Ch. 16 - You and Us

669 93 1
                                    

Happy Reading!!!

🍃🍃🍃

Aku terus menggesek kedua telapak tangan didepan wajahku dan terus memohon pada Dylan dan Dyego yang berdiri didepanku. Aku bahkan sampai bertingkah kekanakan dan bersuara manja.

"Pliss... kalian orang baik, dan aku cuma mau membantu hal yang baik..."

"Ti-dak!" Bentak Dyego tegas. "Siapapun pasti tidak mau untuk terlibat dalam masalah"

"Apa kalian benar-benar nggak mau membantu ku?"

Dyego membuang muka nya dari ku. Dylan hanya menyeringai dan menolak ku dengan halus, "Aku gak mungkin membantu ku kalau keluarga ku sendiri gak setuju. Maaf"

"Ya sudah, aku pergi sendiri"

Aku berbalik dan meninggalkan mereka, tapi Dylan masih menahanku dengan pertanyaan nya, "Kenapa kau ingin sekali melakukannya? Apa kau pikir kau bisa menolong Daete?"

Kata-kata Dylan mengandung maksud menyindir kepayahan ku walaupun aku tahu dia tidak berniat begitu. Aku hanya merasa, aku butuh melakukannya. Aku tidak bisa membiarkan Daete begitu saja.

"Aku penasaran bagaimana bisa Daete mengatakan aku mirip dengan seseorang bernama Elis itu. Aku ingin mencari tahu apa dia tahu sesuatu atau tidak, atau mungkin Daete hanya salah mengenali ku saja"

Aku hendak melangkah pergi tapi lagi-lagi tanganku tertahan dan saat aku berbalik, Dyego menggenggam tanganku. Wajar aku kaget karena dia terlihat lebih antusias padahal sebelumnya dia acuh tak acuh padaku.

"Maksudmu, soal reinkarnasi mu?" Tanya Dyego.

"Aku sudah bilang, aku gak percaya dengan teori begituan. Lagian, kalian hidup di jaman apa sih?" Ucapku. "Aku cuma mau memastikan aja"

"Kami ikut!"

🍃🍃🍃

Dengan alasan ingin menguak misteri reinkarnasi ku, Dyego dan Dylan memenuhi permintaan ku untuk menyusup ke kandang Daete. Itu adalah sabtu siang, jadi kami bisa langsung pergi setelah kelas pagi selesai. Aku masuk ke kandang Daete sendiri sedangkan mereka akan menjaga dari luar.

"Waktu mu sepuluh menit, Kim" ucap Dylan.

"Seriusan deh, cewek ini ada aja kerjaan nya yang aneh-aneh" walaupun Dyego memutuskan untuk ikut, tetap saja dia masih mengeluh dengan sikapku.

"Hahaha... maaf deh udah buat kalian repot" ucapku.

"Nanti aja basa basinya. Hush hush masuk sana cepetan" Dyego mengusirku masuk.

Aku masuk ke kandang dan ku lihat Daete sedang berjalan memutari seisi kandang, terlihat gelisah. Saat ia melihatku, ia menggeram waspada.

"Hei, ini aku, Kim" aku menggeleng dan mengulang perkenalan nya.

"Bukan, aku Elis. Iya, ini aku Elis"

Dan dalam sekejap kami ada di dimensi ungu-hijau. Ya begitulah aku menyebutnya agar lebih mudah.

Kau kembali!

Suara Daete muncul di kepalaku. Lama lama aku terbiasa dengan suara di kepala.

"Ya, aku datang dan ingin memeriksa keadaanku"

Aku mengelus kepalanya. "Apa boleh aku memeluk mu, Grim?"

Daete mengangguk. Aku memeluk nya sebentar dan bulunya sangat lembut dan halus.

"Apa kau masih merasakan pengaruh sihir hitamnya?" Tanyaku.

Entahlah, Elis. Aku merasa ada sedikit yang beda dalam tubuhku.

Kimberly AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang