingin meminta bantuan kalian semua. Siswa kelas tiga, ku mohon untuk ikut bantu menyerang penyusup dan membantu siswa kelas empat dan lima-".

"Siswa kelas tiga gak boleh ikut perang! Itu aturannya!!" Celetuk siswa kelas tiga membantah ucapan ketua.

"Kalo kalian takut lebih baik mati saja!" Teriakan ketua menggema seisi kantin. Semuanya jadi senyap karena ucapannya. "Abaikan aturan! Sekolah sedang terancam! Jika bukan kita yang melindungi nya, siapa lagi! Siswa kelas tiga dan empat juga peri biasa! Mereka pasti akan kewalahan lama-kelamaan!"

"...."

Senyap. Tidak ada yang membantah ucapan ketua. Semuanya dibuat bungkam oleh ucapan ketua.

"Ah, ini menyebalkan.". Dylan meregangkan tulang leher dan bertanya pada ketua, "Aku dan Dyego izin keluar, ya. Kami memang murid kelas satu tetapi kami punya pelafalan mantra yang bagus. Kami akan ikut membantu apa yang kami bisa.".

Dylan menarik tangan Dyego menyeret diri sendiri keluar kantin. Kak San-Ha juga mengikuti mereka meskipun dia siswa kelas dua.

"Siswa kelas satu tolong bantu mengobati peri yang terluka. Siswa kelas dua membawa peri yang terluka ke kantin dan jangan sampai ketahuan penyusup. Siswa kelas tiga ikut bertarung seperti yang ku bilang sebelumnya. Kalian boleh pakai teleportasi dan kekuatan hewan sihir kalian, tidak ada larangan! Tapi juga jangan memaksakan diri! Sekarang, bergerak!".

Beberapa siswa kelas tiga langsung menghilang dari kantin dengan teleportasi dan siswa kelas dua keluar kantin menolong yang terluka. Perwakilan siswa kelas satu diam-diam pergi ke ruang penyimpanan obat dikawal oleh beberapa siswa kelas tiga. Semuanya berusaha untuk saling bekerja sama ditengah situasi yang genting seperti sekarang.

"Sudah selesai.".

Martha dan Echa selesai memberikan pengobatan pada ketua. Yang lainnya membantu ketua membalut lukanya dengan perban. Echa dan Martha tidak bisa melakukan apapun selain berdiam diri didalam kantin.

"Dan keluar... apa dia baik-baik saja?". Echa mulai cemas. Martha yang mendengarnya mendengus kesal. Dia cemburu pada pacar kakaknya sendiri.

"Kalo kau cemas, kenapa gak kau susul saja dia?" Martha menyindir.

"Memangnya boleh?".

"Kenapa nggak? Asalkan penguasaan sihirmu bagus dan kau yakin dirimu bisa bertahan diluar sana, ya silahkan.". Martha terdengar memprovokasi Echa saat ini. Martha tidak menyadari dia sudah melakukan kesalahan yang sangat besar karena ucapannya.

"Mar, kau bicara dengan siapa?", Tanya Yuri heran melihat Martha berbicara sendiri. Martha baru sadar Echa sudah tidak ada disampingnya. Apa benar Echa nenyusul kakaknya keluar? Dasar Echa bodoh.

Kimberly AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang