Ch.7 - Alkemia...

831 92 2
                                    

Hari ini adalah hari kamis sekaligus hari dimana aku dan anggota klub botani sihir mengadakan pertemuan pertama. Ada sekitar sepuluh anggota dan kak San-Ha, ketua klub botani kami.

Sekedar informasi, kak San Ha berasal dari bumi, lebih tepatnya korea selatan. Jadi jangan heran kalo dia punya paras secantik orang korea dan dia jadi siswi populer seantero sekolah.

Dari sepuluh anggota, wanitanya hanya aku dan Ginny, teman akrab kak San Ha. Selebihnya? Cowok yang ngefans sama kakak ketua. Meski mereka gak mau ngaku saat disindir tapi mereka tu gak bisa bohong.

"Sebagai anggota klub botani, kita hanya membantu tukang kebun sekolah dalam menjaga setiap rumah kaca yang ada di akademi. Ada delapan rumah kaca masing masing tanaman nya berbeda. Tugas harian kita adalah menyiram dan memeriksa kesehatan tanaman saat sabtu dan minggu karena tukang kebun sekolah tidak bekerja di hari itu. Mudah, kan?"

Semuanya menyahut ucapan kak San Ha (semua cowok lebih tepatnya). Kak Ginny yang berdiri disampingku terlihat memutar bola matanya merasa jijik. "Nyamuk nyamuk ini merusak mata" sepertinya kak Ginny menyindir para cowok tapi aku setuju.

"Kak, apa kita punya agenda atau acara tahunan dalam klub?"

"Ah! Aku ingat! Agenda yang akan mendatang adalah memperbaiki saluran air yang ada di rumah kaca 8" jelas kak San Ha. "Tanggal nya belum pasti yang jelas akan dilaksanakan di semester ini"

Aku hanya manggut manggut di bangku pertemuan. Toh aku mengikuti semua ini cuma buat formalitas.

"Kakak akan bagikan jadwal piket menyiramnya minggu depan plus waktu nya. Kalo ada yang mau ditanyakan, tanyakan saja diluar klub boleh kok"

"Haaahhh... kakak ini membosankan" tak tahu kenapa tapi itulah yang kurasakan setelah pertemuan ini berakhir.

Meski membosankan, aku menyusul kak San Ha setelah bubar karena ada satu hal yang ingin ku tanyakan padanya.

"Kak San Ha"

Dia berbalik dan melihatku.

Aku langsung bertanya tanpa basa basi. "Kakak... orang korea asli?"

Dia terkejut, tapi kemudian dia terkekeh. "Ya, aku dari bumi dan asli dari korea selatan" jawabnya. "Selain Ginny, cuma kau yang perempuan di klub ini kan? Siapa namamu?"

"Kim"

"Ah, Kim itu..." ekspresi kak San Ha berbeda seketika. Dia terlihat takut. "Namamu unik, ya" dia bahkan langsung mengomentari namaku.

"Itu kebetulan. Ibuku seorang manusia tidak tahu apapun mengenai nama itu"

"Tapi tetap saja, orang disini memandang berbeda, kan?"

Kak San Ha ada benarnya. Ku pikir dia membosankan tapi sepertinya aku salah.

Kak San Ha menjulurkan tangannya padaku. "Ku harap kita bisa lebih dekat"

Aku tersenyum. Mengangguk. "Mohon bimbingannya, kak"

🍃🍃🍃

Besoknya, aku punya waktu senggang di sore hari dan ku gunakan untuk membaca beberapa buku alkemia yang ada di perpustakaan mengingat aku yang selalu tertinggal di mapel yang satu itu.

Lima menit,

Sepuluh menit,

Lima belas menit...

"Oke, aku nyerah"

Aku meletak malas buku yang ku baca diatas meja. Gak peduli mau baca buku apa dan berapa kali, semua isi buku alkemia gak bisa ku pahami. Banyak dari lambang dan huruf latin Castadele yang nggak ku mengerti, apalagi aku belum tahu semua nama tumbuhan dan cairan atau bahan lainnya dalam alkemia. Gak alkemia ataupun kimia, aku memang sulit menghapal semua nama senyawa senyawa aneh itu.

Kimberly AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang