Happy Reading!!!!
📖📖📖
🍃🍃🍃Saat ini kami sedang belajar bahasa dengan guru muda kami, Pak Gio. Tapi aku tidak bisa mengatakan bahwa kami sepenuhnya sedang belajar. Kenyataannya, sebagian besar siswi di kelasku terpesona oleh ketampanan beliau dan penjelasan materi dari beliau yang 'keren'. Sebagai seorang guru muda, penampilannya terlihat seperti mahasiswa, tak heran siswi SMP disini tergila-gila olehnya. Bagaimana dengan ku? Bagiku sih oppa idol ku jauh lebih tampan darinya, jadi aku tidak tertarik sama sekali. Lagipula Pak Gio juga tidak berbeda dengan guru lainnya hanya saja ia lebih muda.
Pak Gio itu tampan, rapi, dan ramah. Dia juga tidak pelit nilai tapi tetap tegas saat pembelajaran. Bahkan Yuri teman semejaku menganggap Pak Gio adalah the perfect teacher. Aku sih paham cara berpikir Yuri. Semua novel romansa yang ia baca membuatnya seperti hidup didalamnya, begitulah kira-kira.
Kringgg!!!
"Nah, waktu belajar kita sudah habis, nak" ucap Pak Gio ramah dengan senyumnya yang bikin meleleh semua orang, kecuali aku.Terdengar suara kekecewaan dari siswi di kelasku. Yuri juga bersorak kecewa dan mereka meminta Pak Gio untuk mengajar lebih lama lagi. Sedangkan aku dan siswa cowok yang lain cuma bisa menggeleng pasrah. Mereka semua seperti terkena rayuan cinta Pak Gio, pikir ku.
"Saya tak mungkin mengambil waktu guru lain, nak. Lagipula ini sudah istirahat"
Haduuhhh.... Kenapa Pak Gio masih melayani mereka, sih? Aku mau ke kantin, Aku haus. Aku cuma bisa menopang dagu di meja menunggu Pak Gio berhenti memanjakan mereka. Aku bahkan malas melihat kedepan. Aku iri pada kelas lain yang sudah berjalan ramai ke kantin yang ku lihat melalui jendela. Aku juga ingin kesana.
"Oh ya. Untuk Kim tolong ikut ke ruangan saya"
"Adeuh!" tanganku tergelincir saat kudengar namaku disebut sampai wajahku mencium meja. Sakit.
Saat aku mengangkat kepala ku, aku melihat seluruh tatapan teman sekelas tertuju padaku. Ada yang terlihat kaget dan ada juga yang menatap ku sinis hingga membuatku menelan ludah akibat merinding. Sementara itu, Pak Gio yang memanggilku berdiri di ambang pintu kelas ku cuma tersenyum menyeringai melihat reaksi teman-temanku. "Ba, baik pak" jawab ku gagap ketakutan melihat tatapan seisi kelas.Aku berjalan menyusul Pak Gio dan mengekor tepat dibelakang beliau. Siswi lain yang kami lewati menjadi heboh saat pak Gio dan aku lewat. Langkah kami juga sempat terhenti oleh beberapa siswa yang memberikan hadiah pada Pak Gio. Dan Pak Gio selalu melayani mereka dengan senyuman dan mengucapkan terima kasih. Mereka yang memberi hadiah langsung meleleh mendapat senyuman dari Pak Gio.
Dan tidak sedikit juga desas desus yang ku dengar karena aku berjalan dibelakang guru terkenal yang satu ini. Aku bahkan mendengar nya sampai kami tiba didepan ruangan beliau.
"Masuklah" Pak Gio membukakan pintu dan membiarkan ku masuk duluan. Aku melangkah masuk ke ruangannya diikuti beliau yang masuk dan kembali menutup pintu.
Pak Gio mempersilahkan ku duduk tapi aku lebih memilih berdiri. Pak Gio duduk di kursi seberang meja, kursi tempat biasa ia duduk. Dia merapikan kertas diatas meja dan meletakkan hadiah hadiah tadi diatasnya. Dia tidak mengucapkan apapun selama beberapa saat dan aku pun tidak akan mengatakan apapun sampai beliau berbicara lebih dulu. Aku sedikit lebih mengenal Pak Gio daripada temanku yang lain.
"Hahaha.... Kim jangan tegang begitu. Kau berlebihan" Pak Gio tertawa lepas melihatku yang kaku. Hei, siapa yang tidak kaku saat dipanggil ke ruang guru. "Santai saja. Aku takkan memakan kau atau jantungmu. Aku masih makan makanan yang normal"
Dia meminta ku untuk santai. Bahkan dia menggunakan aku-kau bukan saya-anda atau saya-kamu. Baiklah, aku akan lebih santai tapi tetap saja aku harus sopan. "Maaf jika agak kasar, tapi karena kita cukup saling kenal bukan berarti kau bisa memanggil ku seperti ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimberly Academy
FantasyUPDATE based on life's schedule ^^ Latar belakang yang misteri membuat gadis itu harus bersekolah di sebuah 'akademi'. Katanya, dengan masuk ke 'akademi' itu, dia bisa membanggakan ibu angkatnya yang telah merawatnya selama ini. Akan tetapi, ternyat...