Ch. 13 - Daete and Elis

678 87 0
                                    

Sudah hampir seminggu aku tidak berbicara dengan Theo. Meski kami bertemu saat kelas dan jam makan, tetap saja kami tak punya niat untuk berbaikan. Aku emang gak mau berbaikan karena dia berhutang penjelasan dengan kejadian di ruang penyimpanan tempo hari yang lalu. Aku bertanya kenapa dia dipanggil ‘tuan’ tapi dia selalu mengalihkan topik atau diam dan itu membuatku jengkel.

Belakangan ini juga aku sering menghabiskan waktu di perpus. Selain belajar, Aku diam-diam mencari informasi lebih mengenai peri penjaga atau portal dimensi atau mengenai keluarga Theo.

Jika Theo tidak ingin memberitahu ku, maka aku akan mencarinya sendiri.

"Ah! Ternyata memang ada portal dimensi di K' Academy!"

Dari arsip koran lama, aku menemukan adanya berita penemuan portal dimensi di akademi. Beritanya sekitar 15 tahun yang lalu. Waktu yang sama dengan yang bu Jyra katakan di ruang penyimpanan.

Aku juga menemukan berita lama lain tentang penyusup dari Death Shadow yang memakai portal sekolah untuk lari dari kejaran pihak akademi. Peri penjaga sekaligus guru di akademi ini kabarnya langsung dikeluarkan. Kejadiannya tak berlangsung lama sejak berita mengenai portal dipublikasikan.

"Aku merasa bu Jyra berhubungan dengan peri penjaga ini"

Hingga kini, penyusup itu masih menjadi buronan. Ada kabar bahwa dia tinggal menetap di bumi tapi ada juga yang bilang dia telah kembali ke Castadele melalui portal yang lain.

"Aku capek. Sepertinya aku butuh jalan-jalan"

Aku kembali merapikan buku yang ku baca dan berjalan keliling sekolah.

"Enaknya ke mana ya?"

Aku sering menghabiskan waktu di taman sekolah tapi aku bosan. Aku ingin mengganti suasana.

"Kim!"

Aku refleks menoleh dan melihat kak San Ha berlari kearahku.

"Aku mencari mu dari tadi" ucap kak San Ha terengah engah sehabis berlari. "Kamu mungkin gak tahu, tapi hari ini kita berdua ada tugas piket di rumah kaca"

Sekarang aku ingat. Sebelum aku koma, kak San Ha bilang anggota klub akan dapat jadwal piketnya masing -masing. Mungkin jadwalnya dibagikan saat aku masih koma jadi aku tidak tahu.

Aku dan kak San Ha pergi ke rumah kaca untuk menyelesaikan piket kami. Tugasnya hanyalah menyirami tanaman saat sore hari. Ada empat rumah kaca yang harus kami selesaikan.

"Selama kamu nggak ada, aku piket sendiri, lhoo" kak San Ha bercerita sambil menyiram bunga. "Aku kesepian banget"

"Tapi kayaknya kakak nggak kerepotan piket sendiri deh"

Berbeda denganku yang harus memakai alat penyiram untuk menyirami tanaman, kak San Ha hanya perlu mengalirkan air dari telapak tangannya sebab dia adalah seorang peri air.

Satu jam berlalu...

"Aahhhh capek juga"

Aku duduk di bangku yang ada didalam rumah kaca dan kak San Ha duduk disampingku. Dia terkekeh kecil.

"Baru sekali piket udah kelelahan. Terus bagaimana denganku?"

"Kakak mah peri air. Kerjaan gini pasti enteng"

"Waahh.... makasih pujiannya"

Kami berdua mengobrol santai tentang akademi yang sudah ku tinggalkan selama tiga bulan.

Ternyata, kak San Ha mengetahui kecelakaanku karena dialah orang yang dimintai tolong bu Jyra untuk membuat ramuan penetral sihir dari tanaman yang ada di rumah kaca untukku.

Kimberly AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang