Ch. 23 - Pressure

618 83 0
                                    

Note: Kim itu Kimberly dari 2000 tahun yang lalu yaa 😊😊 Author bedakan jadi Readers gak bingung😊

Happy Reading, Readers!!!

🍃🍃🍃

Setelah mengganti seragam di kamar, aku kembali keluar untuk belajar. Tempat tujuan ku adalah taman belakang sekolah. Aku duduk di bangku taman dan membaca buku sejarah perkembangan hewan sihir.

Ternyata, hewan sihir itu merupakan  evolusi dari hewan biasa kemudian memiliki sihir. Ada lima jenis hewan sihir purba namun hanya empat yang masih ada hingga sekarang karena satu hewan sihir penjaga keluarga Wonderrose telah tewas bersamaan dengan kecelakaan seluruh anggota keluarga Wonderrose dalam kecelakaan dua puluh lima tahun yang lalu. Nama jenis hewan sihir itu adalah Rex. Rupanya seperti musang namun ekornya seperti kalajengking dan memiliki bisa yang sama mematikan nya dengan kalajengking asli. Jika terkena sengatan nya maka yang bisa menghilangkan racun itu hanya lah anggota keluarga Wonderrose dan Primme yang masih sedikit memiliki hubungan kekerabatan dengan Wonderrose secara hubungan sihir, bukan hubungan darah.

“Serem amat nih hewan” pikir ku. Kok bisa ya ada hewan sihir berbahaya seperti Rex. Mana Rex ini jadi hewan sihir penjaga keluarga Wonderrose. Gak heran jika ada golongan peri yang ingin menyingkirkan Wonderrose. Mereka berbahaya.

“Bagaimana dengan empat hewan sihir lainnya?”

Hewan berikutnya berjenis Capnix. Saat ku lihat sketsa nya, aku terkejut. Sketsa hewan sihir ini mengingatkan ku pada nya.

“Apa Grim juga termasuk hewan sihir pertama?”

Aku membaca keterangannya lebih lanjut. Ciri-ciri Capnix yang dideskripsikan sangat mirip dengan Grim apalagi di buku ini dikatakan Capnix adalah hewan sihir musik pertama. Raungannya mengandung sihir dan bisa menyerang orang lain sesuai dengan yang diinginkan oleh pemilik hewan nya. Namun hewan ini dikatakan hanya muncul satu kali yaitu sekitar lima ratus tahun yang lalu dan hanya satu peri yang sanggup menjalin ikatan dengan Capnix karena sihir Capnix bisa membunuh seseorang.

Aku teringat dengan perempuan yang Grim sebutkan. Kalau tidak salah, namanya Elise. Grim sering salah memanggil aku sebagai Elise padahal jelas-jelas aku bukan Elise yang dia maksud.

“Berapa usia Grim?”

Aku merasa aku harus pergi ke kandang Grim sekarang dan bertanya. Tapi... apa hewan sihir ingat usia mereka, ya?

“Nona Patricia”

Seseorang menyapa ku yang sedang membaca. Orang yang memanggil nama belakang ku hanyalah para guru dan saat ku lihat ternyata Ms. Flo lah yang memanggilku.

“Kenapa kau belajar sendirian disini?” Ms. Flo bertanya sekadar basa-basi.

Aku menjawabnya sembari tersenyum. “Hanya mencari suasana baru, miss”

Ms. Flo tersenyum balik. “Apa tidak masalah jika kami mengganggu waktu belajarmu?”

“kami?”

🍃🍃🍃

Aku dibawa ke kantor Ms. Flo oleh Ms. Flo sendiri. Ini pertama kalinya aku masuk ke ruangan guru lain selain pak Gio dan Ms. Asha sebelumnya. Saat aku masuk, ternyata aku tidak berdua dengan Ms. Flo saja. Ada dua guru dari tingkat IV dan satu guru alkemia dari kelas Peony.

Aku duduk di kursi yang telah disediakan oleh mereka sedangkan mereka semua hanya berdiri di sekelilingku. Suasananya sangat tegang sampai aku menelan ludahku sendiri.

“Patricia, maukah kamu bercerita mengenai kecelakaan di kelas alkemia waktu itu?” Ms. Flo langsung bertanya ke intinya.

Aku menceritakan apa yang ku ingat dan ku dengar dari teman-teman sekitarku. Aku tidak bisa menjelaskan sesuai ingatan ku toh juga aku sedikit lupa.

Kimberly AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang